Telkom University Purwokerto
Telkom University Purwokerto Beri Pelatihan Pengelolaan Informasi dan Medsos di Polres Purbalingga
Polres Purbalingga menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Strategi Pengelolaan Informasi Media Sosial.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA – Dalam era digital yang terus berkembang pesat, tantangan dalam pengelolaan informasi publik dan komunikasi kelembagaan menjadi semakin kompleks.
Menyikapi hal tersebut, Polres Purbalingga menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Strategi Pengelolaan Informasi Media Sosial Melalui Pemberdayaan Humas Polres Purbalingga yang bertujuan meningkatkan kapasitas personel dalam merespons dinamika informasi dan pola komunikasi modern, khususnya di media sosial.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber dari Telkom University Purwokerto, yaitu Wakil Direktur I Bidang Akademik dan Riset Dr. Catur Nugroho, S.Sos., M.Ikom dan Kepala Bagian Humas, Kerjasama & KUI Silvia Van Marsally, S.E., M.M.
Keduanya memberikan materi yang relevan dengan kebutuhan institusi kepolisian dalam menghadapi penyebaran informasi negatif, membangun citra kelembagaan, serta memperkuat strategi komunikasi yang adaptif dan profesional.
Pelatihan berlangsung di Kantor Polres Purbalingga pada Selasa, 5 Agustus 2025 dengan diikuti oleh kurang lebih 50 peserta.
Peserta terdiri dari jajaran Humas Polres, pimpinan unit, serta Kapolres Purbalingga yang turut hadir dan memberikan sambutan.
Dalam sambutannya, Kapolres Purbalingga, Achmad Akbar, S.I.K., M.Si menyampaikan apresiasi dan harapannya terhadap kegiatan ini.
Baca juga: Fasilitas Laboratorium Telkom University Purwokerto Dukung Pembelajaran Praktik dan Riset Mahasiswa
Ia mengatakan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi personel Polres Purbalingga dalam merespons perubahan pola komunikasi di media sosial saat ini.
“Di tengah derasnya arus informasi dan potensi penyebaran hoaks, diperlukan keterampilan komunikasi strategis dan pemahaman literasi digital agar citra institusi tetap terjaga.” ungkapnya.
Sesi pertama disampaikan oleh Dr. Catur, yang mengangkat topik “Prebunking dan Debunking” yaitu dua pendekatan penting dalam pengelolaan informasi negatif.
Prebunking adalah strategi pencegahan sebelum informasi palsu atau hoaks menyebar luas, sedangkan Debunking merupakan upaya untuk membantah atau meluruskan informasi yang telah terlanjur beredar di masyarakat.
Melalui pendekatan ini, Dr. Catur menekankan pentingnya kecepatan, ketepatan, dan strategi dalam mengelola informasi yang beredar, agar institusi tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif dalam menjaga kepercayaan publik.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Silvia, yang membahas Strategi Pengelolaan Komunikasi.
Dalam materinya, Silvia menekankan pentingnya komunikasi yang terencana, terstruktur, dan responsif terhadap kebutuhan publik.
Ia juga memaparkan strategi komunikasi kelembagaan, termasuk pengelolaan media sosial.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.