Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Inspiratif

Keteladanan Pangeran Diponegoro: Dari Yogyakarta hingga Pembuangan di Makassar

Pangeran Diponegoro (1785–1855) adalah pahlawan nasional yang perjuangan dan nilai hidupnya melampaui zamannya.

|
Penulis: Ctr | Editor: Catur waskito Edy
istimewa
Pangeran Diponegoro (1785–1855) adalah pahlawan nasional yang perjuangan dan nilai hidupnya melampaui zamannya. Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Keteladanan Pangeran Diponegoro: Dari Yogyakarta hingga Pembuangan di Makassar, 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Pangeran Diponegoro (1785–1855) adalah pahlawan nasional yang perjuangan dan nilai hidupnya melampaui zamannya.

Dari tanah kelahirannya di Yogyakarta hingga pembuangan di Makassar, ia konsisten menegakkan integritas moral, kepemimpinan visioner berbasis nilai kerakyatan dan religius, serta ketahanan menghadapi penindasan kolonial.

Kajian yang disampaikan oleh Singgih Tri Sulistiyono, akademisi dari Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, dalam sarasehan TNI AD Kodam IV/Diponegoro (14/8/2025) menyoroti tiga dimensi utama keteladanan Diponegoro: moral compass, relevansi di era disrupsi teknologi, dan penguatan nilai kebangsaan.

Mengapa Integritas Moral Pangeran Diponegoro Layak Diteladani?

Teguh pada Prinsip Meski Hadapi Pembuangan

Diponegoro menolak tawaran kompromi Belanda yang memanfaatkan status bangsawannya demi kepentingan kolonial.

Baginya, tindakan itu bertentangan dengan prinsip moral dan religius.

Meski dijatuhi hukuman pembuangan seumur hidup, ia tetap menulis, berdakwah, dan menjaga semangat perlawanan melalui karya dan ajaran bagi pengikutnya.

Prof Singgih Tri Sulistiyono Guru Besar FIB Undip
Prof Singgih Tri Sulistiyono Guru Besar FIB Undip (istimewa)

Bagaimana Sikap Populis dan Egaliter Diponegoro Terbentuk?

Dekat dengan Rakyat Kecil

Pangeran Diponegoro kerap membantu petani mengolah tanah, menanam, dan memanen padi. Ia juga menyamar sebagai santri biasa untuk berbaur di berbagai pesantren.

Egaliter dalam Pergaulan

Kesaksian Van Hogendorp menggambarkan Diponegoro sebagai sosok yang akrab dengan siapa pun, baik rakyat biasa maupun pejabat, tanpa menonjolkan status bangsawannya.

Apa Nilai Kebenaran dan Keadilan yang Dipegangnya?

Nilai kebenaran dan keadilan tercermin dalam peristiwa pewarisan putra mahkota pada masa pemerintahan Sultan HB III.

Meski Belanda menuduhnya ambisius ingin menjadi raja, ia tetap memegang prinsip bahwa jabatan tidak boleh diperoleh dengan cara yang melanggar moral dan keadilan.

Relevansi Keteladanan Diponegoro di Era Modern

Nilai-nilai yang diperjuangkan Diponegoro relevan menghadapi krisis integritas, disrupsi teknologi, dan erosi nilai kebangsaan.

Warisan perjuangannya menjadi dasar membangun kepemimpinan nasional yang berakar pada nilai luhur, adaptif terhadap perubahan, dan tangguh menghadapi tantangan masa depan.

“Warisan Diponegoro adalah kompas moral yang dapat memandu bangsa di tengah badai zaman,” ujar Singgih.***

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved