Pendidikan
3 Tantangan yang Membuat Perguruan Tinggi Vokasi Lambat Berkembang, Akreditasi Unggul Rendah
Direktur Politeknik Bumi Akpelni (PBA) Semarang, Cahya Fajar Budi Hartanto, M.Mar., M.Si., resmi meraih gelar Doktor Manajemen Pendidikan .
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Direktur Politeknik Bumi Akpelni (PBA) Semarang, Cahya Fajar Budi Hartanto, M.Mar., M.Si., resmi meraih gelar Doktor Manajemen Pendidikan usai mempertahankan disertasi dalam Ujian Terbuka di Gedung G lantai 1 Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (Unnes), Senin (11/8/2025) sore.
Sidang promosi doktor ini dipimpin Direktur Sekolah Pascasarjana Unnes, Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., dan dihadiri jajaran guru besar yang menjadi promotor maupun penguji, termasuk perwakilan dari Untag, selaku penguji eksternal.
Dalam disertasinya berjudul “Determinan Kinerja Kepemimpinan Perguruan Tinggi Vokasi Bidang Kemaritiman di Indonesia”, Cahya mengungkap fenomena lambatnya perkembangan perguruan tinggi vokasi (PTV) kemaritiman di Tanah Air, meski telah berdiri lebih dari satu abad.
Baca juga: Keluarga Bantah Anaknya Tewas Gantung Diri, Laporkan Dugaan Penganiayaan ke Polresta Banyumas
Baca juga: Potret Darma Mangkuluhur, Cucu Soeharto yang Lamar Kekasih di Afrika
Rendahnya akreditasi unggul, minimnya dosen bergelar doktor atau guru besar, hingga ketiadaan pelatihan khusus calon pimpinan menjadi tantangan yang ia soroti.
Melalui penelitian ini, Cahya merumuskan model kinerja kepemimpinan PTV kemaritiman yang mencakup kapabilitas kepemimpinan, keterampilan komunikasi interpersonal, keunggulan kepemimpinan, adaptabilitas, dan kompetensi manajerial.
Ia juga memperkenalkan konsep Sustainable Maritime Education Leadership (SMILE), gabungan teori Leader-Member Exchange dan teori Kontingensi, yang melahirkan gaya kepemimpinan otentik dan adaptif terhadap dinamika zaman.
Adapun metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian campuran yakni kuantitatif dan kualitatif.
Pada tahap kuantitatif, ia menggunakan teknik bertahap dengan menggunakan formula cochran, dan purpoive sampling.
Sedangkan untuk kualitatif, menggunakan metode analisis data dengan menggunakan software smart PLS versi 2.0.M3.
Ditemui usai menjalani sidang disertasi, Cahya mengungkapkan bahwa butuh waktu 6 tahun 11 bulan untuk menyelesaikan program doktoralnya itu.
Ia bersyukur sebab bisa menyelesaikan studi dengan perolehan IPK sempurna 4.00.
Cahya mengaku perjuangan menyelesaikan program doktoralnya ini tidak mudah sebab dilalui dengan banyak tantangan.
"Tentu rasa yang pertama lega ya, karena sekian tahun saya menempuh pendidikan ini. Memang pada waktu itu di 2018 memulai pendidikan, kemudian setelah 2019, saya dilantik oleh yayasan menjadi direktur, disitulah perjuangannya ya, karena harus sambil memimpin, sambil melaksanakan studi, dan ditambah lagi 2020 itu masuk pandemi Covid ya, sehingga terus fokus kami akhirnya pada manajemen lembaga terlebih dahulu," katanya. (*)
Ia menguraikan, pada tiga tahun terakhir ini ia fokus untuk menyelesaikan kuliahnya.
"Jadi rasanya plong lah sudah selesai, menjelang detik-detik terakhir," kata dia.
Terkait penelitiannya, ia berharap dapat menjadi panduan praktis bagi perguruan tinggi vokasi kemaritiman untuk tetap relevan, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Ketua-II Yayasan Wiyata Dharma, Drs. Sudirman, M.M., yang hadir dalam acara tersebut, turut mengapresiasi capaian ini.
Ia mengatakan, Cahya adalah Dosen Tetap Politeknik Bumi Akpelni dengan gelar Doktor yang ke-4 setelah 3 Doktor sebelumnya yang semuanya merupakan lulusan Unnes, yakni Dr. Haryani, M.Pd., Dr. Kumila Hamik, S.Si.T., M.MTr., dan Dr. Yusi Rahmawati, M.Pd.
"Harapan kami ke depan, dengan gelar Doktor yang diperoleh hari ini, dapat menghasilkan terobosan-terobosan bagi lembaga. Kami menanti bukti nyata dari Disertasi yang berjudul Determinan Kinerja Kepemimpinan Pendidikan Tinggi Vokasi Bidang Kemaritiman di Indonesia," kata dia.
"Sebagai pemimpin lembaga, tunjukkan kinerja Saudara sehingga bisa disebut sebagai seorang pemimpin yang kapabel, komunikatif, adaptif, dan unggul yang pada akhirnya konsep Sustainable Maritime Education Leadership (SMILE) yang Saudara usung benar-benar dapat diwujudkan," ucapnya.
Sudirman menyampaikan, pengelola Politeknik Bumi Akpelni dan SMK Pelayaran Akpelni, terus berupaya mendorong peningkatan kualitas SDM.
"Karena kami sadar bahwa SDM merupakan salah satu faktor kunci dalam pengembangan lembaga," kata dia. (*)
Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 10, Kurikulum Merdeka: Most Memorable Event, Halaman 45 46 |
![]() |
---|
Kisah Novi Kini Usaha Telur Asinnya Punya Sertifikat Halal Berkat Mahasiswa Undip |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 Kurikulum Merdeka: Basketball Club, Halaman 225 226 |
![]() |
---|
Dosen STIE Semarang Raih Gelar Doktor di Unissula lewat Penelitian Amanah Reputasi |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Kelas 7 Pendidikan Pancasila, Halaman 122 Bab 4 Keberagaman Bangsa Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.