Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Cacing di Tubuh Raya Capai 1 Kilogram Lebih, Update Viral Kematian Bocah 3 Tahun Asal Sukabumi

dr Irfanugraha Triputra mengungkap bahwa cacing yang dikeluarkan dari tubuh bocah bernama Raya itu diprediksi mencapai sekira 1 kilogram. 

Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
Tangkapan layar video di Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin
TUBUH PENUH CACING - Raya, bocah tiga tahun warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing. Akibat peristiwa itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi naik pitam dan ancam sanksi kepada perangkat desa hingga pejabat puskesmas setempat. 

TRIBUNJATENG.COM, SUKABUMI - Kasus meninggalnya bocah perempuan berusia tiga tahun warga Sukabumi, Jawa Barat berbuntut panjang.

Nasib pilu harus dialami Raya karena meninggal dalam kondisi yang memprihatinkan.

Dia meninggal pada akhir Juli 2025.

Baca juga: Dedi Mulyadi Naik Pitam, Sesalkan Kematian Memilukan Raya Bocah 3 Tahun yang Tubuhnya Penuh Cacing

Baca juga: Viral Tubuh Anak 3 Tahun di Sukabumi Dipenuhi Cacing, Sempat Kritis Sebelum Meninggal

Namun kisahnya tragisnya baru tersebar luas pada pertengahan Agustus 2025 melalui media sosial.

Tubuhnya ditemukan dipenuhi cacing saat menjalani pemeriksaan medis di rumah sakit.

Lantas mengapa tubuh bocah tersebut bisa digerogoti, bahkan disebut-sebut bisa mencapai 1 kilogram berat cacing di dalam tubuhnya?

Humas RSUD R Syamsudin SH Sukabumi, dr Irfanugraha Triputra mengungkap bahwa cacing yang dikeluarkan dari tubuh bocah bernama Raya itu diprediksi mencapai sekira 1 kilogram. 

"Barusan saya confirm, tidak pernah ada penimbangan secara formal berat cacingnya berapa."

"Namun berdasarkan prediksi tim dokter, ada sekira 1 kilogram, bahkan mungkin lebih."

"Untuk berat pastinya tidak diketahui berapa," kata dr Irfanugraha seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (20/8/2025).

dr Irfanugraha melanjutkan bahwa Raya pertama kali datang ke RSUD R Syamsudin SH pada 13 Juli 2025 dengan kondisi tak sadarkan diri.

Awalnya, Raya tak sadarkan diri diduga karena penyakit TBC yang diidapnya.

Selang beberapa observasi dan perawatan di rumah sakit, dalam tubuh bocah berusia tiga tahun itu ditemukan cacing yang pertama kali keluar dari hidungnya.

"Awal mula sekali itu ketahuan dari hidung."

"Selanjutnya saat perawatan tampak juga melalui BAB," jelasnya.

"Kami menduga berarti kemungkinan (faktor Raya) tidak sadarnya ada dua."

"Antara faktor risiko tertular dari TBC, juga karena infeksi cacing."

"Jadi, kami koreksi dulu dilakukan penanganan awal infus cairan diperketat," jelas dr Irfanugraha.

Setelah mendapat perawatan di rumah sakit tersebut, kemudian Raya meninggal pada 22 Juli 2025.

Kini, kasus kematian bocah asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu menjadi perhatian publik, termasuk atensi dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Bupati Bantah Kecolongan

Terpisah, Bupati Sukabumi, Asep Japar membantah anggapan pemerintah daerah kecolongan terkait kasus meninggalnya Raya, bocah asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi, Jabar, yang meninggal dengan kondisi tubuh penuh cacing.

Asep mengatakan, Pemkab Sukabumi tidak tinggal diam dan telah memberikan pelayanan kesehatan sejak awal.

“Saya ingin meluruskan bahwa pemerintah daerah itu tidak diam, hadir pada saat dan sebelumnya juga hadir."

"Bahkan pada saat pelayan posyandu dia (Raya) suka dibawa ke Posyandu, dia (dibawa) ke Puskesmas."

"Jadi bukan seolah-olah bahwa pemerintah itu tidak hadir,” kata Asep Japar.

Namun, teguran yang disampaikan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait kejadian ini akan dijadikan bahan evaluasi.

Asep juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga atas kejadian tersebut dan memastikan akan memberikan sanksi kepada aparat jika terbukti lalai.

“Permohonan maaf kepada warga Sukabumi atas kejadian ini atas nama pemerintah."

"Saya akan melakukan tindakan kepada aparat petugas,” ujarnya.

CACINGAN : Tangkapan layar dari Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin pada Selasa (19/8/2025)
CACINGAN : Tangkapan layar dari Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin pada Selasa (19/8/2025) (Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin)

Baca juga: Nasib 10 Pegawai RSUD Sukabumi Positif Narkoba, Direktur: 4 Berstatus ASN

Gubernur Dedi Mulyadi Ancam Potong Anggaran

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan, meninggalnya Raya, bocah 3 tahun asal Kabupaten Sukabumi merupakan insiden besar dan menjadi peringatan bagi pemerintah kabupaten maupun kota lainnya di Jawa Barat.

Sebelumnya, media sosial digemparkan dengan video yang memperlihatkan seorang bocah berusia tiga tahun berjuang melawan penyakit yang dideritanya.

Dalam rekaman tersebut, terlihat cacing dikeluarkan dari tubuh sang anak.

Bahkan, disebutkan masih terdapat banyak telur dan larva yang bersarang di dalam tubuhnya.

Setelah menjalani perawatan beberapa hari, Raya dinyatakan meninggal.

Diketahui, Raya merupakan putri dari pasangan Udin (32) dan Endah (38), warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.

Menanggapi kasus tersebut, Dedi Mulyadi memberikan peringatan keras kepada jajaran pemerintah daerah.

"Orangtuanya sudah di Rumah Sakit Welas Asih."

"Saya juga sudah memberikan sanksi kepada pemerintah desa dan akan menjatuhkan sanksi kepada Pemda Sukabumi," ujar Dedi Mulyadi, Rabu (20/8/2025) siang.

Dedi menuturkan, kasus ini seharusnya tidak terjadi apabila struktur pelayanan kesehatan di tingkat bawah berjalan optimal.

Dedi Mulyadi menyoroti kurangnya peran RT, kader Posyandu, bidan desa, hingga Puskesmas dalam melakukan pencegahan serta pemantauan tumbuhkembang anak di wilayah tersebut.

“Kalau RT rajin berkeliling, kader Posyandu aktif, dan bidan desa rutin memantau, kejadian ini bisa dicegah."

"Artinya, struktur pemerintahan di bawah tidak menjalankan fungsi pelayanan dengan baik,” tegas Dedi.

Dedi Mulyadi menyebutkan, sanksi yang diberikan tidak bisa langsung bersifat personal atau langsung, tetapi akan menyasar alokasi anggaran pemerintah daerah.

Menurutnya, hal ini menjadi peringatan bagi semua pihak agar kejadian serupa tidak terulang.

"Ini bagi saya insiden besar, perkara yang sebenarnya mudah ditangani, tetapi tidak ditangani ini yang terjadi."

"Kemudian, beberapa kali saya menangani masalah warga Sukabumi, nah kalau seluruh masalah di Sukabumi harus saya yang turun tangan, lalu pemerintahannya ke mana?" keluh Dedi.

Dedi Mulyadi menekankan, pemerintah daerah seharusnya lebih cekatan dalam menjawab kebutuhan dasar masyarakat.

"Sekali lagi saya tekankan, sanksinya pemotongan anggaran pemerintah daerah."

"Ini saya perhitungkan, padahal problem Sukabumi itu tinggi banget, infrastruktur paling banyak menyerap anggaran, rumah yang terdampak bencana juga ada 9.000 jiwa."

"Kan itu harusnya cekatan dong."

"Bupati, Camat, sampai Kepala Desa harus cekatan," ucap Dedi.

Dedi menambahkan, kejadian meninggalnya Raya di Sukabumi harus menjadi pelajaran bagi pemerintah kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat.

"Ini jadi warning bagi pemerintah kabupaten/kota lain di Jawa Barat juga loh."

"Jangan sampai mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat," kata Dedi Mulyadi.

TUBUH DIPENUHI CACING - Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi. Dia menceritakan kronologi penyebab bocah tiga tahun meninggal dan tubuhnya dipenuhi cacing.
TUBUH DIPENUHI CACING - Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi. Dia menceritakan kronologi penyebab bocah tiga tahun meninggal dan tubuhnya dipenuhi cacing. (KOMPAS.com RIKI ACHMAD SAEPULLOH)

Baca juga: Heboh, Anak 9 Tahun di Sukabumi Bakar 13 Rumah Warga Gara-gara Terinspirasi dari Game Online

Awal Mula Raya Meninggal

Raya, bocah berusia tiga tahun di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal pada Juli 2025. 

Dikutip dari video yang diunggah di akun Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin, disebutkan bahwa Raya meninggal dengan tubuh penuh cacing.

"Setiap membayangkan, seumur hidupnya yang hanya empat tahun itu, tubuhnya digerogoti cacing dalam tubuhnya."

"Menyerap oksigen dan nutrisi yg sudah pas-pasan di tubuhnya."

"Remuk rasanya hati ini."

"Semoga Allah ampuni negeri ini, para pemimpin negeri ini, dan mengampuni kami saudara seimannya yang sangat terlambat membantunya," tulis akun tersebut.

Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi membenarkan bahwa bocah dalam video tersebut adalah warga desanya.

Dia menjelaskan, Raya adalah anak dari Udin (32) dan Endah (38).

Mereka tinggal di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Raya meninggal pada 22 Juli 2025.

Wardi mengungkapkan, orangtua Raya diduga mengalami keterbelakangan mental, sehingga mereka hanya mampu merawat anaknya sebisanya.

“Orangtuanya memiliki keterbelakangan mental, sehingga daya asuh terhadap anaknya kurang."

"Tidak tahu persis bagaimana kondisi anaknya,” kata Wardi di RSUD Sekarwangi Cibadak, Selasa (19/8/2025).

Sebelum kondisinya memburuk, Wardi menyebutkan, Raya sering hidup dalam keadaan tidak sehat seperti bermain di bawah kolong rumah bersama ayam.

Raya kemudian mengalami demam dan didiagnosis menderita penyakit paru-paru.

Namun karena keluarganya tidak memiliki Kartu Keluarga (KK) dan BPJS Kesehatan, pengobatan Raya mengalami kendala.

“Dia punya penyakit demam kemudian diperiksa ke klinik puskesmas terdekat."

"Ternyata dia punya penyakit paru."

"Sudah begitu, orangtua Raya tidak memiliki KK maupun KTP."

"Setelah penyakitnya makin parah, ada salah satu keluarga yang kenal dengan rumah teduh (filantropi) laporan, langsung dijemput pakai ambulans."

"Pemerintah desa sudah tahunya sampai di situ."

"Tapi sebelum dibawa (rumah teduh), Raya ini sering keluar-masuk klinik dan Puskesmas,” tutur Wardi.

Setelah kabar mengenai penyakit parah Raya menyebar, dia dirawat selama sekira sembilan hari dengan bantuan filantropi tersebut.

Sayangnya, Raya dikabarkan meninggal pada 22 Juli 2025.

“Raya dikabarkan meninggal."

"Dimakamkan pada malam harinya,” jelas Wardi.

Wardi menegaskan, Raya dan kakaknya yang berusia 7 tahun sering diasuh oleh sanak saudaranya.

Namun karena pola hidup yang tidak terkontrol dan minimnya pengawasan, Raya menderita penyakit hingga akhirnya meninggal.

“Sering kami kontrol, kalau ada rezeki juga sedikit kami kasih."

"Orangtuanya tidak bisa kerja juga."

"Tapi yang namanya penyakit juga, tidak tahu."

"Untuk Raya dan kakaknya ini tidak seperti orangtuanya (yang mengalami keterbelakangan mental),” tegas Wardi. (*/Kompas.com)

Baca juga: "Mental Kami Hancur Pak!" Murka Tim Drumband MTs Negeri 7 Sungai Bahar Gegara Camat Agus Ulang Tahun

Baca juga: 2 Gempa Beruntun Berjarak 22 Menit Guncang Bekasi Malam Ini, 5 Perjalanan Whoosh Sempat Dihentikan

Baca juga: KACAU BALAU! Kades Wonokerto Wonosobo Dituntut Mundur, Ini Daftar Kebobrokannya Temuan Warga

Baca juga: BREAKING NEWS, Gempa M 4,9 Guncang Bekasi Malam Ini

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved