Polemik Fatwa Sound Horeg Haram, Ustadz Derry Sebut Sound Horeg Lebih Kencang dari Konser Metal

TRIBUNJATENG.COM - Ustadz sekaligus mantan musisi, Derry Sulaiman menyebut suara sound horeg di wilayah Jawa Timur lebih keras daripada sound konser grup metal Slipknot.

Hal itu ia sampaikan dalam acara yang ditayangkan di TV One pada Selasa (22/7/2025).

Menurutnya, sound horeg mencapai angka 135 dB.

Sedangkan sound konser Slipknot berada di angka 100-109 dB.

"Saya tidak asing dengan kebisingan, karena saya nonton konser metal.
Slipknot itu band metal terkeras soundnya. Mereka membatasi, sound mereka itu 100-109 dB, itu band metal paling brutal di dunia. Kalau merapatkan kuping ke speaker 120db, tapi sound horeg 135." ucap Ustadz Derry.

Menurutnya, suara sound horeg bisa mengakibatkan telinga tuli.

"Ini memang saya rasa, itu bisa mengakibatkan tuli permanen. Tapi nanti bertahap, nggak secara langsung," ucap Ustadz Derry.

Menurutnya, hal yang difatwakan haram oleh MUI adalah kekuatan suara sound horeg.

"Yang diharamkan MUI itu saya yakin bukan soundnya, tapi 135 dB itu. Yang merontokkan genteng, yang bikin jantungan orang," papar Ustadz Derry Sulaiman.

"Jadi saya mendengar fatwa MUI mengharamkan sound horeg, saya bukan kefikrian mengharamkan sound. Karena sound dipake buat masjid, buat speaker. Bahkan kualitas sound horeg ini luar biasa. Saya kefikiran bagaimana kalau sound horeg ini kalau kita alihkan menjadi hijrahkan mereka mengatur sound-sound masjid. Jadi masjid-masjid semua ala-ala sound horeg," 

Ustadz yang dekat dengan sejumlah artis itu memberikan saran agar pengusaha sound horeg bisa mengkondisikan volume serta lokasi.

"Kalau memang orang Jawa Timur menganggap ini hiburan, saya rasa harus mengkondisikan volumenya, dan lokasi jangan di tengah-tengah kampung masyarakat," ucap Derry Sulaiman.

"Yang suka sound horeg kita tentukan lokasinya jangan sembarangan, konser metal kan di stadion. Bahkan ada di ruang tertutup. Kalau sound horeg diharamkan ketika masuk di pemukiman masyarakat. Diharamkan jika lebih dari 100 dB. 120 itu udah parah banget," ucap Ustadz Derry.

Sementara itu, Ketua Umum Barisan Ksatria Nusantara, M Rofi'i Mukhlis mengatakan agar MUI memikirkan nasib para pelaku sound horeg.

"Temen-temen ini kan sudah banyak di Jawa Timur, temen-temen ini mau diatur. Ini sandang pangan keluarga, sandang pangan tetangga yang jualan. Ini harus dipikirkan ulama juga. Siapa yang ngasih kerjaan mereka, kalau ulama hanya mengasih fatwa haram saja," ucap Rofi'i.