Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Video Ibu Naik NMax Suruh Anak Ngemis di Jalanan Pekanbaru, Diduga Bagian Sindikat Eksploitasi

Dalam video tersebut, terlihat seorang ibu menyuruh dua anak perempuannya yang masih di bawah umur untuk mengemis di kawasan Jalan Sumatera.

Penulis: Andra Prabasari | Editor: galih permadi
TRIBUNJATIM
ANAK MENGEMIS - Sebuah video mengejutkan beredar luas di media sosial dan menjadi sorotan publik. Dalam video tersebut, terlihat seorang ibu menyuruh dua anak perempuannya yang masih di bawah umur untuk mengemis di kawasan Jalan Sumatera, pusat Kota Pekanbaru, Riau. 

Video Ibu Naik NMax Suruh Anak Ngemis di Jalanan Pekanbaru, Diduga Bagian Sindikat Eksploitasi

TRIBUNJATENG.COM - Sebuah video mengejutkan beredar luas di media sosial dan menjadi sorotan publik. 

Dalam video tersebut, terlihat seorang ibu menyuruh dua anak perempuannya yang masih di bawah umur untuk mengemis di kawasan Jalan Sumatera, pusat Kota Pekanbaru, Riau.

Yang membuat publik geram, sang ibu tampak cukup mampu secara ekonomi karena terlihat mengendarai sepeda motor berjenis Yamaha NMax, yang dikenal memiliki harga cukup tinggi. 

Sementara itu, kedua anaknya justru diturunkan di jalan untuk meminta-minta kepada pengguna jalan.

Dalam tayangan video yang diambil oleh seorang pengendara mobil, salah satu anak mengenakan kostum badut berwarna pink, sedangkan adiknya berpakaian biasa sambil membawa kotak sumbangan. 

Kejadian ini memicu berbagai komentar tajam dari warganet, mulai dari sindiran keras hingga kekhawatiran terhadap keselamatan anak-anak tersebut.

“Tolong Pekanbaru usut tuntas. Bisa jadi anak itu bukan anak kandungnya. Sekarang banyak kasus penculikan anak untuk eksploitasi,” komentar netizen mengutip TribunJatim, Kamis (19/6/2025).

Menanggapi viralnya video tersebut, Dinas Sosial Kota Pekanbaru langsung mengambil langkah. 

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Adriani, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat dan langsung menurunkan tim dari Satuan Tugas Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (Satgas PPKS) ke lokasi kejadian.

Namun, saat petugas tiba di lokasi, ibu beserta kedua anaknya sudah tidak ditemukan. 

Hingga kini, upaya pencarian dan pelacakan masih terus dilakukan oleh tim gabungan Dinsos, Satpol PP, dan aparat kepolisian.

“Wajah anak-anak dalam video tersebut belum pernah terdata dalam operasi penertiban yang kami lakukan sebelumnya, sehingga ada dugaan mereka termasuk kelompok baru atau berpindah-pindah tempat untuk menghindari razia,” ujar Adriani pada Selasa (17/6/2025), dikutip dari Kompas.com.

Adriani menegaskan bahwa eksploitasi anak di jalanan merupakan tindak pidana yang melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak. 

Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak memberikan uang langsung kepada pengemis di jalan dan lebih baik menyalurkan bantuan melalui lembaga resmi seperti Baznas atau organisasi sosial yang terpercaya.

"Faktanya, banyak pengemis yang kami tertibkan justru memiliki kendaraan pribadi, bahkan ada yang memiliki mobil dan motor," tambahnya.

Pihak berwenang saat ini masih menyelidiki kemungkinan adanya jaringan atau sindikat yang terlibat dalam praktik eksploitasi anak ini. 

Proses hukum akan ditempuh bila terbukti ada pelanggaran.

Sementara itu, satu keluarga ini punya profesi sebagai pengemis.

Bahkan anak terkecil yang berusia 2,5 tahun pun sudah diajari mengemis.

Dan meski sudah berkali-kali diamankan oleh pihak berwenang, mereka tetap tidak kapok mengemis. 

Itulah pengakuan WN, seorang warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Ia mengaku bisa mengumpulkan hingga Rp 6 juta per bulan dari kegiatan tersebut.

Terbaru, WN kembali terjaring operasi Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Ponorogo saat mengemis di perempatan pabrik es Ponorogo, Sabtu (8/3/2025).

Ia membawa anaknya yang masih berusia 2,5 tahun untuk menarik simpati masyarakat.

Kepala Dinsos P3A Ponorogo, Supriyadi mengungkapkan bahwa operasi penertiban dilakukan sebagai respons terhadap keluhan masyarakat yang semakin resah dengan meningkatnya jumlah pengemis, terutama selama Ramadhan.

“Pengemis ibu-ibu bawa anak 2,5 tahun kita amankan di perempatan pabrik es. Laporan masyarakat jumlah pengemis semakin banyak,” ujarnya melalui pesan singkat.

Dari hasil pemeriksaan, WN mulai mengemis sejak pukul 10.00 WIB dan dalam waktu tiga jam sudah mengumpulkan Rp 160.000.

Ia mengaku dalam sehari bisa mendapatkan hingga Rp 200.000.

Bahkan, suaminya yang juga menjadi pengemis di lokasi berbeda memperoleh penghasilan serupa.

Mengemis sebagai mata pencaharian
WN mengakui bahwa mengemis telah menjadi sumber penghidupan keluarganya.

Ia membawa anaknya saat mengemis untuk menarik simpati pengguna jalan.

Tak hanya itu, anaknya yang lebih besar bahkan sudah memiliki sepeda motor dari hasil mengemis.

“Sebulan dia bisa mendapat penghasilan hingga Rp 6 juta, demikian juga suaminya yang juga mengemis. Suaminya juga pernah kami tertibkan. Tetapi kalau ditanya apa mau mengemis lagi? Jawabannya iya, karena penghasilannya banyak,” kata Supriyadi.

Ironisnya, WN merupakan penerima manfaat bantuan dari pemerintah.

Anak-anaknya juga mendapatkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) dan berbagai bansos lainnya.

Meski demikian, hal ini tak membuatnya berhenti mengemis.

WN diketahui kerap berpindah-pindah lokasi untuk menghindari operasi penertiban.

Ia dan suaminya datang ke Ponorogo dengan menggunakan sepeda motor, dan jika ada operasi, mereka akan berpindah ke kota lain.

Supriyadi menegaskan bahwa pihaknya telah memberikan pembinaan, tetapi WN tetap memilih untuk kembali mengemis.

“Berpindah tempat begitu, kalau di sini ada operasi penertiban, mereka pindah ke kota lain. WN itu ke Ponorogo menggunakan sepeda motor, suaminya juga menggunakan sepeda motor. Bahkan anaknya yang besar juga punya sepeda motor,” katanya.

Dinsos P3A Ponorogo mengimbau masyarakat agar lebih bijaksana dalam memberikan sedekah kepada pengemis.

Supriyadi mengajak warga untuk menyalurkan bantuan melalui lembaga resmi yang memiliki legalitas jelas, sehingga bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran.

“Kami minta masyarakat lebih bijak, lebih baik sedekah ke lembaga yang resmi agar bantuan benar-benar tersalurkan kepada yang berhak,” katanya.   (Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved