LDII Teken MoU dengan Kemendes PDTT untuk Percepat Pembangunan Desa

LDII berharap kolaborasi ini tidak hanya terbatas antara dua lembaga, tapi diperluas secara lintas institusi agar saling memperkuat peran dalam menyejahterakan bangsa.

“Kami berkepentingan mendorong pembangunan desa. Membangun dari bawah itu kunci pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan,” tegas Chriswanto.

Selain fokus pada pertanian, LDII juga aktif dalam bidang dakwah dan pendidikan di pedesaan melalui pendirian majelis taklim, pondok pesantren, hingga pemberdayaan ekonomi syariah. LDII juga berkontribusi dalam penanganan stunting dan pemanfaatan teknologi digital.

Menuju Indonesia Emas 2045 Melalui Aksi Nyata di Desa

Yandri Susanto menekankan bahwa MoU ini harus dikawal sampai tahap implementasi. Pemerintah menargetkan dalam 2-3 tahun ke depan tidak ada lagi desa tertinggal di Indonesia.

Ia juga menyebut bahwa saat ini sudah ada 48 MoU yang ditandatangani, dan targetnya akan diperluas menjadi 80 mitra strategis.

“Kolaborasi ini bagian dari strategi menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Yandri.

Kolaborasi antara LDII dan Kemendes PDTT membuka peluang luas bagi ormas dan lembaga masyarakat lain untuk ikut serta dalam pembangunan desa.

LDII menunjukkan bahwa ormas bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam mempercepat program-program pembangunan, tidak hanya melalui pendekatan spiritual, tetapi juga lewat aksi sosial dan ekonomi.

Dengan sinergi yang berkelanjutan dan berbasis aksi nyata, kolaborasi ini diharapkan benar-benar membawa perubahan signifikan, terutama bagi masyarakat desa yang selama ini menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa.***