Berita Regional
Mengenal Dwi Hartono, Terduga Otak Pembunuhan Kacab Bank Dikenal Royal dan Berambisi Jadi Bupati
Dwi Hartono (DH), terduga otak di balik kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Muhammad Ilham Pradipta ternyata punya ambisi politik.
Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM - Mengenal sosok Dwi Hartono (DH), terduga otak di balik kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Muhammad Ilham Pradipta ternyata punya ambisi politik.
Pengusaha sukses itu berencana maju sebagai calon Bupati Tebo, Provinsi Jambi.
Namun hal itu batal karena saat itu yang bersangkutan hanya mendapatkan rekomendasi untuk menjadi nomor dua atau wakil bupati.
Baca juga: Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Disebut Sudah 3 Tahun Bangkrut, Gaya Hidup tetap Hedon
Hal itu diungkap seseorang yang mengenal dekat.
"Dulu dia mau maju bupati, tapi diminta jadi nomor dua (wakil bupati), jadi batal," ujar Jay Saragih, seorang yang mengenal Dwi.
"Dari awal dia memang mau nomor satu (bupati)." lanjutnya.
Keinginan Dwi untuk mencalonkan diri sebagai bupati didorong dukungan masyarakat.
Ia dikenal sebagai sosok dermawan di Desa Tirta Kencana Unit 6, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Dwi kerap membantu warga, bahkan mendatangkan penyanyi dangdut kenamaan dari Jakarta.
"Warga memang berharap dia maju jadi bupati, bukan wakil. Kan dia dikenal sebagai dermawan di sini," tambah Jay.
Dwi juga dikenal sebagai pengusaha sukses.
Grosir terbesar di Pasar Rimbo Bujang pun disebut-sebut milik keluarganya.
"Kalau ada reuni alumni SMA, dia jadi panitia, dialah yang mendatangkan artis-artis itu," kenang Jay, menggambarkan sosok Dwi yang selalu menjadi penyokong dana dalam berbagai kegiatan.
Jay mengaku tak menyangka Dwi terlibat dalam kasus kriminal yang mengejutkan.
Ia mengenalnya sebagai sosok sukses, baik sebagai pengusaha maupun motivator.
"Yang merantau cuma dia. Orang tua dan adik-adiknya di sini semua, buka toko-toko besar," ungkap Jay, menunjukkan bahwa Dwi berasal dari keluarga yang mapan di Tebo.

Kronologi
Kasus ini bermula ketika seorang warga menemukan jasad di Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8), sekitar pukul 05.30 WIB.
Warga tersebut tengah menggembala sapi di area persawahan dan menemukan jasad korban Ilham dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban.
Ia kemudian langsung melapor ke perangkat desa dan polisi setempat, yang langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Polisi menemukan mayat dengan kondisi tubuh penuh luka lebam. Belakang diketahui, korban sempat diculik pada Rabu (20/8/2025), sebelum jasadnya dibuang ke area persawahan.
Berdasarkan rekaman CCTV, korban Ilham saat itu berada di area parkir supermarket di Pasar Rebo, Rabu (20/8).
Korban tampak mengenakan kemeja batik cokelat berlengan pendek dan celana panjang krem, dan berjalan menuju ke arah mobilnya.
Setibanya di samping mobil dan hendak membuka pintu, tiba-tiba beberapa orang keluar dari sebuah mobil putih yang terparkir tepat di sebelahnya lalu menyergap korban.
Korban sempat berusaha melawan ketika disergap, tetapi usahanya tak membuahkan hasil. Korban kemudian dipaksa masuk ke mobil putih yang langsung tancap gas meninggalkan area parkir.
Polisi menemukan mayat dengan kondisi tubuh penuh luka lebam.
Belakang diketahui, korban sempat diculik pada Rabu (20/8/2025), sebelum jasadnya dibuang ke area persawahan.
Berdasarkan rekaman CCTV, korban Ilham saat itu berada di area parkir supermarket di Pasar Rebo, Rabu (20/8).
Korban tampak mengenakan kemeja batik cokelat berlengan pendek dan celana panjang krem, dan berjalan menuju ke arah mobilnya.
Setibanya di samping mobil dan hendak membuka pintu, tiba-tiba beberapa orang keluar dari sebuah mobil putih yang terparkir tepat di sebelahnya lalu menyergap korban.
Korban sempat berusaha melawan ketika disergap, tetapi usahanya tak membuahkan hasil.
Korban kemudian dipaksa masuk ke mobil putih yang langsung tancap gas meninggalkan area parkir.
Diduga Kredit Fiktif Rp 13 Miliar Ditolak
Meski kepolisian belum merilis motif resmi, sejumlah informasi yang beredar mengarah pada persoalan ekonomi.
Disebutkan Dwi Hartono pernah mengajukan pinjaman senilai Rp 13 miliar ke bank tempat Ilham bekerja.
Namun, permohonan tersebut diduga tidak lolos karena dianggap sebagai kredit fiktif.
Baca juga: Jejak Digital Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Pernah Hadiri Nikahan Kaesang
Ilham Pradipta, yang disebut mengetahui kejanggalan dalam permohonan itu, menolak pengajuan pinjaman tersebut.
Dari sinilah diduga muncul rasa sakit hati yang berujung pada penyusunan rencana pembunuhan.
"Motifnya belum bisa kami sampaikan, termasuk soal pengajuan kredit senilai Rp 13 miliar," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi. (*)
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul 'MAU Jadi Bupati' Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank Sempat Ingin Maju Pilkada Tebo Jambi
Foto Visum Bagian Vital Diduga Disebarkan Dokter, Selebram Murka Somasi RS Bhayangkara |
![]() |
---|
Diduga Ada Kelalaian, Ibu Muda Akan Tempuh Jalur Hukum Usai Bayinya Meninggal Saat Persalinan |
![]() |
---|
Buntut Oknum TNI Lepas Tembakan di Polres Selayar: Pelaku Akan Diproses Secara Internal |
![]() |
---|
Viral Buah Pisang Sisa Program MBG Diolah Siswa SMA Jadi Kue Bolu |
![]() |
---|
Pesan Haru Pria 25 Tahun Sebelum Tewas Lompat ke Sungai, Malu Pulang ke Rumah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.