MBG
Respons Badan Gizi Nasional Setelag 196 Siswa di Sragen Keracunan MBG
Badan Gizi Nasional memberikan respons setelah 196 siswa di Sragen Jawa Tengah keracunan makan bergizi gratis.
TRIBUNJATENG.COM - Badan Gizi Nasional memberikan respons setelah 196 siswa di Sragen Jawa Tengah keracunan makan bergizi gratis.
Respons itu langsung disampaikan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana.
Ia menyatakan akan meminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memendekkan waktu memasak dan memilih bahan baku yang baik untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca juga: Alasan Pemkab Purbalingga Izinkan Penjebolan Tembok Perumahan Untuk Pembangunan Dapur MBG
Baca juga: Bank Jateng Gelar Pelatihan MBG, Dorong UMKM Batang Bisa Naik Kelas
Hal tersebut menyusul terjadinya keracunan yang dialami oleh 196 siswa SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong, Sragen, Jawa Tengah (Jateng) usai menyantap menu MBG yang didistribusikan oleh Dapur SPPG Mitra Mandiri Gemolong-1 pada Senin (11/8/2025).
Ia menyebut, pihaknya akan berusaha sebaik mungkin agar kejadian tersebut tidak terulang.
"Ya, pokoknya kami berusaha sebaik mungkin agar tidak ada kejadian lagi dan kami tingkatkan SOP-nya termasuk mulai memilih bahan baku yang baik, memendekkan waktu masak," kata Dadan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2025).
Selain memendekkan waktu masak, Dadan juga mengimbau agar SPPG memendekkan waktu penyiapan dan pengiriman.
Termasuk kata dia, pengiriman ke sekolah yang menjadi sasaran distribusi.
"Termasuk juga di dalam pengiriman ke sekolah dan makanan tidak terlalu lama disimpan di sekolah agar waktunya lebih pendek dari 4 jam," ucapnya.
Dadan menyatakan akan terus menyempurnakan program Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Sejauh ini, penerima manfaat telah mencapai hampir 20 juta orang yang dilayani oleh 5.103 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia mencakup 38 provinsi, 502 kabupaten, dan 4.770 kecamatan.
"Dan yang paling penting sebetulnya ada hal yang menonjol, di mana 5.103 SPPG yang sudah terdaftar dalam sistem kami dan juga 14.000 SPPG yang sekarang sedang dalam proses persiapan, itu seluruhnya merupakan kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk TNI, Angkatan Darat, Kepolisian, BIN, NU, Muhammadiyah, Kadin, APJI, dan lain-lain," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Sebanyak 196 orang diduga mengalami keracunan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didistribusikan oleh Dapur SPPG Mitra Mandiri Gemolong-1, Senin (11/8/2025).
Keracunan dialami oleh para siswa, guru, karyawan, hingga orang tua siswa dari dua sekolah, yakni SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong, Sragen, Jawa Tengah (Jateng).
Kepala Puskesmas Gemolong, dr. Agus Pranoto Budi, mengonfirmasi kejadian tersebut.
Namun demikian, ia menyebut bahwa berdasarkan data, korban tidak hanya berasal dari dua sekolah di atas.
"Data sementara 196 orang yang terdata mengalami gejala-gejala keracunan. Ada murid, guru, karyawan, atau keluarga yang memakan makanan yang dibawa pulang," kata dia, Selasa (12/8/2025).
Meski jumlah korban cukup banyak, dr. Agus memastikan tidak ada satu pun korban yang memerlukan rawat inap. "Kami sudah mendatangi korban dan pemulihan mereka cukup baik," tambahnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Kisah Pedagang Beras di Blora Merugi Sejak Ada Program MBG, Dahulu Sehari 20 Kilo |
![]() |
---|
Polres Kudus Bangun Dapur MBG Penuhi Kebutuhan hingga 4.000 Siswa |
![]() |
---|
Penjelasan BGN Soal Dugaan Penggelapan Dana MBG Rp 1 Miliar: Masalah Intrnal Mitra |
![]() |
---|
MBG Tekan Konsumsi Junk Food pada Pelajar Sekolah Dasar di Kudus |
![]() |
---|
Puluhan Siswa dan Guru SD Keracunan Setelah Konsumsi Hidangan MBG, Gejala Muncul Jelang Malam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.