Berita Jateng
Temu Alumni Binterbusih Semarang: Refleksi, Persaudaraan, dan Kisah Kasih di Tanah Papua
Ratusan alumni binaan Yayasan Bina Teruna Bumi Cendrawasih (Binterbusih) Semarang dari berbagai daerah tampak larut
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Ratusan alumni binaan Yayasan Bina Teruna Bumi Cendrawasih (Binterbusih) Semarang dari berbagai daerah tampak larut dalam suasana hangat pada acara temu alumni yang berlangsung di Grand Candi Hotel, Semarang, Sabtu (23/8/2025).
Pertemuan ini bukan sekadar reuni. Sejak awal, panitia menegaskan bahwa acara dua hari ini adalah momen refleksi perjalanan panjang Yayasan Binterbusih dalam mendampingi generasi Papua, sekaligus peluncuran buku “Kisah Kasih di Tanah Papua” karya Paul Sudiyo.
Sekedar informasi, Yayasan Binterbusih Semarang adalah organisasi yang bergerak dibidang pendidikan, pembinaan dan pelatihan khusus putra-putri Papua di wilayah Jawa dan Bali.
Yayasan Binterbusih bekerja sama dengan beberapa pemerintah kabupaten/kota di Tanah Papua.
Turut hadir dalam kegiatan ini sejumlah tokoh tokoh penting dari tanah Papua seperti Menteri HAM, Natalius Pigai, hingga Sekda Kabupaten Maybrat, Ferdinandus Taa.
Kegiatan yang dihadiri para alumni yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia itu juga menghadirkan paduan suara Mutiara Timur Voice dari Salatiga.
Ketua Panitia, Yoseph Gebze, yang juga Bupati Merauke dalam sambutannya mengajak para alumni kembali merenungkan makna persaudaraan dan cita-cita awal yang telah ditanamkan oleh para pendiri.
“Bersaudara sejati untuk dunia. Itu doa kita bersama,” ucap Yoseph.
Ia menyinggung perjalanan panjang Binterbusih yang berawal dari langkah-langkah kecil.
Nama-nama seperti Paul Sudiyo dan Pascalis Abner disebutnya sebagai sosok yang telah menabur benih, yang kini tumbuh menjadi pohon besar.
“Kalau dulu hanya dua atau tiga orang yang duduk memikirkan masa depan Papua, maka hari ini banyak kepala hadir di sini. Pertanyaannya, apa yang bisa kita pikirkan dan lakukan bersama untuk Papua ke depan?” tegas Yoseph.
Usai Yoseph, giliran Ketua Yayasan Binterbusih, Pascalis Abner, menyampaikan sambutan.
Ia mengajak semua alumni untuk belajar dari keteladanan Paul Sudiyo, yang disebutnya sebagai figur yang menanamkan nilai kepemimpinan sejati. Di layar besar, terpampang poin-poin sederhana namun sarat makna: kepedulian, transformasi, paradigma, agen perubahan, dan karakter.
“Dari beliau, kita belajar kepedulian, keberanian melakukan transformasi, cara pandang yang baru, semangat menjadi agen perubahan, dan membangun karakter,” ujar Pascalis.
Paul Sudiyo sebagai salah satu lulusan terbaik Institut Pastoral Indonesia Malang ini pernah juga pernah diangkat sebagai pastor Paroki Katedral Jayapura sejak 1976 hingga 1979.
Silaturahmi ke Warga Babalan Demak, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Bakal Bangun Jalan, Jembatan, dan SLB |
![]() |
---|
Motoran Semarang-Demak, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Salurkan Bansos ke Warga Terdampak Rob |
![]() |
---|
Omzet Pameran UMKM Hari Jadi Ke-80 Jateng Tembus Rp 1,4 Miliar |
![]() |
---|
Job Fair Hari Jadi Ke-80 Jateng Disambut Antusiasme Pencari Kerja |
![]() |
---|
Pemprov Jateng Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran Sumur Minyak di Blora Senilai Rp 180 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.