Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Dulu Bibir Pantai, Kini di Tengah Laut: Kisah Pilu Warga Jepara Hadapi Abrasi 5-10 Meter Per Tahun

Bencana abrasi banjir rob mulai mengikis wilayah pesisir berbatasan Kabupaten Jepara dengan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/TITO ISNA UTAMA
ABRASI - Suasana kondisi Desa Surodadi yang terdampak abrasi Banjir Rob, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Bencana abrasi banjir rob mulai mengikis wilayah pesisir Kabupaten Demak yang berbatasan dengan Kabupaten Jepara, tepatnya di Kecamatan Kedung.

Diketahui di Kecamatan Kedung terdapat enam desa di antaranya Desa Kedung Malang, Surodadi, Panggung, Kalianyar, Bulak Baru, dan Tanggultlare. 

Adapun beberapa dukuh yang mulai hilang akibat tergerus bencana abrasi. 

Baca juga: Pemkab Dukung Penuh Pembuatan Tanggul Laut Sampai Jepara, Ada 6 Desa Potensi Hilang Akibat Abrasi

Seperti di Desa Surodadi saja banjir rob kini menggenangi puluhan hektare area tambak milik warga. 

Puluhan rumah warga yang berlokasi persis di belakang area tambak juga ikut tergenang air. 

Warga Desa Surodadi RT 18 RW 6, Sulkhan (56), menyampaikan banjir rob mulai masuk ke area pemukiman warga sekitar tahun 2016 lalu. 

Waktu itu kata dia, pemerintah desa mendapat bantuan pemecah gelombang yang ditempatkan di pesisir pantai. 

Namun, abrasi masih menggerus bibir pantai sekitar 5-10 meter per tahun.

Hingga akhirnya pada tahun 2018, warga berinisiatif menanggul laut menggunakan tanah. 

"Mungkin karena ganasnya gelombang air laut ya, tahun 2020, pemecah gelombang ini jebol. Dulu lokasinya di bibir pantai, saat ini sudah ditengah laut, sekitar 50-60 cm (dari bibir pantai)," kata Sulkhan kepada Tribunjateng, Senin (23/6/2025). 

Semenjak pemecah gelombang tersebut jebol lanjut kata dia, banjir rob semakin sering terjadi yang membuat tambak dan pemukiman warga tergenang air. 

"Paling parah (banjir rob) itu tahun 2022. Air itu sampai masuk ke rumah saya sekitar 15 cm itu ada. Padahal rumah saya itu sudah tinggi," ungkapnya.

Banjir rob tersebut, biasanya cukup parah pada saat berbarengan dengan banjar bandang yang terjadi saat musim baratan di bulan Desember - Januari. 

Sebab sampah yang terbawa banjir rob ikut masuk ke rumah warga.  

"Dari belakang rumah warga sampai jalan itu penuh sampah kalau datengnya banjir rob bersamaan dengan musim baratan," ungkapnya.

Baca juga: Bupati Ngator di Desa Menganti Soroti Permasalahan Abrasi di Kedung Kabupaten Jepara

Dia hanya bisa berharap bencana abrasi tersebut segera mendapat penanganan dari pemerintah. 

Supaya bencana abrasi yang menggerus kawasan pesisir di desanya tidak semakin parah. 

"Ke depan kalau tidak ada penanganan ya akan semakin parah. Pemerintah Desa selama ini juga belum ada (penanganan), kalau tidak ditangani kami takutnya (air) laut ini semakin mendekat ke daratan," tutupnya. (Ito)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved