Berita Semarang
Pemkab Semarang Jemput 2 Anak yang Jadi Korban Kekerasan hingga Dirantai di Boyolali
IAR ditemukan dalam kondisi kaki dirantai bersama seorang anak perempuan berusia enam tahun asal Batang.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Dua anak asal Kabupaten Semarang yang menjadi korban eksploitasi dan kekerasan di Kabupaten Boyolali akhirnya dijemput oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang, khususnya tim dari Dinas Sosial pada Rabu (16/7/2025) malam.
SAW (14) dan adiknya, IAR (11), bersama dua anak lainnya asal Kabupaten Batang sebelumnya ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di rumah seorang pria berusia 65 tahun berinisial SP di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali.
IAR ditemukan dalam kondisi kaki dirantai bersama seorang anak perempuan berusia enam tahun asal Batang.
Baca juga: 4 Bocah Tiap Hari Cuma Diberi Singkong, Kaki Dirantai, Dugaan Eksploitasi Anak di Boyolali Terungkap
Setelah kasus itu ditangani Polres Boyolali, SAW dan IAR dijemput untuk kembali ke Kabupaten Semarang.
Kedatangan rombongan yang menjemput dan membawa kembali mereka disambut langsung oleh Bupati Semarang, Ngesti Nugraha di rumah dinasnya, Sidomulyo, Ungaran Timur.
Bersama Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Semarang, Istichomah, dan Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy, Bupati Ngesti berdialog dengan anak-anak dan keluarganya, membahas solusi yang akan dilakukan ke depan.
“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Semarang mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, mulai dari Kapolres dan Bupati Boyolali, Dinsos Boyolali, hingga Kementerian Sosial yang turun langsung membantu.
Syukur alhamdulillah, anak-anak kami bisa kembali,” kata Ngesti seusai pertemuan tersebut.
Dia menambahkan, Pemkab Semarang akan fokus pada tiga hal utama untuk dua anak tersebut.
Tiga hal itu meliputi soal psikis, pemulihan kesehatan fisik, dan pemenuhan hak pendidikan.
“Kami siapkan untuk bisa kembali bersekolah.
Mereka masih dalam usia pelajar SD dan SMP, kami ingin mereka bisa belajar seperti anak-anak lainnya,” imbuh Ngesti.
Dia menegaskan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan sejumlah instansi, termasuk Dinas Pendidikan, DP3AKB, dan Polres Semarang untuk menyiapkan langkah-langkah lanjutan.
Bupati Ngesti memastikan bahwa masa depan SAW dan IAR akan ditangani dengan serius.
“Kami akan upayakan yang terbaik agar anak-anak ini pulih dan tidak tertinggal dalam pendidikan maupun kehidupan sosial mereka,” tegasnya.
Dari TK hingga SMP, Anak-Anak Semarang Diajak Cinta Membaca |
![]() |
---|
Belum Kondusif, Doa Bersama Ojol untuk Affan di Semarang Terpaksa Batal |
![]() |
---|
Menolak Pulang! Ratusan Demonstran Bertahan di Gerbang Mapolda Jateng Meski Dihujani Gas Air Mata |
![]() |
---|
Sosok Ervina Demonstran Wanita Yang Disoraki Polisi Ternyata Seorang Barista |
![]() |
---|
Ratu Kalinyamat Jadi Inspirasi Film “Uttarani” Karya Mahasiswa SCU |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.