Semarang
Lebih dari 8.000 Anak di Semarang Alami Caries Gigi, Ini Penjelasan Dinkes
Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat sebanyak 44.474 anak dari total 128.798 anak telah mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat sebanyak 44.474 anak dari total 128.798 anak telah mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) hingga batas data per 7 Agustus 2025.
Program CKG merupakan inisiatif pemerintah pusat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin, mendeteksi penyakit sejak dini, serta mencegah penyebaran penyakit.
Di Kota Semarang, program ini diluncurkan secara resmi oleh Wali Kota Agustina Wilujeng Pramestuti bertepatan dengan kegiatan Pelayanan dan Edukasi Kesehatan Terpadu Pelajar (Piterpan) pada Juli lalu.
Pelaksanaan CKG dilakukan langsung di sekolah-sekolah, di mana petugas dari puskesmas melakukan pemeriksaan kepada para siswa.
Baca juga: 5 SMA Swasta Terbaik di Semarang 2025: Kolese Loyola Duduki Peringkat Pertama
Baca juga: Dari Laut ke Bengkel Perahu: Hidup Ganda Yasin dan Nur Utomo Rawat Kehidupan Nelayan Semarang
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, M Abdul Hakam menyebutkan, dari hasil pemeriksaan status gizi, ditemukan berbagai kondisi kesehatan yang cukup menjadi perhatian.
Sebanyak 734 anak (3,65 persen) terdeteksi mengalami obesitas, sementara 1.387 anak (6,91 % ) masuk kategori gizi lebih.
"Mayoritas anak, yaitu 15.023 (74,80 % ), berada dalam kategori gizi baik, sedangkan 1.260 anak (13,69 % ) mengalami gizi kurang," lanjut Hakam kepada Tribun Jateng, Kamis (7/8/2025).
Selain masalah gizi, CKG juga menemukan berbagai permasalahan kesehatan lain di kalangan anak sekolah.
Dari Data Dinkes, tercatat karies karies gigi menjadi kasus terbanyak dengan jumlah sebanyak 8.262 anak (36,40 % ).
Kemudian anemia ringan 900 anak (18,06 % ), anemia sedang sebanyak 615 anak (12,34 % ), pre-diabetes sebanyak 585 anak (5,65 % ), hiperglikemias sebanyak 15 anak (0,14 % ).
Selain itu, pre-hipertensi sebanyak 1.260 anak (1,83 % ), hipertensi tingkat 1 sebanyak 597 anak (2,76 % ), dan ipertensi tingkat 2 sebanyak 255 anak (1,18 % ).
Hakam melanjutkan, untuk mengatasi dan mencegah masalah-masalah kesehatan tersebut, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kesehatan terus menggalakkan kegiatan Piterpan.
"Piterpan ini meliputi pembiasaan aktivitas fisik rutin di sekolah, membawa bekal sarapan sehat sesuai panduan "Isi Piringku", konsumsi tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri seminggu sekali," paparnya.
Selain itu, lanjutnya, pembinaan dan pengawasan terhadap kantin sekolah sehat juga perlu dilakukan.
Di samping juga pemeriksaan sampel makanan dan air di kantin. (idy)
Semarang Great Sale 2025 Diharap Bisa Tumbuhkan Ekonomi di Tengah Maraknya Rojali |
![]() |
---|
Serunya Liga Sepak Bola RT/RW di Kota Semarang, Ada 1600 Peserta |
![]() |
---|
Harga Sewa Lapangan Mini Soccer di Semarang, Ada yang Jadi Satu Dengan Mall |
![]() |
---|
Menengok Pesisir Tambakrejo Semarang, Tetap Bangkit Mandiri di Tengah Hantaman Rob |
![]() |
---|
Catat Stok Beras Capai 32 Ribu Ton, Dishanpan Semarang: Ketersediaan Cukup |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.