Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Warga Tambaklorok Bersihkan Kolam Sampah Bertahun-tahun, Harap Ada Solusi Permanen

Warga Tambaklorok bergotong royong bersihkan kolam sampah puluhan tahun. Mereka berharap kolam diuruk dan jadi fasilitas publik.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D
KERJA BAKTI - Warga dan petugas melakukan pembersihan pulau sampah di Tambaklorok yang gini disebut Tambakmulyo, Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Jumat (4/7/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mukhtar menyeka keringat dari dahinya yang basah oleh air kolam dan matahari pagi. Di belakang tubuhnya, limbah rumah tangga mengambang pelan di atas air berwarna cokelat kehitaman. 

Dari kejauhan, tumpukan sampah plastik, sisa makanan, popok, dan kasur bekas membentuk seperti pulau kecil yang terapung dan terus menebar bau.

Mukhtar warga sekitar yang ikut turun membantu para relawan dan warga lainnya untuk bergotong royong membersihkan pulau sampah, sebagian ada yang menggunakan perahu untuk menarik sampah-sampah kepinggiran.

Sedangkan tugas Mukhtar membersihkan sampah didalam kolam untuk didorong ketengah, hampir selama beberapa jam, separuh tubuhnya berendam di kubangan sampah tahunan itu.

“Sulit juga medannya sekarang. Kotorannya nyebar semua,” kata Mukhtar, 51 tahun, warga Tambaklorok, Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Jumat (4/7/2025).

Hari itu, ia sudah nyemplung hingga dada. Lumpur menyelimuti betisnya, air menyusup ke pori-pori kulit. Tapi ia tetap bertahan.

Bekas tambak mati ini dulunya dibiarkan kosong. Namun seiring waktu, tempat itu jadi sasaran pembuangan sampah, baik dari warga sekitar maupun dari luar kawasan. 

Satu per satu plastik dibuang, menumpuk, mengendap, lalu berubah jadi daratan semu: pulau sampah.

Mukhtar adalah satu dari puluhan warga yang ikut turun langsung, mengangkat sampah yang telah menumpuk bertahun-tahun itu. Ia tidak dibayar, tidak digaji. Tapi ia bilang ini dorongan hati.

“Biar masyarakat juga bisa sadar. Harapannya nanti enggak ada lagi orang buang sampah di kolam,” ujarnya sambil menyeret sebatang bambu panjang yang dipakai untuk mendorong gumpalan plastik dari tengah air.

Para relawan dan petugas mengambil bagian terdekat dulu, agar bisa segera dinaikkan ke darat. Sampah-sampah itu dimasukkan ke dalam bak motor atau gerobak lalu dipindah ke ke truk sampah.

“Yang penting rotasi, Mas. Jadi yang di darat enggak nunggu kelamaan. Kami dorong dari tengah, nanti teman-teman langsung ambil dari pinggir,” jelasnya.

Namun pekerjaan ini bukan tanpa risiko. Air kolam yang didominasi dari laut lumpur, dan limbah rumah tangga menyebabkan rasa gatal dan perih.

“Ya gatal. Tapi sudah biasa. Nanti mandi bersih hilang sendiri,” kata Mukhtar, tertawa kecil.

Ia mengaku tak masalah harus berulang kali nyemplung. Yang ia pikirkan bukan rasa lelah atau bau busuk, tapi agar satu hari nanti kolam itu bisa ditutup selamanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved