Banjir Grobogan
Sukorejo Grobogan Selalu Banjir Saat Penghujan, Warga Minta Bantuan Ahmad Lutfi
Derita banjir seakan menjadi rutinitas tahunan yang tak kunjung usai bagi warga Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Derita banjir seakan menjadi rutinitas tahunan yang tak kunjung usai bagi warga Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan.
Setiap musim penghujan tiba, genangan air kembali datang, membawa kekhawatiran dan kerugian.
Banjir besar yang kembali merendam permukiman sejak Jumat (16/5/2025) bahkan memaksa ratusan warga untuk mengungsi ke berbagai titik.
Hingga Selasa (20/5/2025), tercatat 274 warga harus meninggalkan rumah mereka karena air tak kunjung surut dan telah mencapai kedalaman 1 hingga 2 meter.
Kepala Desa Sukorejo, Sriyono, mengungkapkan bahwa bencana banjir ini bukan yang pertama, dan selalu terulang setiap tahun.
Ia menyampaikan harapan besar agar pemerintah serius menanggapi persoalan banjir di desanya yang dikepung oleh dua sungai besar—Sungai Renggong dan Sungai Kliteh.
“Saya mohon kepada Bapak Bupati, Gubernur, dan Presiden Prabowo agar bisa membantu Desa Sukorejo. Setiap musim hujan, desa kami pasti kebanjiran,” ujar Sriyono kepada TribunJateng.com.
Menurut Sriyono, selain curah hujan tinggi, penyebab utama banjir adalah jebolnya tanggul dan kondisi saluran air yang dangkal serta tersumbat sampah, khususnya di Dusun Jati dan Kedokombo.
Ia mengusulkan pembangunan sifon dan gorong-gorong sebagai solusi permanen agar air bisa dialirkan langsung ke Sungai Renggong tanpa menggenangi permukiman dan lahan pertanian warga.
"Saya minta tolong kepada Bupati, Gubernur dan Presiden Prabowo untuk membuatkan sifon dan gorong-gorong ke arah Sungai Renggong", harap Sriyono.
"Desa Sukorejo ini dikelilingi Sungai Renggong dan Sungai Kliteh. Kontur tanahnya cekungan dan kalau banjir pasti lama surutnya karena desanya itu lebih rendah dari sungainya," imbuhnya.
Dua Kali Jebol Sejak 2025
Sriyono menambahkan, tahun 2025 ini sudah dua kali tanggul jebol, dan kejadian terbaru merupakan yang terparah.
Banyak petani gagal tanam, dan warga mengalami kerugian besar.
Terhitung luas sawah yang gagal tanam di Desa Sukorejo mencapai 35 hektare.
Banjir Dini Hari di Grobogan, Warga Gotong Royong Bopong Mbah Darni: Tiba-tiba Air Masuk |
![]() |
---|
Perjalanan Kereta di Grobogan Aman Meski Rel Terendam Banjir, KAI Pastikan Operasional Tak Terganggu |
![]() |
---|
Banjir Sukorejo Grobogan Surut Hari ke-9, Warga dan Relawan Kerja Bakti Bersihkan Lingkungan |
![]() |
---|
Guru dan Relawan Kerja Bakti Bersihkan SDN 1 Sukorejo Grobogan, Air Masih Setinggi Mata Kaki |
![]() |
---|
Alasan Tanggul Sungai Tuntang Masih Gunakan Tanah Bukan Beton, Meski Sering Jebol Perawatan Mudah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.