Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pekalongan

PENTING! Warga Pekalongan Diminta Tak Cuma Andalkan Fogging, DBD Sudah Tembus 130 Kasus

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekalongan terus meningkat pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/INDRA DWI PURNOMO
KASUS DBD - Epidemiolog Dinkes Kota Pekalongan, Opick Taufik. Sesuai data, hingga Juli 2025 total DBD di Kota Pekalongan sudah mencapai 130 kasus. Angka ini melebihi total kasus sepanjang 2024 sebanyak 127 kasus. 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekalongan terus meningkat.

Hingga Juli 2025, total kasus telah mencapai 130 orang, melebihi total kasus sepanjang 2024 yang berjumlah 127 kasus.

Epidemiolog Dinkes Kota Pekalongan, Opick Taufik menyampaikan, selain kasus DBD, terdapat lebih dari 400 kasus dengue non DBD yang dilaporkan dari rumah sakit dan Puskesmas di wilayah tersebut.

Baca juga: Hotel Santika Pekalongan Wujudkan Kepedulian Lewat Donor Darah dan Cek Kesehatan Gratis

Baca juga: Bupati Pekalongan Berikan Penghargaan kepada Nakes Teladan dan Inovator, Berikut Daftar Penerimanya

Kenaikan kasus ini dipengaruhi oleh perubahan cuaca yang tidak menentu dan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.

"Cuaca hujan dan panas yang silih berganti menyebabkan banyak genangan air."

"Tak hanya di halaman rumah, tetapi juga di tempat-tempat tersembunyi yang luput dari perhatian warga," kata Opick, Rabu (20/8/2025).

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak hanya mengandalkan fogging sebagai upaya pencegahan, melainkan lebih giat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Menurutnya, fogging hanya efektif untuk membunuh nyamuk dewasa dan tidak bisa dilakukan sembarangan.

Ada prosedur dan syarat tertentu, yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan.

"Selama tahun ini, kami sudah melakukan 95 kali fogging, terutama di wilayah yang memiliki kasus berdekatan."

"Dalam satu kali pelaksanaan, biasanya mencakup 3 hingga 4 RT," jelasnya.

Meski demikian, dia menekankan bahwa PSN adalah langkah paling efektif untuk memutus rantai penularan.

Dia menyayangkan, masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam gerakan 3M Plus yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat penampungan air.

"Tak hanya soal lingkungan, kami juga mengimbau masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin bila perlu."

"Kebersihan rumah tidak akan cukup jika lingkungan sekitar masih dibiarkan kotor dan penuh genangan."

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved