Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Teknologi Tepat Guna Dongkrak Kualitas Hasil Pertanian Lebih dari 50 Persen

Penggunaan teknologi tepat guna saat ini terus digaungkan di sektor pertanian. Teknologi tepat guna dapat meningkatkan produktivitas

TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN 
TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN  TINJAU PAMERAN - Rektor Undip, Suharnomo bersama jajaran tamu undangan meninjau pameran Pameran Agrimat dan Jateng Cold Chain Expo 2025, di Muladi Dome Undip Semarang, Kamis (17/7/2025).  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penggunaan teknologi tepat guna saat ini terus digaungkan di sektor pertanian. Teknologi tepat guna dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian lebih dari 50 persen. 

Kabid Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Jateng, Sri Broto Rini mengatakan, penggunaan teknologi tepat guna di bidang pertanian di Jateng belum begitu banyak.

Kendati demikian, Pemprov Jateng sudah mulai mendorong para petani untuk menggunakan teknologi tepat guna. Diantaranya, pemerintah memfasilitasi reefer container, cool storage, dan air blast freezer untuk menyimpan produk hasil peternakan. 

"Pemerintah sudah mulai melakukan pengadaan sudah dua tahun terkahir. Barangnya ada. Saat ini, dikelola BUMD maupun swasta-swasta," tutur Rini, sapaannya, saat membuka Seminar dan Pameran Agrimat dan Jateng Cold Chain Expo 2025, di Undip Semarang, Kamis (17/7/2025). 

Menurut Rini, penggunaan teknologi tepat guna di bidang pertanian sangat meningkatkan efisiensi lebih dari 50 persen. Bahkan, fasilitasi alat-alat dari Pemprov Jateng untuk hasil peternakan bisa meningkatkan efisiensi hingga 70 persen. 

"Kalau produksi kan bagian hulu, bagaimana meningkatkan produksi dengan inovasi. Alat yg ini (disediakan Pemprov) di bagian hilir supaya mendapatkan nilai tambah, kualitas produk, maupun efisiensi. Efisiensi penggunaan alat ini sampai 70 persen," ungkapnya. 

Dengan peningkatan efisiensi, lanjut dia, harga produk menjadi lebih murah dan tidak terpengaruh adanya kenaikan. Biaya operasipnal hanya Rp 90 perkilogram perhari. 

"Contoh, river container. Kalau daging ayam disimpan seminggu sampai satu bulan tidak mempengaruhi harga yanh naik. Ini sangat efisien serta menjaga kualitas," terangnya.

Di sisi lain, Rini berujar, penggunaan teknologi tepat guna di bidang pertanian juga sangat relevan dengan program Gubernur Jateng untuk menggaet petani muda. 

Adapun Pameran Agrimat: Indonesia Agriculture Machinery, Accessories & Tools Expo diselenggarakan bersamaan dengan Jateng Cold Chain Expo 2025 mulai 17 hingga 19 Juli di Muladi Dome, Semarang. 

Pameran dagang bergengsi ini menjadi ajang transformatif, mempertemukan berbagai profesional agribisnis, pelaku  industri makanan, spesialis rantai dingin  yang antusias mengeksplorasi teknologi,  tren, dan inovasi terkini yang membentuk  rantai nilai pangan Indonesia. 

Agrimat 2025 menampilkan berbagai  kemajuan teknologi dalam pertanian  cerdas, pertanian presisi, serta teknologi pasca panen, memberikan pengalaman mendalam tentang masa depan pertanian. 

Sementara itu, Jateng Cold Chain Expo 2025 menyuguhkan inovasi dalam  penyimpanan dingin, logistik dengan  kontrol suhu, serta solusi pemantauan  digital untuk menjaga mutu dan keamanan pangan dari produksi hingga konsumsi.

"Pameran ini menjawab susahnya memantik generasi muda jadi petani. Ini bagus. Efisiensi pasti luar biasa. Ada drone bisa jadi pengganti tenaga menyiram, memupuk, itu bagian dari efisiensi," tambahnya. 

Rektor Undip, Suharnomo mengapresiasi kegiatan ini dalam rangka memperkenalkan teknologi tepat guna. 
Ini mendorong anak muda terjun ke dunia pertanian. Bahkan, Undip juga memiliki sejumlah inovasi di bidang pertanian. Tak hanya sekedar inovasi, Undip sudah melakukan hilirisasi. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved