Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Eks TNI Ngamuk Tabrak-tabrak Mobil Polisi, Ada Anak Kecil di Dalamnya, Kapolres Sampai Ngos-ngosan

Entah apa yang di pikiran mantan anggota TNI ini nyetir ugal-ugalan di jalanan Kendal, Jawa Tengah

Editor: galih permadi
Istimewa
DITANGKAP - Eks anggota TNI ngamuk di Kendal, Kamis (5/6/2025) 

TRIBUNJATENG.COM - Entah apa yang di pikiran mantan anggota TNI ini nyetir ugal-ugalan di jalanan Kendal, Jawa Tengah.

Eks TNI Kostrad ngamuk bawa mobil zig zag sampai menabrak-nabrak mobil polisi padahal di dalam mobil eks TNI itu ada anak kecil.

Saat penangkapan, kapolres sampai ngos-ngosan melumpuhkan pelaku yang memiliki tenaga kuat.

Baca juga: Kuatnya Eks TNI Kostrad Pukul Polisi Kendal, Diborgol 2 Lapis Bisa Lepas, Kapolres: Tenaganya Besar

Baca juga: "Jangan Merasa Jagoan" Nasib Anggota GPK Usai Bentrok Dengan TNI di Magelang, Kapendam Beri Pesan

TANGKAP PELAKU: Kapolres Kendal, AKBP Hendry Susanto Sianipar, menangkap pria mengaku Kostrad yang tabrak rombongan Patwal dan pukuli polisi. (DOK. POLRES KENDAL)
TANGKAP PELAKU: Kapolres Kendal, AKBP Hendry Susanto Sianipar, menangkap pria mengaku Kostrad yang tabrak rombongan Patwal dan pukuli polisi. (DOK. POLRES KENDAL) (TRIBUN JATENG/ISTIMEWA)

Anak kecil itu merupakan anak eks TNI ngamuk, BH bukan korban penculikan.

Setelah diselidiki ternyata BH positif konsumsi narkoba.

Berikut kronologi seorang pria berinisial BH, warga Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, diamankan polisi setelah diduga sengaja menabrak iring-iringan pengawalan (patwal) Kapolres Kendal.

Insiden terjadi saat rombongan melintas di Jalan Soekarno Hatta, Kamis (5/6/2025).

BH, yang mengaku sebagai anggota Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), disebut mengemudi secara ugal-ugalan dan melaju zig-zag di depan kendaraan patroli lalu lintas yang mengawal rombongan Kapolres Kendal, AKBP Hendry Susanto Sianipar.

Kapolres Kendal menjelaskan, kejadian bermula saat rombongan kepolisian sedang dalam perjalanan dari arah barat menuju Markas Polres Kendal.

Ketika sampai di ruas Jalan Soekarno Hatta, salah satu kendaraan patwal melihat sebuah mobil pribadi yang melaju tidak beraturan.

Mobil tersebut bergerak zig-zag dan tiba-tiba menabrak kendaraan pengawalan yang berada di belakangnya.

"Kejadian kemarin Kamis (5/6/2025).

Pelaku sudah diamankan dan masih diperiksa, dia ngakunya dari Kostrad," kata Kapolres Kendal, AKBP Hendry Susanto Sianipar, Selasa (10/6/2025).

Petugas Patwal sempat memberi peringatan dan menyuruh pengemudi mobil menepi.

Bukannya mengikuti arahan, pelaku justru memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Dirasa membahayakan, polisi kemudian melakukan pengejaran dan berhasil menghadang laju mobil pelaku.

Tak disangka, pelaku justru secara sengaja menabrakkan mobil yang ia kemudikan dan langsung menghantam keras mobil Patwal yang telah berhenti di depannya.

"Pak Kasat Lantas langsung melakukan pengejaran dan menghentikan mobil pelaku, tetapi pelaku malah nabrak mobil Patwal," ungkapnya.


Pukuli Polisi

Setelah berhasil menabrakkan mobilnya, pelaku yang diduga tersulut emosi bergegas memberi bogem mentah ke petugas Patwal.

Kapolres menerangkan, pihaknya pun langsung melerai aksi pemukulan itu dan membekuk pelaku.

"Lokasinya di jalan Soekarno Hatta depan kantor Satpol PP Kendal, anggota Satlantas di dalam mobil itu dipukuli.

Saya, Pak Wakapolres dan Pak Kasat Lantas langsung turun melerai, tapi pelaku lalu berteriak saya Kostrad," paparnya.

Kapolres mengungkapkan saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Dandim 0715 Kendal, terkait identitas pelaku yang mengaku sebagai anggota Kostrad.

Informasi yang ia peroleh, pelaku rupanya pernah bertugas di Kostrad.

Kemudian dipindah ke Kodim 0715 Kendal namun sudah diberhentikan dari dinas militer sekitar tahun 2018.

"Sudah kami lakukan koordinasi dengan Pak Dandim terkait pengakuan pelaku yang merupakan anggota Kostrad,"

"Dan pelaku ini memang pernah bertugas di Kodim namun sudah diberhentikan dari dinas militer sekitar tahun 2018." tandasnya.

Komandan Kodim 0715 Kendal, Letkol Inf. Ely Purwadi mengatakan bahwa pelaku saat ini sudah tidak lagi menjadi anggota TNI. 

"Yang bersangkutan sudah bukan anggota lagi karena di-PTDH-kan, sudah jadi masyarakat sipil," jelasnya.

Di sisi lain, Kasi Humas Polres Kendal, AKP Rasban menjelaskan pihaknya akan melangsungkan rilis gelar perkara, untuk mengungkap kronologi lengkap beserta motif di balik kejadian ini.

"Rilis akan dilakukan siang ini pukul 13:00 WIB di Polres Kendal," timpalnya.

Sementara itu, Massa Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) sempat bersitegang dengan anggota TNI di Magelang.

"Jangan merasa jagoan," pesan itu disampaikan Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Kolonel Inf Andy Soelistyo menyikapi bentrok Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Nasib para anggota ormas itu kini terungkap setelah bentrokan yang terjadi pada Rabu (28/5/2025) viral di media sosial.

Bentrokan itu terjadi di dua lokasi, yakni pertigaan Brojonalan, Kecamatan Borobudur, dan Tugu Bunderan Salaman Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. 

Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro, Kolonel Inf Andy Soelistyo, menyebut bahwa masalah tersebut sudah berakhir secara kekeluargaan.

"Betul (selesai kekeluargaan), kemarin sudah dilaksanakan pertemuan yang diinisiasi oleh Forkopimda Kabupaten Magelang," kata Andy saat dikonfirmasi, Selasa (3/6/2025).

Dalam pertemuan tersebut, anggota GPK sudah menyampaikan permohonan maaf kepada TNI.

"Intinya sudah ada penyampaian permohonan maaf," lanjutnya.

Meski masalah tersebut sudah selesai, Andy tetap memperingatkan kepada ormas seperti GPK agar tidak merasa jagoan.

"Kita tidak boleh merasa jagoan atau dapat berbuat lepas tanpa memedulikan hak orang lain untuk memperoleh kenyamanan," pesan dia.

Menurutnya, semua warga Indonesia harus patuh terhadap peraturan yang berlaku, seperti menghormati hak orang lain saat di jalan.

"Jangan mementingkan diri sendiri dan organisasi dengan mengorbankan orang lain," kata Andy.

Potongan video yang memperlihatkan cekcok antara anggota ormas GPK dengan anggota TNI di Jalan Raya Magelang-Purworejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Rabu, 28 Mei 2025.
Potongan video yang memperlihatkan cekcok antara anggota ormas GPK dengan anggota TNI di Jalan Raya Magelang-Purworejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Rabu, 28 Mei 2025. (Capture video)

Duduk Perkara

Massa Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) aliansi Tepi Barat, mendatangi kantor Kejari, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, (26/3/2014). Mereka meminta kejelasan kasus korupsi di Magelang. (Kompas.com/ Ika Fitriana)
Duduk perkara bentrokan antara Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhirnya terungkap.

Permasalahan itu akhirnya usai setelah  usai audiensi tertutup di Kodim 0705/Magelang, Senin (2/6/2025).

Komandan Kodim 0705/Magelang Letkol Inf Jarot Susanto menyebut, gangguan lalu lintas akibat massa GPK yang memadati jalan menjadi salah satu pemicu ketegangan.

Ia menyebut perlunya kepatuhan terhadap aturan lalu lintas dalam aksi ke depan.

"Pak Kapolresta juga menyampaikan untuk melakukan taat berlalu lintas kepada semua sebenarnya," kata Jarot.

"Wabilkhusus kepada GPK dalam melaksanakan aksi-aksi ke depan. Termasuk (dalam penggunaan) knalpot brong."

Kapolresta Magelang, Kombes Herbin Garba Wiyata Jaya Sianipar, menyatakan GPK telah menyepakati dua poin hasil audiensi.

"Permintaan maaf karena dari GPK ada yang menendang pintu mobil (Yonif) 412," kata Herbin.

Selain itu, GPK juga berkomitmen untuk menjaga ketertiban lalu lintas dalam setiap aksi massa ke depan.

Sebelumnya video bentrokan antara Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) Aliansi Tepi Barat dan dua batalyon infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, viral di media sosial. 

Insiden tersebut terjadi pada Rabu (28/5/2025), dan terekam terjadi di dua lokasi: pertigaan Brojonalan, Kecamatan Borobudur, dan Tugu Bunderan Salaman.

Hal ini dibenarkan oleh Koordinator GPK Aliansi Tepi Barat, Pujiyanto.

Di Brojonalan, kericuhan melibatkan GPK dan Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista dari Sleman, DIY.

Sementara itu, di Tugu Bunderan, cekcok terjadi antara GPK dan Batalyon Infanteri 412/Bharata Eka Sakti dari Purworejo, Jawa Tengah.

Pujiyanto menjelaskan bahwa bentrokan terjadi saat anggotanya hendak pulang usai melakukan unjuk rasa di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang.

Aksi tersebut digelar untuk memprotes kasus kekerasan seksual yang melibatkan pengelola pondok pesantren.

Meski demikian, Yanto—sapaan Pujiyanto—menolak menjelaskan lebih lanjut pemicu langsung bentrokan dengan personel TNI.

"Tanyakan ke Dandim dan jajaran," ujarnya singkat usai audiensi tertutup di Kodim 0705/Magelang, Senin (2/6/2025).

Dalam pertemuan yang turut dihadiri oleh Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Kapolresta Kombes Herbin Garba Wiyata Jaya Sianipar, dan Kapolres Magelang Kota AKBP Anita Indah Setyaningrum, GPK menyanggupi permintaan maaf kepada TNI dan masyarakat.

"Kami tetap berkomitmen dengan forkompinda untuk menjaga kondusifitas," ujar Yanto.

"Kami tetap berkomitmen menjadi kontrol system di Kabupaten Magelang."  (*/ags)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved