Hipnoterapi Bisa Kurangi Angka Kecelakaan? Pakar Hipnosis Pati Diundang Polda Jatim untuk Wujudkan
Siapa sangka, bahkan hipnotis juga bisa diterapkan dengan tujuan untuk mengurangi angka fatalitas kecelakaan lalu lintas di jalan raya
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Jika digunakan dengan benar, ilmu hipnosis atau hipnotis bisa memiliki manfaat yang fleksibel, bisa diterapkan di berbagai bidang.
Siapa sangka, bahkan hipnotis juga bisa diterapkan dengan tujuan untuk mengurangi angka fatalitas kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Hal itu disampaikan oleh pakar hipnosis asal Pati, Roni De Laserna.
Pendiri lembaga edukasi Delaserna Hypnollution ini mengatakan, ilmu hipnosis bisa dilakukan untuk memberikan pelatihan Emotional Spiritual Quotience (ESQ) kepada para pengemudi.
Baca juga: 5 Fakta Kecelakaan Maut di Tol Solo-Ngawi, Tewaskan Waluyo Jati Wakil Ketua DPRD Ngawi dan Mahasiswi
Metode pemberian hipnomotivasi dan hipnoterapi dalam hal berlalulintas bisa lebih efektif untuk menanamkan etika berlalulintas, sehingga ujung-ujungnya angka kecelakaan bisa ditekan.
Belum lama ini, dirinya mendapat undangan dari Polda Jawa Timur untuk memberikan materi ESQ kepada para pengemudi mobil ambulans.
Subdit Kamsel Ditlantas Polda Jatim sengaja mendatangkan Roni dalam kegiatan edukatif tersebut. Roni bertandem dengan anggota Polda Jatim, AKP Karwati, trainer hipnotis halus yang notabene merupakan “murid” Roni sendiri.
“Jadi, saya dan beberapa trainer Delaserna, termasuk Master Karwati, diminta menyampaikan materi ESQ kepada para driver ambulans. Lewat hipnoterapi, kami membuat para driver ambulans masuk dalam kesadaran diri yang tinggi, sehingga nantinya tercermin dalam perilaku mereka ketika mengemudi di jalan raya,” kata Roni pada TribunJateng.com, Sabtu (7/6/2025).
Adapun pelatihan ESQ tersebut digelar di Polresta Sidoarjo pada Rabu (28/5/2025) lalu.
Roni menjelaskan, secara prinsip, hipnoterapi adalah terapi yang menggunakan hipnosis untuk membantu individu mengakses pikiran bawah sadar mereka.
Dalam keadaan hipnosis, seseorang berada dalam kondisi relaksasi dan fokus tinggi, sehingga mereka lebih terbuka dengan saran-saran positif, termasuk dalam hal mengemudi.
“Misalnya, hipnoterapi bisa membangun pola pikir positif terhadap aturan lalu lintas. Melalui saran dalam kondisi hipnosis, pengemudi dapat mengembangkan penghargaan lebih terhadap aturan berlalulintas. Yang terpenting adalah kesadaran bahwa aturan berlalu lintas dibuat demi melindungi pengguna jalan, bukannya untuk merepotkan,” jelas Roni.
Dia juga menanamkan keyakinan pada diri para pengemudi bahwa profesi mereka juga adalah ibadah. Maka, setiap penumpang adalah amanah dan setiap perjalanan adalah kesempatan berbuat baik.
“Kesempatan berbuat baik tersebut bisa diwujudkan dengan tertib berkendara. Sebab, berkendara dengan tertib dan menghormati pengguna jalan lain adalah upaya menjaga keselamatan diri dan juga orang lain,” ungkap Roni.
Dia berharap, pelatihan ESQ untuk menumbuhkan kesadaran semacam ini bisa diterapkan ke para pengemudi berbagai moda transportasi, bukan hanya sopir ambulans. Sehingga, kehidupan berlalu lintas di Indonesia bisa lebih tertib, aman, dan nyaman untuk semuanya.
Keputusan Resmi FIFA, Erick Thohir Tetap Ketua Umum PSSI Hingga 2027 |
![]() |
---|
Tragedi Pilu di Purbalingga, Anak 19 Tahun Habisi Nyawa Ayah, Warga: Nyaris Ribut Tiap Hari |
![]() |
---|
Janji Bupati Semarang Tanggapi Jalan Rusak di Wringin Putih: Sudah Proses Lelang untuk Betonisasi |
![]() |
---|
Sebelum Viral Menu MBG Kacang Rebus, Siswa di Gununglurah Banyumas Pernah Dapat Salak Busuk |
![]() |
---|
Kasus Anak Bunuh Ayah Kandung di Purbalingga, Tetangga: Hampir Setiap Hari Dengar Keributan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.