Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Fakta Data Dinkes Jateng: 30 dari 150 Siswa Bergejala Alami Gangguan Kejiwaan

6,7 persen dari total 37.000 warga Jawa Tengah terdeteksi mengalami gangguan kejiwaan, hasil program speling.

Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/TITO ISNA UTAMA
PROGRAM SPELING - Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar. Pemprov Jateng mendata, sekira 6,7 persen warga di Jawa Tengah terdeteksi mengalami gangguan kejiwaan. Data itu diperoleh dari program speling oleh Dinkes Jateng. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Fakta data didapat Dinkes Jateng dari hasil pelaksanaan program speling atau dokter spesialis keliling.

Bahkan, data yang cukup mengejutkan di sektor pendidikan.

Sesuai data menyebut jika 6,7 persen warga di Jawa Tengah mengalami gangguan kejiwaan.

Dari 150 siswa yang mengikuti pemeriksaan, 30 di antaranya mengalami gejala gangguan kejiwaan.

Baca juga: Pemprov Jateng Berkolaborasi Dengan BRI Tingkat Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat

Baca juga: Percepat Program Makan Bergizi Jawa Tengah, Jateng Butuh 2.418 Dapur Gizi Tambahan

Program dokter spesialis keliling (speling) yang digagas Pemprov Jateng telah mendeteksi gangguan kejiwaan pada 6,7 persen dari total 37.000 warga yang telah mendapatkan layanan ini.

Kepala Dinkes Jateng, Yunita Dyah Suminar mengatakan, gangguan kejiwaan yang ditemukan mencakup kategori ringan, sedang, hingga berat.

Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah provinsi.

"Melalui program Cek Kesehatan Gratis yang kami padukan dengan speling, ternyata banyak kasus kesehatan jiwa yang sebelumnya tidak terdeteksi," ujar Yunita seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (31/7/2025).

Program speling memungkinkan masyarakat menjalani skrining terlebih dahulu.

Jika terindikasi mengalami gangguan kejiwaan, warga ditangani dokter spesialis jiwa.

"Begitu ada tanda depresi ringan, sedang, atau berat, mereka bisa bertemu dokter spesialis."

"Kolaborasi ini tidak hanya efisien secara anggaran, tapi juga memberi kami data penting terkait isu kesehatan, termasuk mental," ujarnya.

Pantau Gangguan Mental Anak Sekolah 

Pemeriksaan juga menargetkan generasi muda, termasuk siswa sekolah dasar (SD) hingga menengah.

Sekira 10 persen dari total sasaran program adalah anak-anak usia tujuh tahun ke atas.

Yunita mengungkapkan, dalam salah satu pemeriksaan di sekolah, dari 150 siswa yang diperiksa, sekira 30 anak menunjukkan gejala gangguan kejiwaan.

Baca juga: DJP Jateng I Sita Aset Tanah dan Bangunan Karena Tersandung Kasus Pajak

Baca juga: Jangkauan Program Desalinasi Pempov Jateng Terus Diperluas

"Karena itu, kami dorong program Mental Health First Aid (MHFA)."

"Ini melatih kader siswa untuk mendengarkan keluhan teman sebayanya."

"Karena anak-anak lebih cenderung curhat ke teman dibanding orangtua," jelasnya.

Gejala awal yang diamati antara lain perubahan perilaku seperti anak yang semula ceria menjadi murung, atau anak yang biasanya terbuka menjadi tertutup.

Menurut Yunita, berbagai faktor bisa memicu gangguan kejiwaan pada anak mulai dari kurangnya perhatian orangtua.

Termasuk karena sibuk dengan gawai, tekanan sosial ekonomi, hingga pengaruh lingkungan pergaulan.

"Ini harus menjadi kewaspadaan bersama. orangtua dan sekolah perlu aktif menciptakan lingkungan yang aman serta suportif bagi anak," tambahnya.

Pelayanan Spesialis hingga ke Desa 

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menyebutkan, program speling ditujukan untuk menjangkau masyarakat hingga ke desa-desa yang belum memiliki akses optimal ke dokter spesialis.

"Selama ini, masyarakat desa banyak yang belum mengenal atau memahami peran dokter spesialis."

"Dengan speling, kami hadirkan layanan kesehatan gratis hingga ke pelosok," kata Ahmad Luthfi.

Program ini dijalankan dengan dukungan rumah sakit milik pemerintah dan swasta yang tergabung di 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6,7 Persen Warga Jateng Terdeteksi Alami Gangguan Jiwa Lewat Program Dokter Keliling"

Baca juga: UIN Saizu dan UT Purwokerto Tingkatkan Kerjasama Sinergis Bidang Internasionalisasi Kampus 4

Baca juga: Kepala Disdik Kota Semarang Bereaksi, Kunjungi Rumah Bocah SD yang Viral Lewati Sungai ke Sekolah

Baca juga: Cerita Yudi Roban Timur Batang Rumah Digusur Laut Empat Kali Akibat Abrasi

Baca juga: 44 Sekolah di Karanganyar Ikuti Seleksi Sekolah Adiwiyata 2025 Tingkat Kabupaten

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved