Pendidikan
Prodi Teknologi Pangan UPGRIS Lakukan Benchmarking Sistem Pangan di Eropa
UPGRIS mengikuti kegiatan benchmarking (study visit) sistem pangan berkelanjutan di Eropa.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Program Studi Teknologi Pangan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mengikuti kegiatan benchmarking (study visit) sistem pangan berkelanjutan di Eropa sebagai bagian dari program kolaboratif internasional FIND4S (Enhancing Higher Education Capacity for Sustainable Data-Driven Food System in Indonesia).
Kegiatan ini berlangsung di KU Leuven, Belgia, 12-24 Mei 2025.
FIND4S merupakan inisiatif yang didanai oleh program Erasmus+ dan bertujuan memperkuat kapasitas pendidikan tinggi di Indonesia melalui kerja sama internasional, peningkatan kurikulum dengan perspektif hijau, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan adopsi praktik-praktik terbaik dari universitas-universitas unggulan di Eropa.
Baca juga: UPGRIS Mantapkan Langkah Menuju Akreditasi Institusi Unggul di Momen Dies Natalis Ke-44
Konsorsium FIND4S ini terdiri dari 11 universitas, yakni sebanyak 7 dari Jawa Tengah, Indonesia, dan 4 dari Eropa.
UPGRIS mengirimkan dua delegasi dalam kegiatan benchmarking ini, yakni Fafa Nurdyansyah, S.TP., M.Sc., selaku Kepala Program Studi Teknologi Pangan, dan Dr. Rini Umiyati, M.Si., sebagai PIC FIND4S dari UPGRIS.
Selama kunjungan, delegasi UPGRIS dan universitas mitra dari Indonesia disambut oleh KU Leuven melalui serangkaian seminar, workshop, dan kunjungan lapangan.
Kegiatan ini membahas strategi penguatan riset, pengembangan kurikulum, transfer teknologi, serta manajemen inovasi berbasis kolaborasi.
Fafa Nurdyansyah menyampaikan bahwa kunjungan ini memberikan banyak wawasan baru dalam pengelolaan sistem pendukung mahasiswa yang inklusif dan berorientasi masa depan.
“Kunjungan ini menjadi momen penting, khususnya bagi Program Studi Teknologi Pangan, untuk melihat langsung bagaimana universitas ternama seperti KU Leuven mengelola sistem pendukung mahasiswa secara efektif. Banyak hal yang bisa kami adopsi dan sesuaikan dengan konteks perguruan tinggi di Indonesia,” ujarnya.
Diharapkan hasil dari benchmarking ini dapat diimplementasikan oleh masing-masing universitas anggota konsorsium, guna memperkuat layanan mahasiswa, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, serta meningkatkan daya saing lulusan di tingkat nasional dan global. (arl)
Baca juga: Kalahkan Undip di Final, PJKR UPGRIS Juarai NCFS Semarang 2025
Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 11, Kurikulum Merdeka: The Legend of N'daung Snake Hal19 20 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Geografi Kelas 12, Bab 1 Hal 60 Kurikulum Merdeka: Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Kelas 12 Pendidikan Agama Islam, Kurikulum Merdeka, Bab 7 Halaman 206 |
![]() |
---|
3 Tantangan yang Membuat Perguruan Tinggi Vokasi Lambat Berkembang, Akreditasi Unggul Rendah |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 10, Kurikulum Merdeka: Most Memorable Event, Halaman 45 46 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.