Harga BBM Naik

Permintaan Pertamax di Kudus Melonjak hingga 407.654 Liter

Editor: rustam aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan kendaraan mengantre di SPBU Jl. Ahmad Yani, Kudus, Senin (17/11/2014) malam.

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Permintaan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, selama November 2014 mengalami lonjakan dibandingkan dengan penjualan selama bulan sebelumnya.

Menurut Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kudus, Sofyan Dhuhri di Kudus, selama November 2014 tingkat penyaluran pertamax mencapai 407.654 liter, sedangkan bulan sebelumnya (Oktober) hanya 162.459 liter.

Sebelum kenaikan harga jual BBM jenis premium dan solar mulai 18 November 2014, kata dia, permintaan pertamax memang fluktuatif antara 133.683 liter hingga yang paling tinggi 201.407 liter.

Akan tetapi, lanjut dia, sejak kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium menjadi Rp 8.500/liter dari Rp 6.500/liter dan solar naik menjadi Rp7.500/liter dari Rp 5.500/liter secara bertahap permintaan pertamax mengalami kenaikan.

Berdasarkan data yang ada, kata dia, baru berjalan selama setengah bulan saja lonjakannya mencapai 150-an persen dibanding permintaan bulan sebelumnya.

Hal itu, lanjut dia, disebabkan karena disparitas harga jual premium bersubsidi dengan pertamax tidak terlalu jauh.

Akhirnya, kata dia, banyak penngendara roda dua yang memilih membeli pertamax karena tidak perlu antre terlalu lama.

"Masyarakat juga sudah merasakan perbedaan kualitas pertamax dibandingkan saat menggunakan premium," ujarnya, Selasa (16/12/2014).

Ia memperkirakan, permintaan pertamax pada bulan Desember 2014 akan semakin meningkat karena permintaan BBM nonsubsidi tersebut juga datang dari pemilik kendaraan roda empat.

Pengelola SPBU di Jalan Kudus-Pati Lukman Hakim mengakui, sejak kenaikan harga BBM bersubsidi pada 18 November 2014 permintaan BBM jenis pertamax memang mengalami lonjakan.

Bahkan, lanjut dia, permintaan pertamax untuk kendaraan roda dua hingga terjadi antrean.

Terjadinya lonjakan permintaan pertamax, kata dia, salah satunya disebabkan karena disparitas harga jual yang semakin pendek sehingga masyarakat, terutama pemilik kendaraan roda dua lebih memilih menggunakan bahan bakar non subsidi itu dibandingkan dengan premium.

"Hari ini (16/12) harga jualnya sebesar Rp10.300 per liter sehingga perbedaannya memang tidak terlalu jauh," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, pertamax juga dinilai lebih irit dan lebih berkualitas dibanding premium.

"Kami perkirakan permintaannya bisa meningkat hingga 200-an persen," ujarnya.

Jika sebelumnya pemesanan pertamax dilakukan dalam waktu sebulan, kata dia, kini dalam waktu sepekan sudah melakukan pemesanan kembali. (Antara)

Berita Terkini