Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Mengemaskan Banyumas, Saat Sampah Disulap Jadi Tabungan Emas

Langkah Zaki (7) begitu ringan dan percaya diri, saat membawa tumpukan kardus bekas dan sebotol minyak jelantah.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati
BANK SAMPAH INYONG - Nurhayatni (58) pendiri Bank Sampah Inyong saat menimbang minyak jelantah yang didapatkannya dari warga, Selasa (26/8/2025). Nurhayatni adalah perintis Bank Sampah pertama di Banyumas yang sekaligus berinisiatif "Mengemaskan Sampah" menukar sampah menjadi tabungan emas di Pegadaian. 


Ia mengatakan hingga saat ini ada sekitar 75 warga rutin menyetorkan sampah ke bank sampah miliknya. Sekolah seperti TK Santa Maria Purwokerto bahkan menjadikan tempat ini sebagai lokasi outing class. 


Anak-anak datang, menukar buku bekas dengan jajanan, dan mengembalikan bungkusnya untuk diproses ulang. 

Para ibu rumah tangganya juga menukar sampah dengan beras atau minyak. 


"Saya tahu betul, bagi sebagian warga, sekarung beras bisa datang dari setumpuk botol bekas," ujarnya. 


Sampah Menjadi Tabungan Emas


Inovasi lain lahir pada 2019. Nurhayatni bersama Pegadaian mengubah nilai sampah menjadi tabungan emas. 


Bank Sampah Inyong bergabung dengan program The Gade Clean & Gold dari PT Pegadaian. Sampah yang ditabung dihitung nilainya, lalu dikonversi ke tabungan emas.


Nurhayatni menyebut langkahnya ini sebagai "Mengemaskan Sampah". Nilai sampah yang disetor warga dikonversi menjadi saldo di buku tabungan emas masing-masing.


"Emas ini jadi investasi jangka panjang, dan nilainya bisa naik terus, dikumpulkan dulu sampahnya nanti ditukar dengan saldo tabungan emas," jelasnya. 


Ia bahkan mengungkapkan keinginanya menjadi agen Pegadaian agar jangkauan program ini menjadi semakin luas.


Yang membedakan Nurhayatni dari banyak penggerak lingkungan lainnya adalah konsistensinya. 


Selama lebih dari satu dekade, ia tak hanya memberi instruksi, tapi terjun langsung memilah, dan menimbang sampah-sampah warga. 


Bahkan ia kerap kali menyetir tossa, hingga mengangkut sampah dari kampus yang cukup jauh dibantu juga oleh suaminya. Semuanya dilakukan dengan satu semangat agar lingkungan bersih dan warganya mandiri.


Kini, ia dikenal luas sebagai penggerak lingkungan di Banyumas. Ia kerap diundang mewakili daerah dalam berbagai kegiatan, menjadi rujukan studi banding, bahkan meraih juara dua tingkat Jawa Tengah dalam rangka Hari Habitat.


"Saya ikut alur saja. Yang penting, lingkungan bersih dan ekonomi masyarakat terbantu," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved