Berita Tegal
Tak Semata Tugas, Soerjani Terdorong Rasa Kemanusiaan untuk Edukasi Peserta JKN
Usianya sudah tidak muda lagi, saat ini 55 tahun, tetapi semangatnya masih berkobar layaknya muda-mudi.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muh radlis
Di lapangan, tugas kader JKN tak segampang membalikkan telapak tangan. Soerjani pernah mendapatkan makian, pura-pura tidak ada, ataupun tidak dibukakan pintu. Hal itu dirasakannya saat awal-awal menjadi kader JKN, pada 2018.
Soerjani tidak lantas menyerah. Saat menjalankan tugas, dia selalu melakukan pendekatan emosional dengan hati.
Dia menanyakan kesehatan peserta JKN, keluhan yang dirasakan, perkembangan layanan kesehatan, hingga menanyakan pendapat saat menggunakan JKN.
“Terkadang masyarakat merasa tidak hutang, tapi mendapatkan tagihan. Nah, peran kita ini memahamkan mereka konsep gotong royong BPJS Kesehatan,” kata Soerjani yang dulunya hanya ibu rumah tangga.
Menurut Soerjani, tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui konsep gotong royong BPJS Kesehatan. Cara pikir mereka sederhana, mengapa harus membayar iuran padahal tidak menggunakan.
Dia sedikit demi sedikit memberikan pemahaman. Gotong royong yang dimaksud adalah iuran yang dibayarkan dan bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan penanganan medis, seperti operasi. Begitu pula sebaliknya, iuran yang orang lain bayarkan akan bermanfaat balik.
“Manfaatnya kembali kepada kita. Terutama masyarakat yang memiliki penyakit seperti diabetes melitus (DM), hipertensi, dan jantung. Mereka butuh kontrol kesehatan rutin,” jelasnya.

Bantu Peserta JKN
Kedekatan yang dibangun Soerjani dan peserta JKN, membuatnya banyak mendapatkan kepercayaan. Banyak yang meminta bantuan saat mengalami kesulitan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti puskesmas dan klinik, maupun Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan Lanjut (FKTRL) yaitu rumah sakit.
Dia dengan senang hati menjadi jembatan komunikasi antara peserta JKN dan BPJS Kesehatan. Dia langsung datang ke lokasi di mana peserta JKN mendapatkan kesulitan.
“Itu menjadi tugas kami juga, membantu pasien saat mendapatkan kendala di fasilitas kesehatan, seperti persoalan rujukan, kepesertaan belum aktif, ataupun miskomunikasi dengan tenaga medis,” ungkap Soerjani.
Peran kader JKN dirasakan oleh Maria Susanti (68), warga Jalan Kepodang Desa Mejasem Barat, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Dia sangat terbantu oleh Soerjani.
Maria bercerita, dia memiliki penyakit gula atau DM. Dia sendiri menjadi peserta JKN sejak delapan tahun lalu, pada 2017.
Suatu ketika dia mendapat kesulitan saat meminta rujukan dari puskesmas untuk berobat ke rumah sakit. Karena saat itu sudah mengenal Soerjani, dia meminta bantuan.
“Dulu pernah mengalami kendala tidak boleh minta rujukan buat ke rumah sakit. Padahal saya biasa kontrol rutin menggunakan BPJS Kesehatan. Tapi akhirnya mendapatkan rujukan setelah dibantu kader JKN,” kata Maria di rumahnya, Senin (21/7/2025).
Peringatan HUT Ke-80 PMI, Bupati Tegal Ischak: Benteng Kepedulian Berbagai Kondisi Kemanusiaan |
![]() |
---|
Program Pemkab Tegal Sadesa 2025 Batch Dua Dibuka, Kuliah Gratis di Universitas Harkat Negeri |
![]() |
---|
Ribuan Anak Meriahkan Lomba Mewarnai dan Menggambar Alfamart-Kodomo di Tegal |
![]() |
---|
Mbak Iin Gelorakan Semangat Gerakan Perempuan Sehat dengan Empowerment Walk |
![]() |
---|
Wawali Tegal Mbak Iin Apresiasi Lomba Paduan Suara Fatayat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.