Berita Semarang
Program Kelurahan Sehat Iklim Resmi Diluncurkan di Kota Semarang, Fokus Adaptasi Perubahan Iklim
Dalam upaya menciptakan masyarakat yang sehat dan adaptif terhadap perubahan iklim, Kelurahan Gemah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dalam upaya menciptakan masyarakat yang sehat dan adaptif terhadap perubahan iklim, Kelurahan Gemah bersama Puskesmas Tlogosari Kulon dan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM) resmi meluncurkan program “Kelurahan Sehat Iklim” pada Senin (30/6), bertempat di Aula Kelurahan Gemah.
Kegiatan ini diikuti oleh para kader PKK, Posyandu, dan kader kesehatan dari seluruh RT/RW di Kelurahan Gemah. Program ini merupakan bagian dari gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan bertujuan untuk menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan diare, sekaligus meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) di wilayah tersebut.
Dalam kegiatan ini, Nabila Widya A. dari Puskesmas Tlogosari Kulon hadir sebagai narasumber.
Ia memaparkan bahwa “Desa atau Kelurahan Sehat Iklim” adalah wilayah yang masyarakatnya telah menerapkan berbagai langkah adaptasi terhadap perubahan iklim guna menciptakan lingkungan hidup yang bersih, sehat, dan mandiri.
“Cakupan indikatornya meliputi profil risiko iklim, riwayat penyakit termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB), perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), STBM, lingkungan bersih dan sehat (LBS), surveilans gizi, serta kapasitas pelayanan kesehatan terhadap dampak iklim,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan air minum, perilaku tidak buang air besar sembarangan, pelaksanaan PJN (Pemberantasan Jentik Nyamuk), serta pengelolaan bank sampah di tingkat RT secara rutin dua minggu sekali.
Sebagai bagian dari edukasi, kegiatan ini turut menyajikan simulasi atau roleplay penanganan penyakit DBD dan diare.
Lurah Gemah, Bagus Santoso, S.STP, MM, mengapresiasi pelaksanaan program ini yang dinilai mampu berkontribusi menurunkan angka DBD dan diare.
“Program ini selaras dengan visi kami untuk menjadikan Kelurahan Gemah sebagai wilayah yang sehat dan bersih.
Sinergi dari seluruh pihak, mulai dari kader hingga masyarakat, sangat diperlukan,” ujarnya.
Ketua Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) Gemah, Ernaningyati, turut menyoroti masih rendahnya angka ABJ di wilayahnya.
“Saat ini, ABJ di Gemah masih di bawah ambang batas ideal 95 persen.
Kita butuh strategi langsung ke rumah tangga, tak cukup hanya mengandalkan PJN mandiri.
Kesadaran dan partisipasi aktif warga adalah kuncinya,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan dari Puskesmas Tlogosari Kulon menambahkan bahwa berbagai program intervensi seperti pengelolaan sampah anorganik, ikanisasi, serta Pemantauan Tempat Perindukan Nyamuk (PTP) telah menunjukkan hasil positif.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, para peserta diharapkan mampu menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing, serta mendorong keberlanjutan upaya menciptakan Kelurahan Sehat Iklim di Semarang. (*)
Wacana 6 Hari Sekolah Kembali Muncul, DPRD Kota Semarang Dorong Kajian Mendalam |
![]() |
---|
Kronologi Tahanan Kasus Pelecehan Seksual Tewas Dikeroyok 2 Temannya di Dalam Sel Polsek Genuk |
![]() |
---|
Pudakpayung dan Penggaron Belum Terhubung ATCS, Ini Penjelasan Dishub Kota Semarang |
![]() |
---|
Kota Semarang Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Jumat 19 September 2025 |
![]() |
---|
Jual Beli Gadget Bekas Bisa Online dan COD di Gulabed Semarang, Begini Caranya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.