Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Misteri Kematian Diplomat Menlu Arya Daru, Bambang Widjojanto: Ada Pesan Simbolik Pembungkaman

Mantan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, menyoroti kasus ini sebagai dugaan locked-room mystery yang sarat dengan pesan simbolik.

Penulis: Andra Prabasari | Editor: galih permadi
KOLASE
ARYA KEMENLU TEWAS - Kolase foto (kiri) Arya saat bertugas sebagai Diplomat Kemenlu RI dan (kanan) Kamar kos tempat Arya ditemukan tewas dipasangi garis polisi. 

Misteri Kematian Diplomat Menlu Arya Daru, Bambang Widjojanto: Ada Pesan Simbolik Pembungkaman

TRIBUNJATENG.COM - Kematian tragis yang menimpa seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), Arya Danu Pangayunan (39), memunculkan berbagai spekulasi. 

Mantan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, menyoroti kasus ini sebagai dugaan locked-room mystery yang sarat dengan pesan simbolik.

Arya ditemukan tak bernyawa di kamar indekosnya di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi, 8 Juli 2025. 

Jenazahnya ditemukan oleh polisi usai menerima laporan dari warga sekitar pukul 08.30 WIB.

Menurut keterangan pihak kepolisian, tubuh Arya berada di atas kasur dalam posisi terbaring, dengan wajah tertutup lakban dan badan dibungkus selimut. 

Anehnya, tidak ada tanda-tanda kekerasan, kamar terkunci dari dalam, dan tidak ditemukan barang yang hilang dari tempat kejadian.

Sosok Arya Danu Pangayunan

Arya merupakan warga asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, serta lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Sejak 2014, ia aktif sebagai diplomat fungsional muda Kemlu RI dan dikenal berdedikasi dalam isu perlindungan WNI di luar negeri. 

Arya pernah bertugas di KBRI Dili, Timor Leste, serta KBRI Buenos Aires, Argentina, sebelum bergabung dengan Direktorat Perlindungan WNI.

Jenazah Arya telah dimakamkan pada Rabu, 9 Juli 2025, di Yogyakarta, setelah disemayamkan di rumah duka di Jalan Munggur, Jomblang, Bantul.

Ada Simbol Pembungkaman

Bambang Widjojanto mengemukakan pandangannya terkait kejanggalan kematian Arya. 

Dalam podcast Obrolan Waras di kanal YouTube miliknya, BW menyebut kasus ini berpotensi mengarah pada teori locked-room mystery, yakni sebuah pembunuhan yang terjadi dalam kondisi seolah mustahil dilakukan oleh pelaku.

“Pola seperti ini seringkali digunakan untuk menyampaikan pesan simbolik oleh pelaku,” ujar BW dalam video yang diunggah pada Kamis (10/7/2025).

BW menggarisbawahi bahwa wajah Arya yang dilakban dan tubuhnya diselimuti bisa dibaca sebagai simbol pembungkaman, terutama jika dikaji menggunakan teori-teori kriminologi.

“Kalau korban wajahnya ditutup lakban, ini bagi para kriminolog bisa dimaknai sebagai bentuk simbolik bahwa korban dibungkam. Pesan itu ingin dikirimkan kepada pihak lain,” jelasnya.

BW juga menyinggung kabar yang menyebutkan Arya diduga mengetahui informasi penting terkait tindak pidana perdagangan orang (TPPO), khususnya dalam konteks perlindungan WNI di Kamboja. 

Jika hal ini benar, maka kematian Arya bisa saja berkaitan dengan upaya membungkam pihak yang dianggap membocorkan informasi.

“Kalau benar Arya terlibat menangani kasus TPPO, maka motif pembunuhan dan simbol pembungkaman ini menjadi lebih relevan,” tambah BW.

Meski demikian, Bambang Widjojanto menegaskan bahwa pandangan yang ia sampaikan masih sebatas teori dan spekulasi akademis. 

Ia menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menuntaskan penyelidikan dan mengungkap kebenaran di balik kematian diplomat muda tersebut.

Pihak kepolisian hingga kini masih melakukan penyelidikan intensif terhadap kasus ini. Hasil otopsi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) akan menjadi kunci untuk mengetahui penyebab pasti kematian Arya. 

Hingga saat ini, belum ada kepastian apakah Arya menjadi korban pembunuhan atau tewas karena sebab lain.

Kematian Arya Danu Pangayunan menjadi perhatian luas karena mengandung banyak unsur misteri. 

Selain statusnya sebagai pejabat negara, kondisi jasad dan lokasi kejadian menimbulkan dugaan bahwa ada motif yang lebih dalam dari sekadar kematian biasa.

 

 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved