Berita Kesehatan
3 Rahasia Umur Panjang Manusia Tertua di Dunia, Kini Berusia 115 Tahun
Inilah sosok Ethel Caterham yang baru saja dinobatkan sebagai manusia tertua yang masih hidup di dunia
TRIBUNJATENG.COM –Inilah sosok Ethel Caterham yang baru saja dinobatkan sebagai manusia tertua yang masih hidup di dunia.
Perempuan asal Surrey, Inggris, tersebut kini telah berusia 115 tahun.
Lantas, apa rahasia di balik usia panjang Ethel?
Baca juga: Deretan Artis dengan Pendapatan Fantastis dari Unggahan Eksklusif Instagram, Capai Rp 725 Juta/Bulan
Dilansir Science Alert, meski tidak disarankan meniru secara langsung pola hidup para supercentenarian seperti Caterham, penelitian menunjukkan bahwa ada sejumlah kebiasaan yang konsisten ditemukan pada kelompok lansia yang hidup sehat dan panjang.
1. Aktif secara fisik setiap hari
Beragam studi menunjukkan bahwa aktivitas fisik berkaitan erat dengan umur panjang.
Bahkan, hanya dengan berjalan cepat selama 75 menit per minggu, seseorang bisa menambah harapan hidup sekitar dua tahun.
Namun yang sering terabaikan adalah bahaya dari gaya hidup pasif. Duduk terlalu lama tanpa bergerak meningkatkan risiko kematian dini, bahkan jika seseorang berolahraga secara teratur.
Oleh karena itu, penting untuk berdiri setiap 30 menit, berjalan menemui rekan kerja alih-alih mengirim pesan, serta berdiri saat naik transportasi umum.
2. Konsumsi makanan sehat, tanpa perlu ekstrem
Pola makan juga berpengaruh besar terhadap usia. Orang yang mencapai usia 70 tahun dalam kondisi sehat umumnya lebih banyak mengonsumsi buah, sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, serta lebih sedikit mengonsumsi daging olahan, makanan digoreng, atau makanan tinggi gula.
Tidak harus menjadi vegan, namun mengurangi daging merah dan lemak trans, serta mengatur pola makan dengan baik—termasuk puasa berkala—terbukti memberi dampak positif.
Penelitian awal menunjukkan bahwa diet puasa selama tiga minggu dapat mengubah metabolisme manusia ke arah yang lebih sehat, meskipun efek jangka panjangnya masih perlu diteliti lebih lanjut.
3. Tidur cukup dan teratur
Tidur malam yang teratur menjadi salah satu kunci kesehatan jangka panjang. Studi terhadap lebih dari 500.000 orang di Inggris menemukan bahwa pola tidur yang tidak teratur meningkatkan risiko kematian dini hingga 50 persen.
Pekerja shift, termasuk perawat yang bekerja bergilir selama bertahun-tahun, cenderung mengalami gangguan kesehatan dan meninggal lebih awal dibandingkan mereka yang memiliki jadwal tidur tetap.
Meski kebutuhan tidur setiap orang berbeda, anjuran umum adalah tidur antara 7 hingga 9 jam per malam secara konsisten.
4. Kelola stres dan jalin hubungan sosial
Stres kronis memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan, terutama jika dialami sejak usia dini.
Pengalaman seperti kehilangan orangtua, pengabaian, atau kekerasan dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh dan menurunkan kualitas kesehatan di usia lanjut.
Sebaliknya, individu lanjut usia yang memiliki ketahanan mental terhadap stres dan aktif secara sosial menunjukkan angka harapan hidup yang lebih tinggi.
Orang berusia di atas 65 tahun yang aktif secara sosial setiap hari memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk hidup lima tahun lebih lama dibandingkan mereka yang jarang bersosialisasi.
Peran genetika: penting, tapi bukan segalanya
Genetika memang memainkan peran dalam umur panjang, diperkirakan sekitar 20–40 persen.
Beberapa mutasi gen tertentu memang lebih umum ditemukan pada individu yang berumur panjang.
Namun, gen bukan satu-satunya penentu. Ethel Caterham, misalnya, memiliki saudari yang hidup hingga usia 104 tahun.
Namun, dua putrinya meninggal di usia 71 dan 83 tahun. Artinya, gaya hidup tetap memegang peran penting, bahkan jika seseorang mewarisi gen umur panjang. (Kompas.com)
Jangan Disepelekan, Posisi Tidur Berpengaruh pada Kesehatan Jantung dan Lambung, Ini Tipsnya |
![]() |
---|
Apa Itu Heatstroke dan Suspected Seizure? Hasil Otopsi Penyebab Athaya Nasution Meninggal |
![]() |
---|
Waspada Kemarau Basah! Ini Penyakit yang Mengintai dan Cara Mencegahnya |
![]() |
---|
Vena Wasir Center Kini Hadir di Semarang, Buka Cabang di RS Panti Wilasa dr. Cipto |
![]() |
---|
Waspada Kanker Serviks Sejak Dini, Keputihan Bisa Jadi Alarm Gejala Awal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.