Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UKSW SALATIGA

Mahasiswa Pegunungan Bintang di UKSW Berprestasi, Tokon Uropmabin Wakili ke Jepang

Mahasiswa asal Papua Pegunungan yang kini menempuh studi di UKSW Salatiga terus menunjukkan capaian membanggakan.

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
KUNJUNGAN AKADEMIK: Tokon Uropmabin asal Papua mengenakan pakaian adat saat memperkenalkan produk kopi lokal dalam kunjungan akademik di Jepang. Tokon adalah satu dari empat mahasiswa UKSW yang mengikuti program pertukaran musim panas ini. (Dok UKSW) 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Mahasiswa asal Papua Pegunungan yang kini menempuh studi di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga terus menunjukkan capaian membanggakan.

Berasal dari daerah dengan keterbatasan akses pendidikan tinggi, mereka mampu bersaing secara akademik maupun non-akademik, sekaligus memperkenalkan budaya asal kepada masyarakat yang lebih luas.

Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Tokon Uropmabin, memperkenalkan budaya Pegunungan Bintang dan kopi lokal Papua dalam kegiatan Summer Immersion Program di Shonan Fujisawa Campus (SFC), Keio University, Jepang, yang berlangsung belum lama ini.

Tokon adalah satu dari empat mahasiswa UKSW yang mengikuti program pertukaran musim panas ini.

Dalam kegiatan Indonesian Night Practice, ia tampil mengenakan busana adat perempuan Suku Ngalum Pegunungan Bintang, daerah asalnya di Papua Pegunungan.

20250814_UKSW_Lusianus Uropmabin
MAHASISWA PAPUA: Lusianus Uropmabin, mahasiswa asal Distrik Okbibab, Pegubin, juga dikenal aktif dan berprestasi. Saat ini, ia menjabat sebagai asisten dosen program studi Ilmu Keperawatan UKSW. (Dok UKSW)

Ia juga membawa Kopi Okmemin, kopi khas Pegunungan Bintang yang ditanam di tiga distrik: Abmisibil, Kiwirok, dan Okbab. Kopi ini ia bagikan kepada peserta internasional dalam sesi food sharing.

“Saya memperkenalkan budaya Pegunungan Bintang dan kopi yang saya bawa dari rumah."

"Banyak peserta dari negara lain yang tertarik dan mengapresiasi,” kata Tokon, dikutip dari Papuabangkit.com.

Baca juga: Satu Panggung Dua Negara: Rasakan Harmoni Budaya Jepang dan Indonesia di Culture Sharing EASE UKSW

Selain itu, Tokon juga membagikan sabun mandi berbahan dasar kopi sebagai bentuk apresiasi bagi peserta lain, dan bersama delegasi UKSW, memperkenalkan permainan tradisional Jawa yang dimainkan bersama mahasiswa Jepang.

Tokon juga berpartisipasi dalam seminar internasional Kenyukai, melakukan cultural visit ke Shibuya, menghadiri Tanabata Festival, dan melakukan mini riset tentang strategi belajar mandiri mahasiswa Jepang dalam kelas Bahasa Indonesia.

Sebelumnya, ia juga mengikuti program Summer School di Asia University, Taiwan pada Agustus 2023.

Mahasiswi semester 8 ini merupakan salah satu dari sekitar 200 mahasiswa asal Pegunungan Bintang yang menempuh pendidikan di UKSW melalui dukungan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang. 

“Saya mengikuti program ini karena ingin memperluas pengalaman belajar, sekaligus menunjukkan bahwa kami dari Pegunungan Bintang juga bisa tampil di kancah internasional,” ucap Tokon.

Sementara itu, Lusianus Uropmabin, mahasiswa asal Distrik Okbibab, Pegubin, juga dikenal aktif dan berprestasi.

Saat ini, ia menjabat sebagai asisten dosen program studi Ilmu Keperawatan UKSW.

“Saya ingin menjadi dosen dan sedang siapkan diri ke jenjang S2 di UGM."

"Saya punya cita-cita membangun SDM Pegunungan Bintang lewat jalur pendidikan kesehatan” ujar Lusianus. 

Sejumlah penghargaan telah ia raih selama kuliah, seperti Juara II Debat Mental Health Disorder Tingkat Fakultas (2022), Juara I Debat Tingkat Nasional (2024), Juara II Pidato Kultural FKIK (2022), hingga Juara I Futsal Medication Cup Tingkat Nasional (2024).

Baca juga: Dosen Muda Raih Gelar Doktor di Usia 29 Tahun, UKSW Kukuhkan Dua Akademisi Bergelar Doktor dari FEB

Selain Tokon dan Lusianus, terdapat banyak mahasiswa Pegubin lain di UKSW yang juga menorehkan prestasi membanggakan.

Dosen pendamping, Dr. (Cand.) Melkior Nikolar Ngalumsine Sitokdana, menyebutkan beberapa nama, seperti Deden Uropmabin yang lulus hanya dalam waktu 3 tahun 8 bulan, Tanius Wasini yang menjadi penerjemah bahasa Mandarin bagi rektor, dan Agus Kakyamabin yang menjabat Ketua PMKRI Cabang Salatiga.

Di bidang olahraga, Sanus Wanoga, Simeon Apintamon, dan Dominggus Payumka menjuarai tinju regional, sementara Silvester Kasipmabin dan Dodimen Kris Aldax Ningdana menjadi juara Taekwondo Tingkat Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

“Kami yakin, dengan memberikan ruang, bimbingan, dan pendampingan yang tepat, mereka akan tumbuh menjadi panutan serta penggerak perubahan bagi Tanah Papua,” kata Melkior. 

Melalui dukungan terhadap akses pendidikan tinggi bagi generasi muda dari wilayah tertinggal, serta partisipasi aktif dalam pertukaran budaya internasional, UKSW menunjukkan komitmennya dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Hal ini tercermin dari kontribusi mahasiswa dalam penguatan identitas budaya lokal (SDG 11), peningkatan akses dan kualitas pendidikan (SDG 4), pengurangan kesenjangan antarwilayah (SDG 10), serta kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan (SDG 17).

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A.

Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.

Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (Laili S/***)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved