Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Surprise Ulang Tahun Berujung Duka, Detik-detik Kepala BPKAD Pegaf Yunus Ariwei Ditemukan Meninggal

Yunus Ariwei, Kepala BPKAD Pegaf, ditemukan meninggal jelang ulang tahunnya. Istri dan anak temukan jenazah.

|
Editor: Awaliyah P
KOLASE/TIKTOK
KEPALA BPKAD MENINGGAL - Detik-detik Kepala BPKAD Pegaf Yunus Ariwei Ditemukan Meninggal saat akan diberi surprise ulang tahun oleh istri. 

 Korban diduga dibunuh oleh suaminya sendiri, SYA (30), yang tega membacok korban.

Tragisnya, jasad korban ditemukan tergeletak di lantai rumah, di samping bayi berusia 10 hari yang baru saja dilahirkannya.

“Peristiwa memilukan itu terjadi Sabtu dini hari tadi,” kata Kasi Humas Polres Dompu, AKP Zuharis seperti dikutip dari Kompas.com.

Zuharis menjelaskan, kasus pembunuhan ini terungkap setelah salah satu anak korban mendatangi neneknya sekitar pukul 07.00 WITA untuk melaporkan kondisi sang ibu.

Anak tersebut mengabarkan bahwa ibunya tergeletak di lantai dalam kondisi bersimbah darah.

Mengetahui kabar tersebut, sang nenek segera bergegas ke rumah korban.

Setibanya di lokasi, ia mendapati tubuh SRI sudah tidak bernyawa.

“Sang nenek yang segera memeriksa ke rumah korban, menemukan tubuh SRI sudah tidak bernyawa,” ujar Zuharis.

Setelah melakukan aksi keji tersebut, pelaku langsung melarikan diri ke rumah orangtuanya di Dusun Wera, Desa Lepadi, Kecamatan Pajo.

Keberadaan pelaku akhirnya berhasil diketahui pihak kepolisian.

Saat hendak ditangkap, keluarga pelaku sempat menolak kehadiran polisi.

Meski begitu, setelah dilakukan pendekatan persuasif, polisi akhirnya berhasil menangkap SYA beserta barang bukti berupa sebilah parang sepanjang 60 sentimeter yang diduga digunakan dalam aksi pembacokan tersebut.

“Barang bukti yang disita yakni satu bilah parang sepanjang 60 sentimeter, diduga kuat digunakan pelaku dalam aksi kekerasan tersebut,” jelas Zuharis.

Kini, SYA telah diamankan di Mapolres Dompu untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

Dalam pemeriksaan, ia mengakui seluruh perbuatannya.

“Pelaku mengaku merasa malu dan tertekan akibat korban memiliki banyak utang, dan kerap menjadi bahan pergunjingan serta mempermalukan nama baik keluarga,” ungkap Zuharis. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved