Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jakarta

IHSG Melemah 65 Poin di Akhir Juli, Saham Perbankan Tekan Pasar

IHSG hari ini ditutup melemah ke level 7.484. Saham perbankan jadi beban, investor waspadai arah pasar. IHSG turun seiring tekanan global.

Penulis: Ctr | Editor: Catur waskito Edy
thikstock via Kompas.com
Ilustrasi bursa 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Kamis (31/7/2025), mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap tekanan eksternal dan koreksi saham-saham unggulan.

IHSG hari ini melemah 65,55 poin atau 0,87 persen ke level 7.484,33.

Sempat menguat di awal perdagangan dan menyentuh level tertinggi di 7.566,75, pergerakan IHSG kemudian mengalami tekanan hingga akhir sesi kedua.

Penurunan signifikan terjadi ketika sentimen global mulai menghantui pelaku pasar, terutama dari kebijakan suku bunga The Fed yang masih belum memberikan kejelasan arah jangka menengah.

Saham Perbankan Jadi Penekan Terbesar IHSG

Pelemahan IHSG banyak dipicu oleh koreksi saham-saham unggulan di sektor perbankan.

Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 1,85 persen ke Rp 3.710. Disusul Bank Mandiri (BMRI) yang melemah 2,38 persen ke Rp 4.510 dan Bank Central Asia (BBCA) yang terkoreksi 1,19 persen ke Rp 8.275.

Kondisi ini menyebabkan IHSG sulit bangkit meskipun beberapa saham mencatatkan kenaikan.

Saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) naik 1,56 persen ke level 65, Unilever Indonesia (UNVR) naik signifikan 11,76 persen ke Rp 1.710, dan Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) menguat 6,42 persen ke Rp 2.320.

Data BEI juga menunjukkan volume transaksi mencapai 41,63 miliar saham dengan nilai Rp 18,27 triliun.

Dari total emiten yang diperdagangkan, 412 saham berada di zona merah, hanya 228 saham yang menguat, dan 164 stagnan.

Pasar Regional Juga Tertekan

Tekanan tak hanya terjadi di dalam negeri. Pasar saham regional Asia mayoritas ditutup di zona merah. Indeks Strait Times turun 0,86 persen, Shanghai Composite anjlok 1,18 persen, dan Hang Seng terperosok 1,60 persen.

Hanya Nikkei 225 Jepang yang mencatatkan penguatan 1,02 persen.

Rupiah Melemah, Tekanan Tambahan untuk IHSG

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga memberikan tekanan tambahan bagi pasar.

Menurut data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp 16.456 per dolar AS, melemah 0,31 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.405.

Meski demikian, berdasarkan kurs Jisdor, rupiah masih menguat tipis ke level Rp 16.459 dari Rp 16.387 sehari sebelumnya.

Pelemahan nilai tukar rupiah bisa menjadi sinyal kehati-hatian investor asing yang mulai menarik dana keluar dari pasar domestik, memperburuk sentimen di bursa. IHSG pun semakin sulit bertahan di tengah tekanan ini.

Pelemahan IHSG hari ini menegaskan bahwa pasar modal Indonesia belum keluar dari tekanan.

Kinerja saham-saham perbankan besar yang melemah menjadi beban utama, sementara sentimen eksternal seperti kebijakan 

The Fed dan pelemahan rupiah ikut memperburuk situasi.

Dengan IHSG yang masih berfluktuasi tinggi, investor disarankan tetap waspada dan selektif dalam mengambil posisi di awal bulan Agustus. (kompas.com)

Baca juga: Penyebab Lahan eks Pasar Induk Blora Masih Mangkrak, Sekda: Belum Ada Investor yang Serius

Baca juga: Resmi! Tabel KUR BRI 2025 Plafon Rp50 Juta - Rp100 Juta, Segini Cicilannya per Bulan

Baca juga: Gempa M3,7 Guncang Gunung Kidul Yogyakarta, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved