Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Imbas Berita Beras Oplosan: Beras Premium di Pasar Tradisional Semarang Mulai Langka

Sejumlah pedagang di pasar tradisional Kota Semarang menyebutkan beras premium mulai langka di pasaran.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
BERAS - Pedagang di Pasar Surtikanti Semarang menunjukkan beras dagangannya, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah pedagang di pasar tradisional Kota Semarang menyebutkan sejumlah merek beras premium mulai langka di pasaran.

Selain itu, pedagang juga mengeluhkan adanya kenaikan harga dalam beberapa pekan terakhir.

Pedagang menyebut, kenaikan harga terjadi baik pada beras kualitas premium maupun medium.

Baca juga: Sulit Turun! Harga Beras di Semarang Masih Mentereng di Atas Rp15 Ribu

Satu di antara pedagang di Pasar Bulu Semarang, Muji (70) menyampaikan beberapa merek beras premium mulai langka sejak sekitar tiga minggu terakhir.

Menurutnya, langkanya beras tersebut terjadi setelah ada berita soal beras oplosan.

"Hampir 3 minggu sejak ada berita beras oplosan, beberapa merek nggak muncul. (Beras premium) yang masih muncul merek 'anak lanang'," kata Muji, Selasa (26/8/2025).

Menurut Muji, beras medium mudah ditemukan.

Namun, sebutnya harganya juga naik.

“Yang 5 kilogram sebelumnya Rp76.000 sekarang Rp78.000. Untuk kemasan 25 kilogram, naik sekitar Rp500 per kilo,” tambahnya.

Pedagang di pasar Karangayu Semarang, Mardiyah menyebutkan beras premium maupun medium saat ini masih mudah dicari.

Namun, ia menyebut terjadi kenaikan harga secara bertahap, dan kini sudah berlangsung sekitar satu minggu.

Untuk beras medium, Mardiyah menyebut mengalami kenaikan Rp 5.000/sak (25Kg).

"Sebelumnya Rp335.000, jadi Rp340.000/sak. (Naiknya) sudah semingguan ada," kata Mardiyah saat dihubungi.

Adapun untuk beras premium, Mardiyah menyebut terjadi kenaikan sekitar Rp2.500 per kemasan isi 5 kilogram.

"Biasanya Rp75.000 sekarang jadi Rp77.500. Itu semua merek, naik semua,” tambahnya.

Selain beras, menurut Mardiyah, harga minyak goreng juga mengalami sedikit kenaikan.

“Minyak curah biasanya Rp19.000 per kilo, sekarang jadi Rp20.000,” ungkap Mardiyah.

Meskipun harga naik, Mardiyah mengaku stok barang masih tersedia dan pelanggan tetap membeli meskipun ia tak jarang menemui protes.

Baca juga: Melonjak! Ini Harga Beras Medium di Banyumas Setelah Beras Premium Menghilang

"'Kok naik toh?'" Katanya menirukan keluh pelanggan.

Ia juga menyayangkan distribusi beras program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang tidak merata.

“Saya sudah lama tidak dapat SPHP, sudah dari tahun lalu. Harapannya bisa lebih merata lah,” katanya. (idy)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved