Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Diiming-imingi Lulus Mudah, Dukun Rudakpaksa ABG di Kabupaten Semarang

"Temannya itu cerita, LP masih trauma karena pernah disetubuhi seorang dukun. Lalu saya tanya ke LP, ternyata benar," beber Masroni

Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: muslimah
Net
ILUSTRASI 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Semarang, Bondan Maruto Hening menuturkan didatangi sejumlah warga Pringapus, Selasa (25/10/2016) lalu di kantor DPRD Kabupaten Semarang, Jalan Diponegoro, Ungaran.

"Mereka mengaku warga Desa Candirejo, Pringapus. Mengeluhkan soal lambatnya penanganan kasus pelecehan seksual oleh Polres Semarang. Ada keluarga korban juga saat itu," kata Bondan saat dihubungi Tribun Jateng, Jumat (28/10/2016).

Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang itu berujar ayah korban dugaan pelecehan seksual itu bernama Masroni. Mereka datang untuk mengadukan kasus pelecehan seksual yang dialami anak perempuan Masroni, LP yang masih berusia 16 tahun.

"Mereka sudah lapor ke Polres Semarang empat bulan lalu. Laporan itu disertai bukti visum dari rumah sakit. Tetapi kok tidak ada titik terang hingga sekarang, begitu," imbuh Bondan.

Terpisah, Masroni membenarkan putrinya, LP telah menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang pria yang dikenal sebagai dukun asal Dusun Gunung Tengis, Pucung, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang.

"Kejadiannya akhir bulan Maret 2015. Saat itu anak saya masih SMP kelas tiga, mau ujian kelulusan. Ia datang ke F agar lancar mengerjakan ujian," ujar Masroni saat dihubungi Tribun Jateng melalui sambungan telepon.

Pria yang kesehariannya bekerja sebagai buruh serabutan itu menceritakan awal mula kejadian tersebut saat LP mengantar kakeknya berobat ke dukun. Saat yang sama, LP pun ditawari F iming-iming lulus SMP secara mudah.

"Ya namanya anak enggak tahu apa-apa, akhirnya nurut. Akhirnya anak saya masuk ke dalam sebuah kamar dan meminum air mineral yang disediakan F. Setelah minum air itu, anak saya pingsan, pas bangun, anak saya kaget kok celananya sudah melorot, alat vitalnya juga sakit," terang Masroni.

Kejadian itu pun terungkap pada bulan Mei 2016. Masroni menuturkan baru tahu kejadian itu dari laporan teman perempuan LP.

"Temannya itu cerita, LP masih trauma karena pernah disetubuhi seorang dukun. Lalu saya tanya ke LP, ternyata benar," beber Masroni.

Usai mendapat informasi demikian, Masroni pun mendatangi kepala dusun setempat, untuk mengadu. Mereka pun akhirnya bersepakat untuk melaporkan F ke Polres Semarang.

"Dua hari setelah melapor ke Polres Semarang, F mendatangi rumah saya dan meminta maaf. itu masih bulan Mei 2016. F ingin permasalahan diselesaikan secara kekeluargaan, serta meminta agar keluarga saya mencabut laporan di Polres Semarang. Waktu itu saya tak di rumah, yang ada hanya istri saya," kata Masroni.

"Saya tak mau kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan. Saya mau ini diselesaikan secara hukum. Anak saya masih trauma. Dia sudah kelas XI SMA sekarang," imbuhnya.

Masroni mengimbuhkan hari Selasa (25/10/2016) lalu telah mendatangi Mapolres Semarang, tetapi belum ada tindakan juga. Ia berharap, aparat kepolisian segera menuntaskan kasus pelecehan seksual oleh LP. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved