Berita Jateng
Musim Kemarau tapi Jateng Masih Dilanda Hujan, Banjir Rob Dimana-mana, Ada Apa? Ini Kata BMKG
Bulan Mei ini Jawa Tengah seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Namun Fakta di lapangan sejumlah wilayah masih diguyur hujan
"Penutupan Pagar Panel Blok yang jebol akan dilakukan seiring surutnya air laut," tambahnya.
Tembok Jebol di POS 1 Pelabuhan Semarang Telah Ditutup
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang berhasil menutup kembali pagar panel blok pelabuhan yang sebelumnya roboh akibat cuaca ekstrem.
Langkah cepat ini dilakukan berkat kolaborasi antara Pelindo, Pemerintah Kota Semarang, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang.
General Manager Pelindo Cabang Tanjung Emas, Hardianto mengatakan, aksi tanggap darurat ini penting untuk mencegah meluasnya air pasang ke area vital pelabuhan dan sekitarnya.
"Penutupan pagar panel yang roboh telah kami lakukan secara cepat berkat kerja sama solid dengan Pemkot dan BPBD Semarang. Selanjutnya, kami akan melakukan peninggian lining beton untuk mencegah overtopping air pasang, serta injeksi tanah (soil injection) guna mengantisipasi rembesan dan pengikisan tanah (scouring)," ujarnya, Jumat (24/5/2025).
Hardianto menegaskan, keselamatan dan keandalan infrastruktur pelabuhan menjadi prioritas utama pihaknya.
Pelindo juga terus mendorong sinergi dengan berbagai pihak dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan cuaca ekstrem.
Selama proses penanganan berlangsung, lanjut dia, operasional pelabuhan tetap berjalan normal.
Super Moon

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Semarang mengimbau warga pesisir utara Jawa Tengah untuk tetap waspada terhadap potensi banjir rob susulan yang diperkirakan terjadi hingga akhir Mei 2025.
Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Maritim BMKG Kelas II Semarang, Ganis Erutjahjo, menjelaskan bahwa puncak pasang air laut bulan ini telah terjadi pada 20–21 Mei dengan ketinggian mencapai 205 sentimeter.
Namun, fase purnama perigee atau Super Moon dimana kondisi bulan dekat dengan bumi di akhir bulan Mei ini berpotensi kembali memicu naiknya muka air laut.
“Fenomena bulan perigi ini akan kembali terjadi pada tanggal 28 hingga 31 Mei, di mana bulan berada sangat dekat dengan bumi. Biasanya, itu menyebabkan peningkatan ketinggian pasang air laut,” ujar Ganis saat diwawancarai Tribunjateng, Jumat (23/5/2025).
Ia menambahkan, kenaikan air laut sebelumnya sudah cukup ekstrem. Data BMKG mencatat tinggi muka air laut normal berada di kisaran 130 cm.
Maka kenaikan hingga 205 cm tergolong signifikan dan berisiko besar bagi kawasan pesisir.
Selain faktor gravitasi bulan, angin laut dari arah tenggara yang bertiup dengan kecepatan antara 6 hingga 20 knot turut memengaruhi tinggi gelombang dan permukaan laut.
“Kalau angin mencapai 20 knot dan terjadi saat pasang, maka gelombang akan menambah ketinggian air laut di daratan,” katanya.
Wilayah-wilayah pesisir yang selama ini rawan rob seperti Sayung (Demak), Kota Semarang, Pekalongan, Batang, Kendal, dan Jepara diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
Sayung disebut sebagai kawasan terdampak paling parah dalam kejadian rob beberapa hari terakhir.
BMKG mengimbau masyarakat di kawasan pesisir untuk terus memantau perkembangan cuaca dan pasang surut laut melalui kanal informasi resmi BMKG.
“Kami rutin sampaikan peringatan dini lewat media sosial, media cetak, dan elektronik. Mohon warga tetap waspada dan utamakan keselamatan,” pungkas Ganis. (bud/rad)
Lepas Kontingen Pomnas XIX, Gubernur Ahmad Luthfi Tergetkan Jateng Juara Umum |
![]() |
---|
Ringankan Beban Warga, Ahmad Luthfi Serahkan Bantuan 6 Ton Beras kepada Kelompok Rentan |
![]() |
---|
Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Sudah Kirim Surat Pengunduran Dari Anggota DPRD Jateng |
![]() |
---|
Ratusan Warga Kelompok Rentan Kabupaten Semarang Terima Bantuan dari Pemerintah Provinsi Jateng |
![]() |
---|
UPDATE Pelajar SMA Magelang Diduga Dihajar Polisi karena Ikut Demo: Didatangi Polisi Minta Damai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.