Memang, pada awalnya, Gabby sangat kesulitan menari dengan kondisi kaki seperti itu.
Belum lagi faktor sosial yang mengahantam jiwanya dan membuatnya sempat menjadi malu akan kondisinya saat itu.
Gadis ini terus merenung, bahkan dia juga pernah berputus asa. Hadangan bukan hanya datang dari kondisinya kala itu.
Teman-temannya merasa malu bermain dengannya. entu ini menjadi cobaan berat bagi Gabby.
Sampai akhirnya, sebuah kaki palsu diberikan padanya.
Sulit memang, ketidak cocokan ukuran dengan struktur kaki Gabby kembali menjadi hadangan.
Hingga kaki palsu itu nyaman bagi Gabby dengan adanya handuk warna putih tersebut.
Dengan kaki palsunya, Gabby bisa kembali menari.
Saat menari, Gabby tak berbeda dengan penari pada umumnya yang memiliki anggota tubuh normal.
Kini, bukan menjadi ejekan, kisah Gabby malah menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Mungkin kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi setiap orang yang memiliki tubuh sempurna. (*/tribunnewsbogor)