Jemaah Haji 2016

Kisah Kegigihan Warsini Mengumpulkan Rupiah dari Jualan Sayur Keliling Sejak 2007 yang Berbuah Manis

Penulis: yayan isro roziki
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warsini melayani pelanggan yang membeli sayur-mayur di teras rumahnya

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yayan Isro' Roziki

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Hari menjelang siang, Warsini (66) masih setia melayani pembeli, yang mengantre di depan teras rumahnya, Sabtu (27/8/2016).

Warga Gang Brojokusumo No. 45, Desa Jepang Pakis RT 02 / RW 01, Kecamatan Jati, itu sehari-hari mencari nafkah sebagai pedagang sayur keliling.

Jika masih tersisa, usai keliling kammpung, ia menggelar dagangannya di teras rumahnya yang sederhana.

Warsini merupakan satu di antara 898 calon jamaah haji asal Kudus. Ia masuk Kloter 67 yang akan berangkat dari embarkasi Solo, pada 2 September mendatang.

Disampaikan, butuh perjuangan keras agar tukang sayur keliling sepertinya dirinya bisa memenuhi hasrat menunaikan rukun Islam kelima.

Ia menyisihkan penghasilannya tiap hari untuk untuk ditabung selama hampir sepuluh tahun belakangan ini.

"Saya jualan sayur sejak 1973, mulanya jalan kaki keliling kampung. Keliling jalan kaki, saya jalani sekitar 20 tahun," cerita Warsini.

Selanjutnya, seiring perkembangan waktu, ia mampu membeli sepeda angin. Dan beberapa tahun kemudian, ia ganti menggunakan sepeda motor untuk berkeliling menjajakan dagangannya.

"Hampir setahun belakangan, saya keliling menggunakan Tossa (sepeda motor niaga beroda tiga, red). Yang nyetir anak saya kelima, Edi Kuswanto, sedang saya duduk di belakang bersama sayuran dan dagangan lain," kata dia.

Diakui Warsini, keinginan untuk menunaikan ibadah haji mulai timbul sejak suaminya meninggal pada 2004 silam.Dengan tekad bulat, memasuki tahun 2007 ia mulai menyisihkan penghasilannya sehari-hari.

"Dapatnya berapa ya separuhnya saya sisihkan, ditabung. Sisanya untuk makan sehari-hari," tutur ibu enam orang anak ini.

Tiga tahun berselang, tepatnya pada 2010, dengan didampingi anak sulungnya, Sukamto, Warsini secara resmi mendaftarkan diri untuk naik haji.

"Jadi 2010 daftar, dapat jatah berangkat 2016 ini," lanjut perempuan kelahiran 1947 itu.

Ditambahkan, selama ini ia tak pernah libur keliling berjualan sayur, kecuali sakit atau ada keperluan mendesak. Diakui, anak-anaknya sering mendesak agar ia tak berjualan tiap hari, mengingat usianya yang telah renta.

"Anak-anak sering nyuruh saya sering libur jualan, tapi saya gak mau. Saya bilang ke mereka, saya akan libur jualan saat mendekati hari pemberangkatan haji. Saya mau berangkat haji dengan uang yang saya kumpulkan sendiri, tak mau disumbang anak-anak," ujarnya.

Anak sulung Warsini, Sukamto (47), mengakui kuatnya tekad sang iu untuk naik haji. Menurut dia, sejak semual sang ibu memang menolak dibantu anak-anaknya untuk mengangsur biaya haji.

"Ibu gak mau dibantu mengangsur, dia pengen tabungan untuk haji dari hasil keringat dan jerih payahnya sendiri," tutur Kuswanto.

Tetangga yang sekaligus menjadi pelanggan Warsini, Sukmawati, mengaku turut senang Warsini bisa berangkat haji, dari hasil berjualan sayur sehari-hari. Sehari-hari, diakui, ia membeli sayur, bumbu dapur, dan laauk pauk dari Warsini.

"Tiap hari saya beli di sini. Jualannya ada ikan, sayur, bumbu dapur dan lain-lain," katanya.

Dia berharap, Warsini selamat sampai tujuan hingga kembali ke rumah, tak kurang suatu apa pun. "Kami hanya bisa mendoakan, semoga di sana ibadahnya lancar dan menjadi haji yang mabrur, selamat hingga kembali ke rumah," tuturnya. (*)

Berita Terkini