Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tangis Mbah Nortaji Meledak, Setelah Diusir, Kini Ia Malah Dijemput 3 Anak Sekaligus: Ayo Pulang

Tangis hari meledak saat Mbah Nortaji dijemput ketiga anaknya. Ya, tiga anaknya sekaligus yang menjebut wanita tua itu.

Penulis: Msi | Editor: muslimah
surya/Ahsan Faradisi (ahsan1234)
BERTEMU LAGI - Misrika menangis sambil memeluk ibunya, Nortaji di Griya Lansia Husnul Khatimah, Kabupaten Malang, Kamis (31/7/2025). Misrika datang bersama dua kakaknya yang didampingi anggota Polres Probolinggo.  

TRIBUNJATENG.COM, PROBOLINGGO -Tangis hari meledak saat Mbah Nortaji (76) dijemput ketiga anaknya.

Ya, tiga anaknya sekaligus yang menjebut wanita tua itu.

Mbah Nortaji sebelumnya viral di media sosial terkait penganiayaan dan pengusiran oleh anaknya sendiri di Probolinggo.

Tak heran jika kehadiran ketiga anaknya membuat ia begitu bahagia.

"Sangat ingin pulang," ujar Mbah Nortaji.

Baca juga: Pilu Nenek Nortaji Dianiaya dan Diusir Anak, Akhirnya Tidur di Pinggir Jalan

PENELANTARAN ORANGTUA: Kisah seorang lansia yang dianiaya dan ditelantarkan anaknya viral di media sosial. Peristiwa memilukan tersebut terjadi di Desa Jambangan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (25/7/2025).
PENELANTARAN ORANGTUA: Kisah seorang lansia yang dianiaya dan ditelantarkan anaknya viral di media sosial. Peristiwa memilukan tersebut terjadi di Desa Jambangan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (25/7/2025). (Tangkapan layar TikTok @ariefcamra)

Perempuan tua itu malah kedatangan tiga orang anaknya di Griya Lansia Husnul Khatimah, Desa/Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Kamis (31/7/2025).

Pertemuan Nortaji dengan tiga anaknya seketika meledak menjadi tangis haru.

Kedatangan tiga anak  Nortaji itu didampingi Kanit PPA Polres Probolinggo, Aiptu Agung Dewantara; Kasi Humas Polres Probolinggo, Iptu Merdhania Pravita Shanty; dan perwakilan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo.

Setelah bertemu Nortaji, ketiganya langsung memeluknya dan meminta maaf.

Termasuk Musrika, anak bungsu Nortaji yang diduga menjadi pelaku dalam video yang viral sebelumnya.

Tangis haru pun pecah dari ketiga anaknya sambil meluapkan rasa rindu dan penyesalan yang kemudian disepakati untuk membawa pulang sang ibu dan berjanji merawat bersama.

"Kami sudah sepakat untuk sama-sama merawat ibu (Nortaji), makanya kami langsung datang ke Griya Lansia.

Adik saya yang nomor dua yang sebelumnya merantau ke Bali dan adik saya yang ketiga (Misrika) ikut semua," kata anak sulung Nortaji, Muhammad, Kamis (31/7/2025).

"Kami sudah sepakat untuk merawat ibu bersama-sama dan Alhamdulillah permasalahan kemarin yang viral itu sudah selesai setelah difasilitasi Polres Probolinggo. Makanya hari ini kami datang menjemput ibu," imbuh Muhammad.

Sementara Nortaji yang sebelumnya sempat viral usai diduga dianiaya dan diusir oleh anak kandungnya juga langsung menangis setelah bertemu dengan tiga anak termasuk menantunya dan langsung mengajak pulang ke rumahnya.

"Sayang sarah kuleh, terro plemanah ka compok, terro akompolah pole. Toreh pleman pon nak (Sayang banget saya, pengen pulang ke rumah, pengen kumpul lagi. Ayo cepat pulang nak)," ujar  Nortaji dalam bahasa Madura.

Sebelumnya, video viral di medsos membuat geram netizen karena memperlihatkan seorang perempuan tua dianiaya anak perempuannya.

Dan nenek itu sampai pergi dari rumahhnya dan ditemukan sedang tidur terlentang di pinggir jalan dengan tongkatnya.

Dalam video tersebut juga ditampilkan seorang perempuan mendorong ibunya yang sudah tua hingga jatuh tanpa mengenakan pakaian.

Beruntung, kemarahan anaknya tersebut sampai dilerai tetangganya.

Setelah video tersebut viral, diketahui perempuan tua tersebut bernama Nortaji, warga Dusun Talang, RT 004/RW 003, Desa Jambangan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, yang dihardik oleh Musrika, anak kandungnya sendiri.

Tak hanya menghardik dan menganiaya saja, Musrika juga mengusir dan menolak merawat ibunya lagi.

 Bahkan Musrika enggan bertemu dan tidak ingin mendengar kabar ibunya lagi, sekalipun sudah meninggal dunia.

Campur tangan polisi

Kepolisian Resor Probolinggo turun tangan ikut menyelesaikan peristiwa pengusiran terhadap seorang lansia bernama Ibu Nortaji oleh anak kandungnya di Desa Besuk, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polres Probolinggo mendatangi kediaman ketiga anak Ibu Nortaji.

Mediasi dilakukan untuk menyelesaikan persoalan keluarga tersebut secara kekeluargaan.

Setelah dilakukan pendekatan, ketiga anak Nortaji bersedia menjemput ibunya dengan difasilitasi polisi dan membawanya pulang ke rumah di Probolinggo.

Kasi Humas Polres Probolinggo Iptu Merdhania Pravita Shanty menyampaikan, pihaknya mendampingi ketiga anak Ibu Nortaji untuk menjemput ibunya di Malang pada Kamis (31/7/2025).

"Kami berharap, kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang," kata Pravita, Jumat (1/8/2025).

Alasan Musrika Usir Ibu

Misruka (43) sebelumnya menolak untuk merawat ibu Nortaji (76) karena takut.

Ia bahkan menyatakan tidak keberatan jika ibunya meninggal di panti lansia tanpa kabar kepadanya.

Pernyataan itu disampaikan Musrika saat petugas dari Griya Lansia Malang hendak membawa ibunya ke panti untuk perawatan.

Saat itu, petugas meminta izin secara resmi agar ibu kandungnya dapat ditangani di panti.

"Saya sudah gak mau merawat. Trauma dan takut. Kalau sudah meninggal, gak papa meski saya gak dikabari. Silahkan dirawat sampai meninggal," ujarnya.

Menurut keterangan pemerintah setempat, hubungan antara Musrika dan ibunya memang tidak harmonis sejak lama.

Noraji diketahui mengalami penurunan daya ingat dan sering berbicara sendiri. Warga juga kerap menemukan lansia tersebut tidur sembarangan.

Situasi ini memicu konflik antara keduanya, termasuk dalam peristiwa kekerasan yang terekam dalam video dan viral di media sosial.

Dalam video, Misrika terlihat memukul, mendorong, dan menghardik ibunya hingga terjatuh.

Kemudian, No Taji terekam terbaring di jalan tanah dekat sawah.

Camat Besuk, Abdul Bari, menyampaikan bahwa video viral yang beredar berasal dari dua kejadian berbeda, yakni tanggal 1 Juni dan 25 Juli 2025.

Dalam mediasi pada 3 Juni lalu, Misrika mengaku memiliki alasan kuat untuk tidak lagi merawat ibunya.

"Pengakuan Musrika saat mediasi pada 3 Juni 2025 menyebutkan bahwa ia sedang mengganti pakaian ibunya saat kejadian tersebut. Misrika pun menegaskan bahwa ia tidak ingin lagi merawat ibunya karena merasa sakit hati. Sebab Noraji pernah menyuruh saudara kandung Misrika untuk membunuh Misrika," kata Bari. (Surya/Kompas)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved