Berita Semarang
Pertunjukan Wayang Kulit Kliwonan Terhenti, Disbudpar Semarang Janji Hidupkan Lagi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menjanjikan akan kembali menghidupkan kegiatan pertunjukan Wayang Kulit Jumat Kliwon.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menjanjikan akan kembali menghidupkan kegiatan pertunjukan Wayang Kulit Jumat Kliwon.
Hal itu seiring beredarnya kabar diberhentikannya sementara waktu kegiatan budaya tersebut lantaran terdampak efisiensi anggaran.
Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso Poespojoedho menyebutkan, kegiatan tersebut akan kembali dihidupkan setelah perubahan anggaran di pertengahan tahun 2025.
Baca juga: Sumanto Pentaskan Wayang Kulit di Karanganyar, Puluhan Dalang jadi Penabuh Gamelan
Menurutnya, penghentian sementara pertunjukan wayang tersebut bukan pemerintah abai terhadap pelestarian budaya, melainkan karena pengurangan anggaran secara menyeluruh di semua sektor pemerintahan daerah.
"Kita semua tahu, tahun ini anggaran sangat ketat. Efisiensi itu menyentuh hampir semua kegiatan, termasuk yang sifatnya rutin dan seremonial seperti wayangan kliwonan, mahakarya legenda Gua Kreo juga ikut terdampak," katanya di Balai Kota Semarang, Rabu (18/6/2025).
Ia melanjutkan, pertunjukan wayang kulit Jumat Kliwon sebenarnya digelar 11 kali dalam setahun sesuai kalender pasaran Jawa.
Namun karena keterbatasan dana, baru empat kali pertunjukan yang sempat terlaksana sebelum dihentikan sementara.
Ia mengungkapkan, pihaknya kini sedang berusaha melakukan komunikasi intensif dengan pimpinan daerah dan legislatif agar kegiatan budaya seperti wayangan bisa kembali dianggarkan dalam perubahan APBD mendatang.
"Kami sedang berupaya mengajukan lagi di perubahan anggaran. Insyaallah, nanti setelah perubahan bisa kita mainkan lagi. Minimal satu atau dua kali pertunjukan," terangnya.
Ia menyebutkan, selain wayangan, sejumlah agenda budaya lain juga terkena imbas efisiensi.
Di antaranya seperti peringatan 1 Sura, Kirab Ageng Ki Ageng Pandanaran, dan sejumlah kegiatan festival budaya yang biasa melibatkan komunitas seni dan masyarakat.
Baca juga: Efisiensi Anggaran Ancam Gelaran Wayang Kulit Tiap Jumat Kliwon di TBRS Semarang
"Efisiensi anggaran bukan hanya terjadi di Semarang. Ini kebijakan dari pusat, lewat Kementerian Keuangan dan Kemendagri. Kita di daerah hanya bisa menyesuaikan dan patuh," ungkapnya.
Meski demikian, Wing menegaskan, pihaknya tetap berupaya menjalankan kegiatan melalui kemitraan.
Beberapa program tetap bisa berlangsung dengan dukungan CSR, asosiasi, dan kolaborasi masyarakat. "Contohnya Dugderan, Semarang Night Carnival, kita bisa jalankan dengan bantuan dari luar," imbuhnya. (idy)
Seminar Kepemimpinan dan Literasi 2025, Wali Kota Semarang Sampaikan Ini |
![]() |
---|
Workhsop Batik Motif Semarangan Warnai Perayaan Hari Batik Nasional di Harris Hotel |
![]() |
---|
Batik Jadi Daya Tarik Wisata, Pemkot Semarang Dorong Penguatan Ekosistem Batik |
![]() |
---|
Senator Peduli: DPD RI Ajak Warga Semarang 'Give Blood, Give Hope' |
![]() |
---|
Identitas Mayat di Tugu Semarang Terkuak: Mbah Surat, Pencari Ikan Berusia 70 Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.