Perbankan
BNI Dukung Program Kesehatan Nasional Lewat Solusi Keuangan Terintegrasi
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mendukung program kesehatan nasional lewat solusi.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mendukung program kesehatan nasional lewat solusi keuangan terintegrasi mulai layanan transaksi digital hingga pembiayaan modal kerja, guna mendukung keberhasilan Program Cek Kesehatan Gratis dan penguatan industri alat kesehatan dalam negeri.
Hal itu sejalan dengan komitmen pemerintah pada sektor kesehatan dengan mengalokasikan anggaran yang signifikan.
Hingga Juni 2025, realisasi belanja program kesehatan telah mencapai Rp31 triliun atau 14,2 persen dari pagu anggaran Kementerian Kesehatan.
Direktur Kelembagaan PT BNI (Persero) Tbk, Eko Setyo Nugroho menyampaikan, anggaran tersebut menjadi bukti bahwa kesehatan merupakan salah satu prioritas utama kebijakan fiskal tahun ini.
Baca juga: Dari Data ke Dampak: Pendidikan yang Mengubah Kehidupan
Baca juga: BREAKING NEWS, Kejati Jateng Tahan HU Dosen UGM, Kasus Pengadaan Fiktif Biji Kakao
Salah satu implementasi nyata adalah program Cek Kesehatan Gratis yang diluncurkan Presiden RI pada 2025.
Program dengan dukungan anggaran sekitar Rp3,4 triliun ini memberikan akses skrining kesehatan kepada masyarakat dari berbagai kalangan. Selain sebagai langkah preventif dan promotif, program ini juga menjadi pintu awal deteksi dini untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
"Keberhasilan program tersebut sangat bergantung pada kesiapan industri alat kesehatan nasional, mulai dari penyediaan peralatan pemeriksaan hingga dukungan layanan ke daerah 3T ," ujarnya, saat memberikan sambutan dalam Seminar Business Matching dan Pameran, di Semarang, Rabu (13/8/2025).
Eko menekankan, industri alat kesehatan memegang peran vital dalam mendukung visi pemerintah. BNI pun berperan sebagai mitra strategis melalui penyediaan solusi keuangan terintegrasi pada ekosistem kesehatan.
Pihaknya telah menyiapkan layanan transaksi digital yang terhubung dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) untuk mempermudah proses bisnis rumah sakit.
Termasuk, solusi pembayaran non tunai bagi pasien dan layanan employee benefit untuk tenaga kesehatan.
"Sedangkan, bagi para penyedia alat kesehatan, kami siap melayani dengan solusi wholesale banking BNI Direct yang efisien dan skema pembiayaan modal kerja untuk membantu cashflow perusahaan," tambahnya.
Eko optimistis, sinergi antara pemerintah, industri, dan sektor perbankan akan mempercepat belanja alat kesehatan dalam negeri, meningkatkan daya saing industri, serta memperkuat kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
"Terima kasih atas kepercayaan kepada BNI. Semoga kerja sama ini menjadi langkah awal yang semakin kuat dalam membangun bangsa yang sehat, mandiri, dan sejahtera,” tutupnya.
Adapun Seminar Business Matching dan Pameran Dalam Rangka Percepatan Belanja Alat Kesehatan Produksi Dalam Negeri ini diselenggarakan di Semarang pada 13 - 14 Agustus 2025.
Seminar dan Pameran dibuka langsung oleh Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Lucia Rizka Andalusia.
Pada acara pembukaan, dihadiri pula Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes, Jeffri Ardiyanto, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dan sejumlah stakeholder terkait. (eyf)
Danamon Perluas Jangkauan Layanan pada Momen Perayaan HUT ke-69 |
![]() |
---|
Bank Mandiri Catat Penyaluran Kredit Rp 1.590 Triliun di Kuartal III 2024 |
![]() |
---|
BSI Kolaborasi DJKN Gelar Lelang, Target Transaksi Hingga Rp150 Miliar |
![]() |
---|
Digitalisasi Perbankan Pacu Pertumbuhan Kinerja Bank Mandiri di Tahun 2022 |
![]() |
---|
Rasio Kecukupan Modal Perbankan di Indonesia Rata-rata 24,9 %, Ini Perbandingan Dengan Negara Lain |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.