Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Bupati Semarang Telepon Tukimah, Tagihan PBB yang Naik 400 Persen Diringankan

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha turun tangan menanggapi warganya yang terdampak lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). 

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV PRADANA
BERI KETERANGAN - Bupati Semarang, Ngesti Nugraha memberi keterangan ketika ditemui di kantornya, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Rabu (13/8/2025). Hal tersebut terkait sebagian PBB P-2 yang naik, tetap, maupun turun. 

Selain itu, meski hanya sebuah warung kecil di gang sempit, tanah yang dia tempati memiliki nilai tinggi karena berlokasi tak jauh dari jalan provinsi, Jalan Raya Ambarawa–Bandungan, yang kini berkembang pesat sebagai akses utama kawasan pariwisata.

Kenaikan NJOP terjadi karena nilai pasar dan pembangunan di sekitar lokasi meningkat.

Menurut Ngesti Nugraha, PBB P-2 yang dibayarkan bisa terasa lebih ringan jika dipecah menjadi beberapa bagian.

Misal, lanjut dia, karena terdapat tiga bangunan, bisa dibagi menjadi tiga.

Meski demikian, Bupati menekankan bahwa kemampuan warga dalam membayar tetap menjadi pertimbangan utama.

Baca juga: Tak Semua Bernasib Seperti Tukimah Ambarawa, BKUD: 90 Persen Justru Nilai Objek Pajak Tetap

Baca juga: Tukimah Warga Ambarawa Syok, Tagihan PBB Naik 400 Persen, Biasanya Cuma 161 Ribu Kini Rp872 Ribu

Lebih dari 90 Persen Nomor Pajak Tak Alami Kenaikan 

Pemkab Semarang memastikan bahwa kenaikan PBB yang terjadi bukan bersifat menyeluruh. 

Dari total 775.009 Nomor Objek Pajak (NOP), hanya sekira 45.977 yang mengalami kenaikan.

Sementara 13.912 NOP justru mengalami penurunan, dan sisanya tetap.

Pemkab Semarang juga menyiapkan berbagai skema keringanan pajak, termasuk bagi lansia, pensiunan, veteran, dan petani yang lahannya terdampak hama, dengan potongan hingga 50 persen.

"Silakan ajukan surat keberatan atau keringanan melalui kelurahan atau langsung ke BKUD." 

"Kami akan kaji berdasarkan kondisi sosial ekonomi masing-masing," tambah Ngesti.

Dari rumah sekaligus warung kecil yang Tukimah tinggali sejak 1956, dia melayani anak-anak kecil yang membeli jajanan. 

Di sanalah dia menyambung hidup sendirian setelah suami meninggal, sembari menjaga warisan terakhir dari orangtuanya.

Saat surat PBB datang, keponakannya, Andri membaca nominalnya dan menyadari adanya lonjakan yang tak biasa. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved