Berita Banyumas
Bukan Lagi Area Berjualan: Lorong Pasar Wage Purwokerto Akan Jadi Jalur Sirkulasi dan Parkir
Pemerintah Kabupaten Banyumas mulai mengambil langkah konkret dalam penataan pedagang di Pasar Wage, Purwokerto.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten Banyumas mulai mengambil langkah konkret dalam penataan pedagang di Pasar Wage, Purwokerto.
Salah satunya dengan memberikan Surat Peringatan (SP) kepada pedagang yang masih nekat berjualan di lorong pasar.
Baca juga: Pedagang Cabai Pasar Wage Purwokerto Sempat Panik, Harga Tembus Rp90 Ribu Imbas Aksi Sopir Truk
Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas, Gesang Tri Joko, mengatakan SP tersebut diberikan kepada pedagang yang sebetulnya memiliki lapak di bagian dalam pasar, tetapi memilih berjualan di lorong.
"Sudah ada SP kepada pedagang yang punya lapak di dalam tapi malah jualan di lorong.
Sebelumnya juga sudah kami beri peringatan," kata Gesang kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (10/7/2025).
Gesang menjelaskan, kebijakan ini merupakan bagian dari tahap pertama penataan pedagang dengan memulai validasi data.
Ada dua fokus utama dalam proses ini, yaitu mendata jumlah pedagang yang berjualan di lorong serta mengecek kondisi lapak-lapak yang kosong atau tidak ditempati.
"Berdasarkan data, ada sekitar 140 pedagang yang berjualan di lorong Pasar Wage, baik siang maupun malam hari," jelasnya.
Selain itu, pedagang yang tidak memiliki lapak namun tetap berjualan di lorong juga turut dikenai SP.
Bila dalam waktu tujuh hari tidak ada perubahan, maka lapak yang tidak digunakan sesuai peruntukan akan dicabut hak gunanya dan kembali menjadi aset Pemkab.
"SP sudah kita kirim sejak Senin (7/7/2025) dan akan berlaku selama tujuh hari ke depan.
Bila tidak ada perubahan, maka kami cabut," katanya.
Ia mengatakan dalam aturan ia mengatakan sebenarnya apabila dalam waktu 30 hari lapak tidak ditempati, maka itu otomatis kembali ke aset pemda.
Gesang menekankan lorong pasar bukan diperuntukkan berjualan, melainkan untuk area sirkulasi pengunjung dan parkir.
Ia mencontohkan Pasar Manis yang kini telah berstatus Pasar SNI (Standar Nasional Indonesia).
"Pasar Manis sejak 2017 kita dorong jadi pasar SNI.
Salah satu indikatornya adalah ada lahan parkir dan kondisi pasar yang bersih.
Baca juga: Jeritan Pedagang Pakaian di Pasar Wage Purwokerto yang Tersisih Karena Trend Belanja Online
Sekarang ramai karena pengunjung nyaman," kata Gesang.
Hingga saat ini, dari 28 pasar rakyat di Banyumas, baru tiga pasar yang sudah bersertifikat SNI, yaitu Pasar Manis, Pasar Banyumas, dan Pasar Sumpiuh.
Gesang berharap, penataan ini bisa menjadi langkah awal menuju pengelolaan pasar yang lebih tertib, rapi, dan nyaman, baik bagi pedagang maupun pengunjung. (jti)
| Bupati Banyumas Tegaskan Integritas dan Loyalitas Jadi Syarat Utama dalam Lelang Jabatan Eselon II |
|
|---|
| Modus Pura-pura Beli Mie Ayam, Pelaku Warga Depok Gasak Motor Pedagang di Sokaraja Banyumas |
|
|---|
| PT Star Janji Tanggung Semua Kerugian Warga Terdampak Longsor Tambang Kapur di Banyumas |
|
|---|
| Detik-detik Longsor di Kawasan Tambang Ajibarang Banyumas: Saya Lari Batu Sudah di Atas Kepala |
|
|---|
| Detik-detik Erwin dan Keluarga Keluar dari Longsor di Kawasan Tambang Ajibarang: Saya Lari |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20250710_Pasar-Wage-Purwokerto_1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.