Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Purbalingga

Tak Sekadar Bisnis: Koperasi Bulu Mata Purbalingga Rangkul Disabilitas dan Ciptakan Ekonomi Mandiri

Koperasi Puma Bangga pada dasarnya merupakan koperasi produsen yang beranggotakan para pengusaha bulu mata palsu.

Tribunjateng/Farah Anis Rahmawati
KOPERASI PUMA BANGGA — Karyawan Home Industri Bulu Mata Palsu Bina Karya Mandiri, saat sedang bekerja untuk membuat bulu mata palsu. Usaha ini merupakan milik Trisno salah satu anggota Koperasi Puma Bangga, yang berlokasi di Desa Wirasana, Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga, Senin (9/6/2025).  

TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA — Memiliki tujuan yang mulia untuk mensejahterakan anggota, bahkan masyarakat luas di Kabupaten Purbalingga melalui usaha bulu mata palsu, menjadi salah satu tujuan utama dari Koperasi Puma Bangga Purbalingga.

Koperasi Puma Bangga pada dasarnya merupakan koperasi produsen yang beranggotakan para pengusaha bulu mata palsu.

Mereka bersatu dalam visi dan misi yang sama, untuk mempertahankan eksistensi bulu mata palsu di Purbalingga, hingga memberikan manfaat yang luas tidak hanya untuk anggota, tapi juga untuk masyarakat luas. 

Baca juga: Kisah Gadis ABG Nyaris Ditelanjangi 5 Orang Karena Beri Review Jelek Produk Bulu Mata

Trisno, Wakil Ketua Koperasi Puma Bangga mengatakan, awalnya anggota koperasi hanya berjumlah 9 orang. Namun karena melihat potensi besar pengusaha bulu mata palsu di Purbalingga, ia dan ke delapan anggota lainnya pun membuka kesempatan pengusaha lain untuk menjadi anggota.

"Selain kita merekrut anggota sebagai syarat membentuk koperasi, kita juga lakukan seleksi bagi para anggota yang masuk. Kita benar-benar memilih mereka yang mau serius dan berkembang, khususnya di industri bulu mata palsu," katanya kepada Tribunjateng.com, Senin (9/6/2025).

Trisno mengatakan, saat ini Koperasi Puma Bangga beranggotakan 20 orang dan tersebar di berbagai kecamatan yang ada di Purbalingga

Dengan adanya koperasi ini, ia melanjutkan, para anggota bisa mendapatkan berbagai manfaat. Seperti pelatihan skill hingga mendapatkan bahan baku dengan harga yang lebih terjangkau. 

"Purbalingga itu kan sudah menjadi ikonya bulu mata di dunia. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan mempertahankan, apalagi sekarang persaingan di industri ini semakin ketat," katanya. 

Dengan berkoperasi, para anggota bisa mendapatkan manfaat ilmu untuk terus berinovasi, mulai dari produk, model hingga pemasaran. 

"Karena saat ini kita sedang menghadapi tantangan berupa persaingan dengan produk China dan Vietnam. Mereka itu menjual produk dengan harga murah tapi kualitas nya bagus. Kalau kita sebagai pengusaha tidak bisa membendung, bisa-bisa kita cuma jadi penonton saja, jadi saat ini kita terus berupaya untuk melakukan inovasi," jelasnya. 

Namun tentunya sebagai pengusaha, ia tidak bisa membendung persaingan yang ketat ini sendirian. Sehingga dibutuhkan beberapa pihak, khususnya pemerintah, untuk bisa membantu agar produk asal Purbalingga bisa lebih maju dan bersaing di pasaran. 

"Kami berharap agar kami bisa disuport, khsusunya dalam kebutuhan bahan baku dan permodalan," katanya. 

Trisno melanjutkan, jika koperasi bisa menyediakan bahan baku yang lebih murah, tentu industri bulu mata palsu di Purbalingga bisa bersaing dengan produk-produk China dan Vietnam. 

"Yang tentunya nanti juga akan berdampak pada dibukanya lapangan pekerjaan," ujarnya. 

Lebih lanjut, saat ini ke- 20 anggota yang tersebar, rata-rata telah memperkerjakan masyarakat di daerahnya masing-masing, bahkan hingga ke pelosok daerah. 

Sehingga ia mengatakan, meski di daerah pelosok, mereka tidak akan kalah dengan mereka yang bekerja di perusahaan. 

"Kita sistemnya jemput bola, ada kolektor yang tugasnya mengambil setoran atau hasil, sekaligus memberikan bahan dan menggaji karyawan. Jadi siapapun tentu bisa bekerja, bahkan tanpa harus datang ke kantor," katanya. 

Selain memberikan manfaat berupa lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas, Agus Riyanto, Sekretaris Koperasi Puma Bangga juga mengatakan bahwa, pihaknya sangat mengutamakan skill atau kemampuan karyawan tiap-tiap anggota. 

Baca juga: Kronologi Gadis 15 Tahun Dianiaya 5 Wanita Karena Bulu Mata Palsu, Ayah Korban Sakit Hati

"Yang paling utama itu adalah skill, khususnya untuk pekerja operator. Kami tidak mempermasalahkan umur, jenis kelamin bahkan pendidikan. Justru kami ingin membantu agar mereka yang pendidikannya tertinggal supaya tetap mendapatkan penghasilan," lanjutnya. 

Bahkan, Agus menambahkan, untuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau disabilitas, namun memiliki semangat kerja yang tinggi, juga bisa dipekerjakan dalam industri ini. 

"Jadi kita tidak semata-mata mencari profit, tapi kami juga berusaha terus agar kami bisa mensejahterakan masyarakat," tambahnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved