Kisah Cristiano Ronaldo, Hampir Mati di Lapangan, Lempar Guru dengan Kursi dan Tidak Lulus Sekolah

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cristiano Ronaldo mencium trofi Liga Champions ke-11 Real Madrid.

"Aku khawatir karena ada kemungkinan dia menyerah bermain sepakbola. Tapi, pengobatan berjalan baik dan beberapa hari kemudian dia kembali latihan lagi."

"Cristiano tidak khawatir sedikit pun. Dia tidak menganggap situasi itu serius. Tapi, aku punya ketakutan besar. Setelah itu, tampaknya pengobatan memungkinkan dia untuk berlari lebih cepat!" ungkap Dolores.

Kejadian itu memang membuat Ronaldo lebih kuat dari sebelumnya. Ia tak henti-hentinya berlatih.
Di kepalanya cuma ada sepakbola.

Baginya sepakbola adalah segalanya, termasuk jalan keluar dari kemiskinan.

Lempar Kursi ke guru

Ronaldo dilahirkan dari keluarga tidak mampu. Ibunya tukang masak, sementara ayahnya tukang kebun.

Ia diberi nama Ronaldo karena ayahnya pengagum berat aktor sekaligus mantan Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan.

Masa kecil Ronaldo kurang bahagia. Ia tak punya mainan. Ia juga harus berbagi kamar tidur yang sempit bersama empat saudaranya.

Di sekolah, Ronaldo termasuk anak yang cukup populer karena jago mengolah bola.

Namun, ia dikeluarkan dari sekolahnya karena melempar kursi ke guru.

"Dia tidak menghormati saya," kata Ronaldo. Ia tersinggung karena sang guru menyindir keluarganya yang miskin.

Setelah keluar dari sekolah, Ronaldo kemudian membuat perjanjian dengan ibunya. Ia ingin fokus seratus persen di sepakbola. Dolores pun merestuinya.

Ia memulai kariernya di klub amatir, Andorinha (1993–1995). Ia lalu pindah ke Nacional (1995–1997) dan mengantar klub itu menjadi juara turnamen lokal.

Talentanya menarik perhatian pemandu bakat klub raksasa Portugal, Sporting Lisbon.

Culun dan Lugu

Halaman
1234

Berita Terkini