Berita Viral
Siswi SMA Coba Akhiri Hidup Karena Biaya Pendidikan Tak Terjangkau, Sambil Bekerja Diupah Rp 20 Ribu
Biaya pendidikan yang tidak terjangkau membuat seorang siswi SMA mencoba untuk mengakhiri hidup.
Penulis: Val | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM - Biaya pendidikan yang tidak terjangkau membuat seorang siswi SMA mencoba untuk mengakhiri hidup.
Siswi berinisial MMH di Cirebon Jawa Barat itu bukan pasrah, sebelumnya ia telah bekerja untuk menutup kebutuhan pendidikannya.
Namun apa daya, penghasilannya ternyata tidak cukup.
Ia kemudian depresi dan mencoba meminum cairan pembersih lantai.
Baca juga: Ashraff Abu: Sekolah Swasta Gratis, Langkah Nyata Cegah Putus Sekolah
Baca juga: Sekolah Rakyat di Solo Beroperasi Juli 2025, Angkatan Pertama Ada 200 Siswa
Beruntung ada temannya yang mengetahui lalu membawanya ke rumah sakit, nyawa MMH bisa diselamatkan.
Kini terungkap, MMH ternyata seorang siswi yang tinggal sebatang kara.
Kedua orangtua sudah berpisah.
Sang ayah yang bekerja buruh tak bisa berbuat banyak.
Ia nekat menenggak cairan pembersih lantai masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Senin (9/6/2025).
Kondisi MMH sangat memprihatinkan, di mana ia mengalami depresi akibat ketidakmampuan finansial untuk melanjutkan pendidikan.
Ayah MMH berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dan kepedulian terhadap anaknya.
Ahmad Faozan, rekan ayah MMH yang juga merupakan kuasa hukum, mengungkapkan keprihatinannya.
"Saya tak kuasa melihat MMH yang dikenal sebagai anak berprestasi bernasib malang. Dia nekat melakukan hal yang sangat membahayakan keselamatan jiwanya," ungkap Faozan, dikutip dari Kompas.com.
Faozan menjelaskan bahwa MMH merasa putus asa dan tidak tahu lagi harus berbuat apa.
"Dia depresi karena keinginan untuk sekolah di Kota Cirebon, tidak dapat dia gapai. Masalahnya adalah ekonomi yang menghantui kehidupannya," jelasnya.
MMH telah bekerja sebagai penjaga warung buah di Pasar Kalitanjung, Kota Cirebon, dengan upah Rp20.000 per hari.
"Korban depresi karena kemiskinan, dia tidak bisa melanjutkan SMA-nya. Dia sudah berusaha menjadi pelayan dan penjaga toko buah, tetapi upahnya tidak mencukupi," tambah Faozan yang juga Ketua Asosiasi Advokat Indonesia Cirebon Raya.
Di tengah proses pemulihan di rumah sakit, MMH terus memikirkan pendaftaran SMA di sekolah yang ia tuju.
Meskipun waktu pendaftaran sudah dibuka, kondisi saat ini membuatnya merasa putus asa karena tidak ada biaya untuk mendaftar dan memenuhi kebutuhan lainnya.
Faozan menilai situasi ini sangat ironis.
MMH dikenal sebagai anak berprestasi yang pandai berpidato dalam Bahasa Inggris saat menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di salah satu Pondok Pesantren di Kota Cirebon.
MMH lulus pada 2024 dan sempat bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, sebelum terpaksa berhenti akibat masalah keuangan.
Ayah MMH, yang bekerja sebagai buruh, merasa tidak dapat berbuat banyak.
Ibu korban telah berpisah beberapa waktu lalu.
Sehingga MMH kini hidup sebatang kara dan harus bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Faozan berharap pemerintah dapat memberikan bantuan kepada MMH agar ia dapat melanjutkan pendidikan di sekolah menengah atas di Kota Cirebon.
"Saya sangat sedih melihat korban yang cerdas dan berprestasi terpaksa putus sekolah karena masalah biaya. Saya harap pemerintah memberikan solusi yang tepat agar MMH dapat kembali bersekolah," harapnya.
Sebelumnya, pada Jumat (6/6/2025) malam, MMH menenggak cairan pembersih lantai karena depresi akibat tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah.
Faozan mengetahui kabar mengejutkan ini pada hari Sabtu (7/6/2025) saat ayah MMH menghubunginya untuk meminta bantuan hukum.
"Saya kaget, dia (bapak korban) menelpon saya, bilang anak minum racun. Saya langsung ke rumah sakit," kata Faozan.
Dari keterangan ayah korban, Faozan menyebutkan aksi tersebut dilakukan MMH di warung buah tempatnya bekerja sekitar pukul 23.30 WIB.
Setelah menenggak cairan berbahaya tersebut, MMH langsung menghubungi temannya karena tak kuasa menahan sakit.
Setiba di lokasi, rekan-rekannya panik melihat MMH yang sudah tak sadarkan diri dan segera meminta bantuan warga untuk membawanya ke rumah sakit.
MMH langsung ditangani di UGD dan sempat dirawat di ruang ICU sebelum akhirnya kembali sadarkan diri dan menjalani perawatan di ruang rawat.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com
Ternyata Ini Alasan Dosen UIN Malang Guling-guling Saat Ribut dengan Tetangga: Ada Teori Psikologi |
![]() |
---|
Curhat Seorang Wanita Tarik Tunai di ATM Malang yang Keluar Uang Mainan Rp 50 Ribu |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih H Arlan, Diduga Copot Kepsek SMP Tegur Anaknya |
![]() |
---|
Video Bu Guru PNS dan 2 Murid Berdurasi 2 Menit 20 Detik Beredar Viral |
![]() |
---|
Video Tawuran Viral, Bocah SD Lempar Bom Molotov Hampir Bakar Rumah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.