Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ibadah Haji 2025

Lima Jemaah Haji Wonosobo Meninggal di Makkah, Jadi Angka Tertinggi Sejak 2008

Imron Awaludin selaku Kasubag TU Kantor Kemenag Wonosobo yang juga  mengawal kepulangan jemaah haji kloter 86

Penulis: Imah Masitoh | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Imah Masitoh
HAJI 2025 - Imron Awaludin selaku Kasubag TU Kantor Kemenag Wonosobo melaporkan ada lima jemaah haji asal Kabupaten Wonosobo yang wafat di Tanah Suci Mekah dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Semua jemaah yang wafat ini telah dimakamkan di kompleks pemakaman Soraya, Makkah. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Jemaah haji asal Kabupaten Wonosobo mulai kembali di tanah air hari ini. 


Kloter 86 mengawali kepulangan jemaah haji Wonosobo hari ini, Selasa (8/7/2025).


Imron Awaludin selaku Kasubag TU Kantor Kemenag Wonosobo yang juga  mengawal kepulangan jemaah haji kloter 86 pagi ini melaporkan, ada lima jemaah haji asal Kabupaten Wonosobo yang wafat di Tanah Suci Makkah.


Jemaah haji asal Kabupaten Wonosobo yang wafat di Tanah Suci Mekah antara lain H. Susilo Sukardi (Kalikajar), H. Darto Mangkumiharjo (Pecekelan, Sapuran), Hj. Painem Sajari, Hj. Umiyatun Samsudin (Kalierang, Selomerto), dan H. Rohani (Sapuran).


"Rata-rata jemaah haji yang meninggal memang telah lanjut usia. Seperti dua jemaah yang masuk kloter 86 ini berusia 86 tahun. 


Jemaah yang meninggal ada yang mendapat perawatan di rumah sakit dahulu ada yang langsung meninggal karena mungkin sudah ajalnya," terangnya.


Ia menjelaskan, jemaah haji yang wafat telah menunaikan sebagian besar rangkaian ibadah haji sebelum wafat.


"Jemaah haji yang wafat sudah mendapat penanganan sesuai ketentuan, termasuk dibadalhajikan," ucapnya.


Jemaah haji yang wafat akan mendapatkan hak asuransi jiwa dan pengembalian biaya haji senilai Rp55.478.501, yang akan disalurkan kepada ahli warisnya. 


Lima jemaah haji yang wafat ini telah dimakamkan di kompleks pemakaman Soraya, Makkah. 


Imron mengatakan bahwa tahun ini merupakan salah satu tahun dengan angka kematian jemaah tertinggi dari Wonosobo. 


“Tahun 2008 saja paling banyak empat jemaah yang wafat, tapi tahun ini lima. Ini jadi bahan evaluasi tentunya,” tuturnya.


Hal ini menjadi evaluasi ke depan khususnya dalam pengetatan pemeriksaan kesehatan jemaah haji di tingkat kabupaten.


Menurutnya, jika ada calon jemaah yang secara medis tidak layak berangkat, kuotanya bisa langsung dialihkan ke anggota keluarga terdekat tanpa harus menunggu antrean lama.


“Kadang memang tidak nyaman, tapi kita harus berani ambil keputusan. Demi keselamatan bersama dan ibadah yang optimal,” tandasnya. (ima)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved