Berita Regional
26 Merek Beras 5 Kilogram Diduga Oplosan: Apa Bahaya Jika Dikonsumsi?
Berikut daftar 26 merek beras kemasan 5 kilogram diduga oplosan beredar di masyarakat. Penjualan dilakukan di ritel modern dan warung
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Berikut daftar 26 merek beras kemasan 5 kilogram diduga oplosan beredar di masyarakat.
Beras diduga oplosan ini juga dijual di berbagai wilayah Indonesia termasuk Jawa Tengah (Jateng).
Penjualan beras diduga oplosan dilakukan di ritel modern hingga warung-warung.
Baca juga: Sri Kusmiati Curiga Kualitas Beras Mulai Turun Akhir-akhir Ini: Sudah Tidak Pulen dan Wangi Lagi

Pemilik Toko Kartika di Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Muntiari (53) tengah sibuk mengecek isi satu kemasan beras premium yang sudah dibuka.
Hal itu dilakukannya seusai mencuat kabar isu beras oplosan di tingkat pedagang.
Dia menyatakan, menemukan perbedaan warna pada beras dalam kemasan warna hijau yang dijualnya.
“Saya buka sendiri setelah sebelumnya ada polisi datang untuk memeriksa dan ada ramai-ramai soal beras.
Ini ada sebagian beras yang warnanya putih sekali, seperti ketan.
Entah kecampuran atau bagaimana, saya tidak tahu,” ujar Muntiari saat ditemui tribunjateng.com, Rabu (16/7/2025).
Apa Bahaya Bagi Kesehatan?
Dalam beberapa kasus, beras oplosan dicampur dengan zat pewarna atau pengawet yang berbahaya bagi tubuh.
Mengonsumsinya secara terus-menerus bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan, bahkan keracunan.
Pakar Teknologi Industri Pertanian IPB University, Prof Tajuddin Bantacut mengingatkan bahwa meski disimpan di tempat terkendali, kualitas beras tetap bisa menurun akibat faktor lingkungan, hama, atau mikroorganisme.
Oleh karena itu, ia menekankan, “Idealnya beras hanya disimpan maksimal enam bulan agar kualitasnya tetap terjaga.”
Bagaimana Tips memilih dan menyimpan beras?
Agar terhindar dari beras oplosan, Prof Tajuddin mengimbau masyarakat:
- Membeli beras berlabel resmi dari sumber terpercaya.
- Menghindari membeli beras tanpa label atau dari pedagang yang tidak jelas.
- Selalu mencuci beras sebelum dimasak.
- Memeriksa warna, aroma, tekstur, dan keberadaan benda asing.
- Menyimpan beras maksimal enam bulan.
Lebih jauh, Tajuddin menyoroti pentingnya edukasi publik mengenai kualitas dan keamanan beras.
“Jika dikelola dengan baik, sebagai negara agraris, Indonesia seharusnya tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada distribusi dan konsumsi beras secara merata dan aman,” tandasnya.
Apa saja 26 Merek Beras Diduga Oplosan?
Dugaan praktik curang pengoplosan beras premium dengan beras berkualitas lebih rendah melibatkan berbagai merek ternama menyita perhatian publik.
Merek beras yang dicurigai melakukan pelanggaran regulasi mutu dan takaran ini tengah diusut Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri.
Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Helfi Assegaf sekaligus Dirtipideksus Bareskrim Polri membenarkan penyelidikan masih dilakukan.
"Mulai hari ini penyidik Satgas Pangan Polri melakukan pemeriksaan terhadap 25 pemilik merk beras kemasan 5 Kg lainnya," katanya kepada wartawan, Selasa (15/7/2025).
Helfi menyebut penyidik Satgas Pangan Polri telah melakukan pemeriksaan terhadap 6 PT dan 8 pemilik merek beras kemasan 5 kilogram.
Sehingga, total saksi yang diperiksa saat ini ada 22 orang.
"Pemeriksaan tersebut untuk pendalaman ada atau tidaknya perbuatan melawan hukum atas dugaan penjualan beras dalam kemasan yang tidak sesuai komposisi yang tertera pada kemasannya," terang jenderal polisi bintang satu tersebut.
Namun, keterangan yang diperoleh redaksi bahwa sedikitnya ada 26 merk yang melanggar ketentuan.
Berikut daftar 26 merek beras tak sesuai regulasi:
Wilmar Group:
1. Sania
2. Sovia
3. Fortune
4. Siip
PT Food Station Tjipinang Jaya:
5. Alfamidi Setra Pulen
6. Beras Premium Setra Ramos
7. Beras Pulen Wangi
8. Food Station
9. Ramos Premium
10. Setra Pulen
11. Setra Ramos
PT Belitang Panen Raya (BPR):
12. Raja Platinum
13. Raja Ultima
PT Unifood Candi Indonesia
14. Larisst
15. Leezaat
PT Buyung Poetra Sembada Tbk:
16. Topi Koki
PT Bintang Terang Lestari Abadi:
17. Elephas Maximus
18. Slyp Hummer
Sentosa utama Lestari/Japfa Group:
19. Ayana
PT Subur Jaya Indotama:
20. Dua Koki
21. Beras Subur Jaya
CV Bumi Jaya Sejati
22. Raja Udang
23. Kakak Adik
PT Jaya Utama Santikah:
24. Pandan Wangi BMW Citra
25. Kepala Pandan Wangi
26. Medium Pandan Wangi
Dari Warna Kelihatan
Ancaman peredaran beras oplosan patut diwaspadai karena dapat membahayakan kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Prof Tajuddin Bantacut, Pakar Teknologi Industri Pertanian IPB University, menjelaskan bahwa masyarakat sebenarnya bisa mengenali ciri-ciri beras oplosan secara kasat mata.
Dilansir dari laman IPB University, Sabtu (12/7/2025), Tajuddin memaparkan tanda-tanda umum yang perlu diperhatikan.
Ciri-ciri beras oplosan
Menurut Prof Tajuddin, ciri fisik beras oplosan antara lain:
-Warna tidak seragam
“Jika menemukan nasi yang berbeda dari biasanya seperti warna, bau (aroma), tekstur, dan butiran maka dapat dicurigai sebagai beras yang telah dioplos dalam arti terdapat kerusakan mutu atau keberadaan benda asing,” jelasnya.
-Butiran berbeda ukuran
Beras oplosan memiliki ukuran butiran yang bervariasi dalam satu kemasan, seperti besar-kecil atau panjang-pendek yang tidak seragam.
-Tekstur nasi lembek
Setelah dimasak, nasi dari beras oplosan cenderung lembek, berbeda dari nasi berkualitas baik yang pulen atau pera sesuai jenisnya.
-Bau atau aroma tidak lazim
Jika beras atau nasi mengeluarkan bau aneh, terutama menyengat atau seperti bahan kimia, patut dicurigai sebagai tanda adanya zat tambahan berbahaya.
-Adanya benda asing saat dicuci
“Cuci beras sebelum dimasak dan waspadai bila ada benda asing yang mengambang,” imbau Tajuddin.
Jenis beras oplosan yang beredar
Lebih lanjut, Prof Tajuddin memaparkan tiga jenis beras oplosan yang beredar di masyarakat:
-Beras campuran dengan bahan lain
Biasanya dicampur bahan lain seperti jagung, umum ditemukan di beberapa daerah.
-Beras blended atau campuran beberapa jenis beras
Dicampur untuk memperbaiki rasa atau tekstur, meski kadang menurunkan kualitas.
-Beras rusak yang dipoles ulang
Beras yang sudah rusak secara fisik, kimiawi, atau mikrobiologis, lalu dipoles ulang agar terlihat bagus.
“Namun, jika kerusakannya sudah parah, baik secara fisik, kimiawi, maupun mikrobiologis, maka tidak layak untuk dikonsumsi. Terlebih apabila mengandung bahan kimia atau pengawet, bisa berbahaya untuk kesehatan,” tegasnya.
(*)
RSUD Kewalahan Tangani Korban Keracunan MBG di Lebong Bengkulu yang Jumlahnya Capai 281 Siswa |
![]() |
---|
Berawal Pakai Narkoba Bersama, David Tusuk Pacarnya hingga Tewas |
![]() |
---|
Musleh Dibacok Tetangga Sendiri gara-gara Rebutan Pohon Jati |
![]() |
---|
Jasad Wanita Nyaris Tanpa Busana Ditemukan di Semak-Semak Lahan Kosong |
![]() |
---|
Anggota TNI Pembunuh Istri Acungkan Jari Tengah ke Keluarga Korban saat Rekonstruksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.