Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bencana Banjir Rob

"Ikan Saya Mati Semua" Cerita Nelayan Sayung Demak yang Kalah oleh Rob

Bau amis menusuk dari tepi jalan Pantura Sayung, Demak. Bau tersebut bukan dari pasar ikan, bukan pula dari gudang pengolahan hasil laut. 

Penulis: budi susanto | Editor: rival al manaf
(TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO)
BANGKAI IKAN - Ribuan bangkai ikan mengambang di genangan air rob yang terletak di Jalur Pantura Demak - Semarang, Senin (10/5/2025). Ribuan ikan tersebut berasal dari tambak milik seorang warga Sayung Demak. 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Bau amis menusuk dari tepi jalan Pantura Sayung, Demak. Bau tersebut bukan dari pasar ikan, bukan pula dari gudang pengolahan hasil laut. 

Bau menusuk itu berasal dari tambak milik Sukirman, warga Desa Sriwulan, yang kini dipenuhi bangkai ribuan ikan bandeng dan mujair yang mati mendadak.

Sambil berdiri di pinggiran tambaknya, Sukirman hanya bisa menatap nanar. Air rob yang tak kunjung surut sejak dua bulan terakhir telah mengubah kolam hidupnya menjadi kubangan kematian. 

Ia tidak bisa berbuat banyak selain menunggu menunggu bantuan, menunggu air surut, atau menunggu keajaiban yang entah kapan datang.

“Semua ikan mati. Padahal tinggal dua bulan lagi panen,” ucapnya pelan saat ditemui Tribun Jateng, Senin (10/6/2025).

Bangkai-bangkai ikan yang sudah dua hari tak tersentuh, selain menambah kerugian, juga menyebar bau busuk ke jalan Pantura yang masih tergenang rob. Pengguna jalan yang melintas pun harus menahan napas dan menahan sabar.

Sukirman memperkirakan kerugiannya mencapai Rp 25 hingga Rp 35 juta. Uang sebesar itu tidak kecil bagi petambak sepertinya. 

“Itu uang buat Lebaran, buat bayar cicilan pakan. Sekarang semua hilang,” katanya lirih.

Di kawasan pesisir utara Jawa, rob bukan sekadar bencana tahunan. Ia telah menjadi wajah sehari-hari dari keputusasaan yang perlahan dianggap biasa. 

Tapi bagi orang seperti Sukirman, tiap genangan adalah ancaman nyata bagi perut, dapur, dan masa depan.

“Kami ini rakyat kecil. Kalau rugi segini, nggak ada ganti. Nggak ada bantuan,” keluhnya.

Tak jauh dari tambak Sukirman, Wawan, warga Pondok Raden Patah, berdiri di pinggir jalan yang tergenang. 

Ia menyaksikan kendaraan demi kendaraan melambat, sebagian terhenti karena terjebak rob.

“Sabar, mas. Sabar,” teriak Wawan pada pengendara yang frustrasi karena terjebak di tengah genangan.

Wawan mengaku rob di Sayung makin parah sejak pembangunan tol Semarang-Demak. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved