Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Investasi China di Jawa Tengah Tembus Rp 12,5 Triliun Pada Triwulan I Tahun 2025

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi tanda tangani kerjasama segala sektor dengan pemerintah Provinsi Fujian China.

|
dok. Pemprov Jateng
TANDA TANGAN KESEPAKATAN - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi tanda tangani kerjasama segala sektor dengan pemerintah Provinsi Fujian China di kantor Gubernur, Selasa (24/6/2025). 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi tanda tangani kerjasama segala sektor dengan pemerintah Provinsi Fujian China di kantor Gubernur, Selasa (24/6/2025).

Penandatangan dilakukan Wakil Gubernur Fujian China, Lin Ruiliang.

Sektor yang dikerjasamakan adalah penguatan kelautan dan perikanan serta mitigasi bencana kemaritiman. 

Baca juga: "Mengapa Ragu?" Respons Shin Tae-yong Soal Kabar Timnas China Tertarik Merekrutnya Sebagai Pelatih

"Hari ini kami kedatangan Wakil Gubernur Fujian dengan Wakil Wali Kota Zhangzhou untuk meneruskan sister province dengan Fujian yang sudah dilaksanakan sejak 2003," jelas Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.

Menurut Luthfi, kerjasama itu telah ditingkatkan di antaranya kerjasama dilakukan Bupati Klaten dalam hal perekonomian, dan pariwisata. 

Pada bulan September Pemerintah Provinsi Jateng diundang ke Fujian.

"Ini akan membuka peluang kembali Bupati dan Wali Kota untuk mengembangkan selain dunia usaha di tempat kita. Di sana terdapat event atau kegiatan ekonomi internasional yang berpotensi untuk kolaborasi khususnya Provinsi Jateng," terangnya.

Luthfi menuturkan investasi China di Jateng dalam triwulan I 2025 telah mendekati angka Rp 12,5 triliun. Hal itu potensi sangat besar dan selaras dengan kerjasama yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden China Xi Jinping.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah Endi Faiz Effendi menambahkan, kerja sama dengan Fujian  terkait teknologi budidaya dan pengolahan produksi laut.

Selain itu kerjasama pengembangan sumber daya manusia bidang perikanan, serta  mitigasi bencana bidang maritim.

"Ada juga kegiatan yang sifatnya untuk mengundang investasi di Jawa Tengah terkait dengan industri kelautan dan perikanan," jelasnya.

Menurut Endi,  pertumbuhan produksi hasil kelautan dan  perikanan di Jawa Tengah menunjukkan tren yang prositif dari tahun ke tahun, terutama dalam jangka waktu lima tahun terakhir.

Tercatat produksi perikanan tangkap di Jateng dari tahun ke tahun antara lain tahun 2018 sebanyak 309.759 ton, tahun 2019 sebanyak 331.493 ton, tahun 2020 sebanyak 343.587 ton, tahun 2021s ebanyak 351.238 ton, tahun 2022 sebanyak 366.912 ton, tahun 2023 sebanyak 372.517 ton, dan tahun 2024 mencapai sekitar 379.124 ton. 

Sementara produksi perikanan budidaya berkembang signifikan. Tahun 2018 mencapai 623.945 ton, tahun 2019 sekitar 656.738 ton, tahun 2020 sebanyak 668.402 ton, tahun 2021 sebanyak 693.116 ton, tahun 2022 mencapai 707.225 ton, tahun 2023 sebanyak 718.909 ton, dan tahun 2024 sekitar 732.480 ton.

Adapun komoditas unggulan seperti  nila, lele, bandeng, udang vaname, dan  gurame.

Kemudian eskpor Jateng atas sektor tersebut juga tinggi selama lima tahun terakhir.

Negara tujuan utama ekspor hasil kelautan dan  perikanan antara lain China, Amerika Serikat, Jepang, Vietnam, dan Malaysia. 

Komoditas utama untuk ekspor adalah cumi-cumi, rajungan, udang, dan ikan ayam-ayam. Di samping itu juga ada produksi garam yang sangat potensial di Jateng.

Adapun ekspor perikanan ke China pada 2024 mencapai 63.196,11 ton.

Dengan komoditas seperti Ikan Kaca Piring, Ikan Kurisi, Cumi-Cumi, Sotong, Ikan Tengiri, Ikan Kakap, Tiram, Udang, Ikan Makrel dan Gurita. 

Bahkan, permintaan ekspor cumi sirip panjang (loligo pealei) dari Jawa Tengah ke China kurang lebih mencapai 95 ton dengan nilai Rp 18 Miliar.

"Jadi, selama ini China merupakan tujuan ekspor terbesar di Indonesia untuk olahan ikan, termasuk ikan segar," ujar Endi,

Wakil Gubernur Fujian Lin Ruiliang mengatakan, Fujian memiliki wilayah maritim yang lebih luas dibandingkan daratannya sehingga kaya produksi maritim dihasilkan. 

Usaha kemaritiman di provinsinya juga memproduksi hasil skala besar untuk kebutuhan pangan China. Begitu halnya dengan Jateng yang menjadi sister province dari Fujian selama 23 tahun.

Baca juga: Galeri Investasi UNSOED Goes to School, Tingkatkan Literasi Keuangan Siswa SMA Melalui Kolaborasi

"Fujian dan Jateng merupakan provinsi yang memiliki hasil kelautan yang sangat kaya.  Saya ingin mengembangkan usaha di bidang kelautan dan perikanan. Saya berharap kedua provinsi dapat mengembangkan kerja sama di berbagai aspek khususnya bidang kelautan perikanan," jelasnya.

Menurutnya Fujian juga memiliki industri manufaktur sektor kelautan dan perikanan. Di antaranya industri kapal perikanan, termasuk kapal listrik penangkap ikan yang sudah dijual di Indonesia.

"Kami sangat berharap perjanjian yang ditandatangani hari ini segera terealisasi," jelasnya. (rtp)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved