Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Salatiga

2 Kecelakaan Terjadi Hanya Selang 2 Jam, Ini Cerita Pemotor Tentang Ngerinya Simpang 4 JLS Salatiga

Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga, terutama simpang empat Salib Putih kini menjadi momok pengendara

Penulis: Msi | Editor: muslimah
Istimewa
KECELAKAAN KARAMBOL - Suasana lokasi kejadian seusai kecelakaan karambol di JLS Salatiga, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Sabtu (31/5/2025) sekitar pukul 08.00 WIB. Truk tangki Fuso menabrak satu truk dan empat motor. 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga, terutama simpang empat Salib Putih kini menjadi momok pengendara.

Mereka takut dan ngeri saat melintas karena sejumlah alasan.

Jalan yang menghubungkan mobilitasnya dari rumahnya menuju ke Ungaran atau Kota Semarang itu kini lekat dengan bayang-bayang kecelakaan.

Bahkan pernah, dua kecelakaan terjadi hanya berselang kurang dari dua jam.

Hanes Mufti (28), warga Plumbon, Suruh, Kabupaten Semarang mengungkapkan kengeriannya setiap kali mengendarai motor JLS.

Baca juga: Cerita Pengendara Selalu Was-was Melintas di Tanjakan Kalipancur Semarang: Banyak Retakan

“Setiap hari saya lewat situ, tapi di sana itu agak menyeramkan karena kendaraan berat sering kecelakaan akibat rem blong. 

Saya takut kendaraan meluncur tak terkendali dan menabrak pengendara lain,” kata Hanes kepada Tribun Jateng, Selasa (3/6/2025).

Pernyataan Hanes mencerminkan keresahan sebagian pengguna jalan yang melewati jalur turunan tajam Simpang Salib Putih. 

Dengan medan curam, kabut tebal saat pagi dan malam, serta lalu lintas kendaraan berat, jalur ini seringkali menjadi momok.

“Lampu motor saya sudah terang, tapi tetap nggak bisa tembus kabut dan anginnya cukup kencang.

Harapan saya sih ada flyover atau underpass, supaya yang dari Kopeng tidak bersimpangan dengan kendaraan dari JLS,” imbuh dia.

Tiga Kecelakaan dalam Sepekan

BUS MASUK KEBUN: Kecelakaan bus pariwisata di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga, tepatnya di Simpang Empat Kumpulrejo, Sabtu (31/5/2025). Bus tersebut keluar jalur dan masuk ke area kebun setelah diduga mengalami rem blong. (DOK. POLRES SALATIGA)
BUS MASUK KEBUN: Kecelakaan bus pariwisata di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga, tepatnya di Simpang Empat Kumpulrejo, Sabtu (31/5/2025). Bus tersebut keluar jalur dan masuk ke area kebun setelah diduga mengalami rem blong. (DOK. POLRES SALATIGA) (TRIBUN JATENG/ISTIMEWA)

Kekhawatiran Hanes tersebut bukan tanpa dasar. 

Dalam sepekan terakhir, JLS Salatiga mencatat tiga kecelakaan lalu lintas, dua di antaranya terjadi hanya dalam selang kurang dari dua jam pada Sabtu (31/5/2025). 

Semua penyebab kecelakaan tersebut diduga rem blong seusai kendaraan menuruni turunan panjang.

Kecelakaan pertama terjadi pukul 08.00 WIB, saat truk tangki Fuso dari arah Solo menuju Semarang menabrak truk dan empat sepeda motor. 

Sekitar pukul 09.30 WIB, sebuah bus pariwisata dari Pasuruan kehilangan kendali dan memilih keluar jalur, masuk ke kebun untuk menghindari.

Sementara itu, pada Senin (2/6/2025) sore, kecelakaan kembali terjadi.

Sebuah truk dari arah Kopeng mengalami rem blong dan menabrak sepeda motor yang sedang parkir.

Polisi Akui Simpang Salib Putih Rawan Kecelakaan

KECELAKAAN KARAMBOL - Suasana lokasi kejadian seusai kecelakaan karambol di JLS Salatiga, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Sabtu (31/5/2025) sekitar pukul 08.00 WIB. Truk tangki Fuso menabrak satu truk dan empat motor.
KECELAKAAN KARAMBOL - Suasana lokasi kejadian seusai kecelakaan karambol di JLS Salatiga, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Sabtu (31/5/2025) sekitar pukul 08.00 WIB. Truk tangki Fuso menabrak satu truk dan empat motor. ((dok Polres Salatiga/istimewa))

Kasatlantas Polres Salatiga, AKP Darmin mengakui bahwa Simpang Salib Putih terbilang titik rawan kecelakaan, khususnya dari arah Kopeng yang memiliki turunan panjang lebih dari satu kilometer.

“Selama saya menjabat, sudah ada tiga kejadian besar, dua bus dan satu truk rem blong. 

Jalur ini memang berpotensi bahaya, terutama untuk pengemudi yang belum paham medan,” kata Darmin.

Dia menambahkan, rambu peringatan dari arah Tingkir sudah cukup banyak, namun dari arah Kopeng perlu perhatian lebih. 

Untuk itu, Satlantas akan memasang water barrier baru, lampu peringatan, dan papan MMT berisi imbauan.

“Kami tetap mempertahankan rekayasa lalu lintas tanpa lampu merah agar arus tetap mengalir. 

Kendaraan dari Kopeng tidak bisa langsung ke Salatiga, harus putar balik lewat JLS,” tegas dia.

Dishub: Masih Terkendala Lahan untuk Bangun U-Turn

Dari sisi perencanaan infrastruktur, Kepala Dinas Perhubungan Kota Salatiga, Sri Satuti mengatakan bahwa pemerintah sudah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Dishub Provinsi Jateng, dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN).

“Detail Engineering Design (DED) untuk dua titik putar balik sudah disusun oleh KNKT. 

Tapi implementasinya masih terkendala luas lahan,” jelas Satuti.

Dia menyebut, kendaraan dari arah Kopeng akan langsung diarahkan belok kiri dengan lebih landai.

Tempat putar balik disiapkan lebih besar agar aman bagi kendaraan besar.

“Kami tidak bisa memantau kelayakan teknis semua kendaraan karena sebagian berasal dari luar kota, seperti Jawa Timur. 

Tapi kami akan gencarkan sosialisasi uji KIR dan imbauan untuk sopir agar lebih sadar kondisi kendaraan dan medan,” pungkas dia. 

Jalan Tanjakan Kalipancur Kota Semarang Rusak Parah Pengendara Jalan Waswas Melintas

JALAN RETAK - Kondisi tanjakan Kalipancur, Jalan Raya Manyaran - Gunungpati retak, Minggu (13/4/2025). 
JALAN RETAK - Kondisi tanjakan Kalipancur, Jalan Raya Manyaran - Gunungpati retak, Minggu (13/4/2025).  (TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN)

Di Semarang, jalan tanjakan Kalipancur, salah satu jalur utama penghubung antara Gunung Pati dan Kota Semarang, rusak parah, Kamis (29/5/2025).

Pantauan di lapangan terlihat kerusakan jalan ini berupa retakan yang cukup lebar dan sedikit amblas di sisi kiri jalan.

Meskipun belum terjadi longsor, kondisi jalan ini sangat memprihatinkan dan membuat pengendara waswas.

Kerusakan jalan tanjakan Kalipancur ini diduga disebabkan oleh kurangnya pemadatan tanah dan material jalan.

Hal ini menyebabkan jalan menjadi tidak stabil dan rentan terhadap kerusakan. Retakan yang cukup lebar dan amblasnya sisi kiri jalan membuat pengendara harus berhati-hati saat melintas.

Kerusakan jalan tanjakan Kalipancur ini berdampak signifikan terhadap pengendara yang melintas.

Jalan ini merupakan jalur utama penghubung antara Gunung Pati dan Kota Semarang, sehingga banyak pengendara yang menggunakan jalan ini setiap hari. Kerusakan jalan ini membuat pengendara harus mengurangi kecepatan dan berhati-hati saat melintas.

Berdasarkan informasi di lapangan, kerusakan jalan tanjakan Kalipancur ini bukan pertama kali terjadi. Jalan ini sering mengalami kerusakan, terutama setelah musim hujan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perawatan dan pemeliharaan jalan.

Masyarakat meminta pemerintah untuk segera memperbaiki jalan tanjakan Kalipancur.

Mereka berharap pemerintah dapat melakukan perbaikan yang menyeluruh dan memastikan jalan ini aman untuk dilalui.

Sementara itu, pengendara diminta untuk berhati-hati saat melintas di jalan tanjakan Kalipancur.

Mereka harus mengurangi kecepatan dan memperhatikan kondisi jalan untuk menghindari kecelakaan.

Seorang pengendara jalan, Endra Sulistiawan mengaku was-was saat melintasi tanjakan kali pancur.

Ia yang sering melawati jalan tersebut berharal kerusakan jalan tanjakan Kalipancur harus segera diperbaiki untuk memastikan keselamatan pengendara.

"Pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk memperbaiki jalan ini dan mencegah kerusakan serupa terjadi di masa depan," katanya.

Menurutnya, perbaikan jalan tanjakan Kalipancur ini memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang matang.

Pemerintah harus memastikan bahwa perbaikan jalan ini dilakukan dengan menggunakan material yang berkualitas dan sesuai dengan standar keamanan.

Masyarakat mengharapkan perbaikan jalan tanjakan Kalipancur dapat dilakukan secepatnya. Mereka berharap pemerintah dapat memenuhi harapan mereka dan memastikan jalan ini aman untuk dilalui. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved