Berita Rembang
Puluhan Nelayan Rembang Ikut SLCN, Ngardi Senang Dapat Ilmu Modern dari BMKG untuk Bekal "Miyang"
Puluhan nelayan Kabupaten Rembang mendapatkan edukasi tentang informasi cuaca dan kemaritiman dari Badan Meteorologi
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, REMBANG - Puluhan nelayan Kabupaten Rembang mendapatkan edukasi tentang informasi cuaca dan kemaritiman dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Edukasi tersebut diberikan dalam kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) tahun 2025 Provinsi Jawa Tengah yang diadakan oleh Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Tanjung Emas Semarang.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Lantai 4 Kantor Bupati Rembang, Senin (4/8/2025).
Nelayan tradisional asal Kelurahan Pacar, Kecamatan Rembang, Ngardi, mengakui bahwa kegiatan ini memberikannya pengetahuan baru tentang cara memprediksi cuaca secara modern dengan data dari BMKG.
Dia optimistis, ilmu baru ini bisa membantu nelayan seperti dirinya untuk melaut secara lebih efisien, dengan hasil tangkapan yang juga lebih banyak.
"Saya dulu, kan, biasanya pakai ilmu titen saja. Misalnya kalau ada awam mendung, angin kencang, itu berarti ada gelombang besar dan nelayan tidak bisa melaut. Sekarang pakai ilmu modern yang lebih akurat," kata Ngardi.
Dia berharap, para nelayan yang hadir dalam SLCN ini bisa memahami ilmu yang diajarkan pihak BMKG.
"Info dari BMKG ini sangat membantu. Semoga dengan cara modern ini hasil tangkapan lebih banyak," tandas dia.
Direktur Meteorologi Penerbangan BMKG Achadi Subarkah Raharjo menegaskan bahwa melalui kegiatan ini pihaknya memang ingin memberikan edukasi pada nelayan bahwa kegiatan melaut bisa dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
"Asalkan bisa memanfaatkan informasi dari BMKG yang bisa diakses siapa pun secara online. Di sana ada info cuaca laut, bahkan info tangkapan ikan, sehingga paradigma nelayan tidak lagi mencari tapi tinggal menangkap," kata dia.
Achadi berharap, lewat pembekalan ini, nelayan bisa melaut dengan selamat dengan mengetahui lebih awal daerah mana yang cuacanya buruk dan gelombangnya tinggi. Dengan demikian juga hasil tangkapan lebih banyak.
"Informasi dari BMKG bisa diakses nelayan menggunakan ponsel dan dari mana saja asal ada internet," ucap dia.
Anggota Komisi V DPR RI yang membuka kegiatan SLCN di Rembang secara resmi, Harmusa Oktaviani, menambahkan bahwa edukasi terkait cuaca yang diberikan BMKG akan menjadi bekal berharga bagi nelayan untuk "miyang", istilah lokal yang berarti berangkat melaut untuk menangkap ikan.
"Semoga bisa lebih mengedukasi para peserta agar mendukung mata pencaharian sehari-hari mereka sebagai nelayan," ucap dia.
Untuk diketahui, kegiatan ini diikuti sekira 70 perserta. Mayoritas merupakan nelayan lokal. Selebihnya adalah penyuluh perikanan dan perwakilan instansi terkait.
Kegiatan SLCN ini mengangkat tema "mewujudkan nelayan dengan hasil tangkapan meningkat dan aman berbasis info cuaca". (mzk)
Rumor Bupati Rembang Harno Terima Intensif Pajak Rp78 Juta, Benarkah? |
![]() |
---|
Mayat Perempuan Berseragam ASN Ditemukan Mengapung di TPI Tasikagung Rembang |
![]() |
---|
Pemdes Tegaldowo Nilai Pembatasan Jalan Bukan Satu-satunya Alasan Pabrik Semen Gresik Berhenti |
![]() |
---|
Respon Pemdes Tegaldowo Soal Pembatasan Jalan Akses Suplai Batu Kapur Pabrik Semen Gresik Rembang |
![]() |
---|
Pabrik Semen Gresik Rembang Buka Suara Alasan Setop Produksi dan Rumahkan Ratusan Karyawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.