Berita Ungaran
Potret Buram Rusunawa Ambarawa Sampah Menumpuk dan Atap Bocor, 30 Unit Tak Bisa Ditempati
Rusunawa Ambarawa banyak yang mengalami kerusakan, tercatat dari 98 unit rumah, hanya 68 yang bisa layak untuk ditempati.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Di tengah kepadatan Kranggan, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, berdiri sebuah bangunan empat lantai yang menjadi tempat berlindung bagi puluhan kepala keluarga, yakni Rusunawa Ambarawa.
Dari luar sekilas tampak kokoh, namun begitu melangkah masuk, pemandangan yang terungkap lebih dari sekadar dinding beton yang memudar catnya.
Beberapa atap terlihat rembes, bahkan sebagian telah berlumut.
Baca juga: Rusunawa Bakalankrapyak Kondisinya Rusak, Bupati Kudus: Mudah-mudahan Tahun Depan Bisa Ditangani
Di sudut lain, sampah berserakan dan juga dibuang tidak sesuai tempatnya.
Satu di antara penghuni, Sri Fajarwati (54), menceritakan pengalamannya selama tinggal di sana.
Dia yang menghuni sejak 2019 itu sudah melihat sejumlah permasalahan yang ada, terutama atap yang bocor.
“Kalau di tempat saya tidak bocor, tapi rumah anak saya bocor semua.
Yang di sebelah sana juga begitu, banyak yang rembes.” kata dia, sambil menunjuk rumah-rumah tetangga di dekatnya, Selasa (22/7/2025).

Warga asli Kupang Lor, Ambarawa tersebut mengaku masih merasa bersyukur.
Dengan biaya sewa bulanan Rp175 ribu dan biaya listrik serta air yang ditanggung sendiri, Sri mengatakan tempat yang ia tinggali masih layak.
Namun, kenyamanan itu tidak dirasakan semua orang.
Dari 98 unit rumah, hanya 68 yang bisa ditempati.
Sementara, sisanya dikategorikan rusak berat.
Hal itu sempat menjadi temuan dan perhatian Komisi C DPRD Kabupaten Semarang dalam sidaknya, Senin (21/7/2025).
Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang, Wisnu Wahyudi menilai rusunawa tersebut terbilang kurang layak huni.
“Sebetulnya dari segi bangunan layak, kalau kepepet, tapi dari segi apapun tetap kurang layak.
Kami ke rusunawa tersebut karena ada masukan dari penghuni, paling utama soal kebersihan,” kata Wisnu.
Dia juga menyoroti anggaran pemeliharaan yang sangat minim.
Total anggaran pemeliharan sebesar Rp33 juta dibagi untuk tiga lokasi rusun, yaitu Ambarawa, Pringapus, dan Ungaran.
Wisnu menyebut angka tersebut tidak sebanding dengan jumlah dan kondisi unit yang ada.
“30 rumah yang tergolong rusat berat ini harus dipikirkan.
Ini jelas berdampak pada capaian retribusi yang pastinya tidak memenuhi target,” imbuh dia.
Baca juga: Pria Berkebutuhan Khusus Tewas Jatuh dari Lantai 4 Rusunawa Setelah Tendang Kepala Ibunya
Sementara itu, Kepala UPTD Alat Berat, Rumah Susun, dan Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Semarang, Agung Pangarso membenarkan bahwa perbaikan besar sulit dilakukan karena keterbatasan anggaran.
"Sementara dengan keterbatasan anggaran, kami gunakan untuk perbaikan-perbaikan yang minor saja.
Untuk perbaikan besar, kami masih menunggu persetujuan dan akan ajukan ulang ke pimpinan," pungkas Agung. (*)
Guru Matematika Jadi Pengajar Agama: Ironi Kekurangan Tenaga Pendidik di Kabupaten Semarang |
![]() |
---|
Tak Hanya Subsidi, Pemkab Semarang Siapkan Strategi Jangka Panjang Selamatkan Petani Tembakau |
![]() |
---|
227 Murid Dapat Makan Bergizi Gratis, Wiji Rahayu Bersyukur SLB Negeri Ungaran Ikut Diperhatikan |
![]() |
---|
Kisah Ariyanto Ikhlas Tak Ambil Kelebihan Bayar PBB, Meski Pemkab Semarang Membatalkan Kenaikan |
![]() |
---|
"Alhamdulillah Beban Ortu Berkurang", Respons Pedagang Kopi Usai Bupati Ngesti Batalkan Kenaikan PBB |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.